38.Dipertemukan kembali(Extra Part II)

19.2K 792 117
                                    

Vanka berjalan dengan santai di tepi jalan. Kedua tangannya mendekap sebuah buku tebal di depan dadanya. Setelah pulang kuliah, Vanka biasanya akan berjalan kaki menuju apartemennya.

Sebuah mobil mengklakson dan membuat Vanka berhenti berjalan. Mobil itu berhenti tepat di depan Vanka, mobil yang sama dengan yang dulu pernah dia tumpangi.

Kaca mobil terbuka dan menampilkan pemandangan wajah Rafa. "Yuk, gue anter. Gue tahu kalau lo sekarang tinggal di apartemen."

"Darimana lo tahu?"

"Gedung apartemen kita berseberangan."

Vanka menggeleng dan tersenyum tipis. "Makasih. Apartemen gue udah deket. Jadi, gue pengin jalan kaki aja."

Rafa melirik ke depan sekilas. "Masih jauh,Van. Buruan masuk atau gue yang turun dan nyeret lo," ancamnya.

Vanka menghela nafas dan menyerah. Alhasil, Vanka kini berada di samping Rafa yang sedang menyetir.

"Gimana kabar lo,Van?" tanya Rafa tanpa mengalihkan fokusnya ke jalanan.

"Baik. Lo?"

"Too. Gimana sama perasaan lo?"

Vanka terdiam sejenak. Dia tentu paham apa maksud sebenarnya dari pertanyaan Rafa. Tapi, ini Rafa! dia sudah terbiasa saling berbagi cerita dengannya.

"Mendingan. Gue sibuk dengan tugas kuliah. Jadi, itu cukup ngebantu gue mengalihkan pikiran." jawab Vanka jujur.

Rafa mengangguk. "Gue juga bersyukur. Dia milih ke Universitas Trisakti. Jadi, ini juga ngabantu lo."

Vanka bernafas lega. "Arsen sama Danies?"

"Yah... mereka juga pergi ke sana."

"Oh. Tapi, persahabatan kalian tetep baik-baik aja,kan?"

"Yep. Kita sering ngumpul kalau ada waktu luang," jawab Rafa mantap, "Cuman... sikap Ryan agak berbeda sekarang."

Vanka mengarahkan pandangannya ke luar jendela. Saat Rafa menyebut namanya, perasaan itu muncul kembali. Rasa nyeri di hatinya yang tidak pernah berubah sejak berpisahnya mereka. Sebenarnya Vanka sudah tidak ingin lagi membahas dan mendengar apapun tentang Ryan. Karena itu semua hanya akan menyakitinya dan membuka luka lama yang berusaha dia tutupi. Mengetahui bahwa mantannya itu tidak satu kampus dengannya saja rasanya sudah sangat cukup. Dia tidak ingin tahu apapun lagi.

Beruntung, Vanka tidak perlu menyahut karena mobil Rafa sudah berhenti di depan apartemennya.

Vanka membuka pintu mobil. "Makasih,Raf."

Tanpa menunggu jawaban, Vanka beranjak keluar mobil dan langsung berjalan menuju apartemennya yang berada di lantai lima. Dia memang tinggal di apartemen sekarang sampai nanti lulus kuliah. Apartemen tersebut berjarak 1 Km dengan kampus UI. Berhubung kampus UI di Depok, lumayan jauh dengan rumahnya yang di Jakarta, orangtua Vanka memutuskan bahwa dia sebaiknya tinggal di apartemen, karena keterbatasan transportasi. Hitung-hitung untuk membuat Vanka menjadi lebih mandiri. Vanka sendiri merasa tidak keberatan, dia memang ingin belajar mandiri.

Vanka mengeluarkan kunci apartemennya dari dalam tasnya, baru saja dia hendak memasukan kuncinya ke dalam lubang kunci pada pintu, seseorang mengejutkannya dan membuat Vanka tanpa sengaja menjatuhkan kuncinya.

"Hai," sapa orang itu.

Vanka membungkuk untuk memungut kuncinya kemudian mendongak, matanya sedikit membulat melihat laki-laki itu berdiri di depan pintu apartemen yang ada di sebelahnya. Orang itu tak lain adalah Nathan.

"Kamu? Kok bisa di sini?" tanya Vanka heran sekaligus terkejut.

Bukannya menjawab, laki-laki itu malah berkomentar, "Aku bisa memaklumi keterkejutan kamu."

#1 Only You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang