10

1.5K 109 7
                                    

Jadilah pembaca yang berkepripembacaan dengan mensuport lewat vote dan koment.

.

.

.

.

Hari ini adalah hari dimana semua orang sedang sibuk mempersiapkan pernikahan dirinya dan juga Daren, yang akan berlangsung sore ini hingga malam pesta puncaknya.

Ayah dan ibunya telah datang dan awalnya mereka marah, namun, akhirnya mereka bisa mengerti semua. Hari ini juga katanya semua kerabat yang diundang akan sampe, tak banyak hanya keluarga dekat dari kedua belah pihak saja.

Dan hingga hari ini pula, Daren mencueki dirinya. Terkadang mereka pas-pasan dijalan, namun Daren lebih dulu menghindar. Entah kenapa, Keysha jadi semakin ragu dengan semuanya. Bagaimanapun ia ingin menikah satu kali saja.

"Key..."

"Eh, bu"

Rosa mendekati putrinya, mengelus rambut Keysha dengan lembut

"Ibu hanya berharap yang terbaik untuk kamu"

"Terimakasih bu" Keysha tersenyum membalas

"Nurut ya sama suamimu nanti, jaga perasaan dia. Layani dengan baik"

Keysha tersenyum saja

Rosa memeluk Keysha, tak rela rasanya putri kecilnya sekarang akan menjadi istri seseorang.

"Abangmu maksa ibu sama ayah untuk bawa kamu pulang tinggal bareng kita setelah nikah" Rosa mengurai pelukannya

"Tapi, ibu tolak, karena kamu sudah punya suami, udah jadi istri orang, kata ibu" Rosa terkekeh

"Terus?"

"Abangmu bilang lagi, katanya, kamu masih kecil belum 17 tahun, jadi ditunda aja nikahnya"

Keysha tersenyum

"Ibu bilang lagi, buktinya penghulunya aja mau nikahin, kenapa kamu yang gak ngebolehin?"

"Dia marah deh sekarang sama ibu, kalo sempet, izin dulu ya sama abangmu nanti"

"Key udah izin kok dari kemarin-kemarin"

"Yah, izin lagi, nanti dia malah marah terus sama ibu"

"Iya, iya, nanti Key samperin abang"

"Adelyn gak datang Key? Ibu denger-denger katanya Daren itu sodara jauhnya Adelyn ya?"

"Adelyn dateng bu, tapi katanya dia nunggu Deon dulu, iya, sodara jauhnya Daren"

"Lisha?"

"Lishanya masih liburan, waktu aku kabarin dia mau pulang sebenernya tapi gak dapet tiket dia"

Rosa menggangguk mengerti, "Daren dari tadi gak kelihatan lho Key"

Keysha mengernyit, ia dari tadi didalam kamar jadi wajar jika tak melihat Daren, namun ibunya sedari tadi sibuk bersama tante Anya, masa gak ngelihat Daren?

"Tante Anya juga tadi nyariin"

"Dikamarnya kali bu"

"Mungkin ya"

"Ayo, makan dulu" Rosa mengajak Keysha turun

"Nanti aku nyusul"

Rosa berjalan meninggalkan Keysha. Seperginya Rosa, Keysha terfikir kembali tentang Daren yang tak tampak hari ini. Ia melihat arloji yang menunjukkan pukul 11.23 , kemana lelaki itu?

Keysha melihat kearah kebun dari balkon tempatnya berdiri. Indah sekali rasanya. Beberapa menit hanyut dalam fikirannya, Keysha memutuskan untuk turun. Ia menatap vila yang telah hampir selesai dihiasi. Ia duduk pada meja makan dan meraih roti yang telah diolesi coklat. Ia menyantapnya sembari melihat kesekitar yang ramai, namun tak tampak Daren.

Keysha meraih piring dan memasuki dua roti diatasnya dan satu gelas air putih dan satu gelas susu, menaruhnya pada nampan dan memutuskan untuk mencari Daren. Lelaki itu belum makan dari malem tadi. Tujuan pertama Keysha ialah kamar Daren, bukan bermaksud tak lancang hanya saja saat Keysha mengetuk ternyata pintu Daren tak terkunci, alhasil ia masuk saja

Keysha menatap kamar Daren yang kosong, tapi, ia mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi dan benar, tak lama Daren keluar dari sana. Daren tampak terkejut melihat Keysha yang duduk ditepi ranjangnya sembari membawa nampan ditangannya

"Ren, lo belum makan dari tadi, gue, bawain lo sarapan, setidaknya perut lo gak kosong-kosong bener" ujar Keysha mendekat pada Daren yang duduk disofa.

Ia menaruh nampan itu diatas meja dan duduk dihadapan Daren, menatap lelaki itu yang tak menatapnya sama sekali

"Lo kenapa sih?"

"Gak usah repot-repot kali, gak usah sok peduli juga" ketus Daren

"Apaan sih Ren, kok lo ngomongnya gitu?"

"Gitu gimana?" Tanya Daren menatap Keysha tajam

"Ada apa sih Ren? Lo marah karena kita bakal nikah? Gue juga gak papa kalo lo mau batalin nikahnya"

"Lo kali yang gak mau nikah sama gue"

Keysha menghela nafasnya "kalo gue gak mau, gue gak bakal berusaha buat Abi ngerti, nerima kekecewaan ibu sama ayah, lo fikir gue gak mau juga? Lo fikir enak ngelihat tatapan kekecewaan mereka? Heh? Tapi gue terima kan? Itu yang lo bilang gue gak mau?"

"Kenapa selalu Abi? Kalo dia abang lo, seharusnya gak perlu sampe segitunya buat bikin dia ngerti, gak usah pake pelukan-pelukan segala, ciuman lagi" Daren membuang mukanya menatap kearah lain

"Karena lo anak satu-satunya Ren, lo gak pernah ngerasain punya Abang atau mungkin adek, Abi begitu karena gue masih kecil dan gue mau nikah, nikah bukan mainan Ren, gue gak bakal lagi bisa tiap hari ketemu dia, berantem sama dia, manja-manjaan sama dia, karena setelah nikah gue bakal hidup bareng lo, nurut sama lo, karena lo suami gue"

"Tapi lo gak pernah nganggep gue calon suami lo, Key"

"Lo maunya apa sih?"

"Gue tahu lo gak suka sama gue, lo terpaksa dengan semua ini, tapi gue gak tahu kenapa gue gak suka lihat lo dicium sama Abi"

"Abi abang gue Ren"

"Lo merasa wajar, saat kalian udah sama-sama dewasa, seorang abang cium adik perempuannya? Oke kalo dipipi, tapi ini, dia nyium bibir lo"

Keysha mengernyit, ia diam. Tak mengerti lagi kenapa Daren menjadi seperti ini,

"Terserah apa yang ada difikiran lo, yang jelas masih ada waktu buat mutusin semuanya, gue gak mau pernikahan ini berujung perpisahan karena gue dan elonya gak nyambung, gue mau berusaha buat suka sama lo dan nerima semua kekurangan dan kelebihan lo, tapi, kalo lo masih sayang sama tunangan lo yang dulu itu, lo masih bisa balik sama dia"

"Lo gak ngerti juga?"

"Lo yang gak ngertiin gue Ren"

"Kalo gue bilang, gue cemburu sama Abi, lo bakalan percaya?"

Keysha mengernyit "gak ada yang bisa gue percaya, cemburu itu buat seseorang yang mencintai, sedangkan lo cinta sama tunangan lo kan?"

"Kalo gue bilang lagi, gue mulai suka sama lo, gimana?"

Keysha mengernyit, terkejut.
Jantungnya seperti mau copot, lalu ia menatap Daren

"Gue harus percaya atau enggak?"

"Ah, udahlah Key, lo gak bakal ngerti juga" Daren meraih satu roti dan berjalan menuju balkon.

Keysha terdiam ditempat, ia memegang jantungnya, apakah benar Daren mulai menyukainya? Daren cemburu dengan Abi karena mencium bibirnya? Tapi, dari mana Daren tahu? Daren menguntiti dirinya?

...

Lanjut? tergantung vote dan viewers

By Accident[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang