29

979 64 0
                                    

Jadilah pembaca yang berkepripembacaan dengan mensuport lewat vote dan koment.

.

.

.

.

Pada akhirnya, cerita kita akan bermuara pada dua kemungkinan, bersama atau berpisah.

Keduanya sama-sama pilihan, tidak ada yang memaksamu untuk tinggal tapi kau harus juga berfikir bahwa mengapa saya harus menetap.

Hidup adalah apa yang terjadi hari ini. Kamu bisa datang lalu pergi sesukanya, kamu bisa bernapas dengan mudahnya, kamu bisa berencana seindah-indahnya. Tapi, dibalik semua kenikmatan itu, kamu tidak bisa bahagia semaunya.

Tahu mengapa?

Sebab akan ada hari dimana kamu akan pergi untuk selama-lamanya.

Cika, tangisan dan kepergian
...

Tadi malam, Daren menjawab telfon dari seorang ayah yang baru saja kehilangan putri kesayangannya. Daren merasa dadanya sesak mendengar isak tangis yang terhubung melalui benda pipih miliknya.

Padahal baru pulang, Daren terpaksa memakai kembali sepatunya tanpa mandi dan bergegas kembali menuju rumah sakit, untuk melihat dia yang pernah ada dihidupnya selama 3 tahun yang telah berpulang.

Jalanan mendadak sepi, entah Daren yang mengelak kendaraan dengan lihai atau mungkin mobilnya baru saja berubah menjadi ambulance, angin malam menjadi panas menusuk retina matanya, perih, namun kenapa hujan yang turun?

Daren berlari dengan tergesah, ia menerobos bahu siapa saja yang menghalangi langkahnya, lelaki yang belum mandi itu tiba diruangan dia yang menutup mata rapat.
Daren mengeluarkan ponselnya memeriksa notif yang masuk Lalu mengabaikannya, Daren kembali menatap pintu kaca itu dan dengan gemetar, Daren membuka pintu yang dingin itu.

Isak tangis menggema, Daren membeku di tempat, air hujan kembali jatuh melalui matanya.

"Daren.....nakk....nak Daren.....dia pulanggg"

Daren tidak bisa berdiri rasanya, ia merosot kelantai menyender pada pintu dan melamun.

Esok paginya Cika dimakamkan, tanpa halangan semua proses berjalan  dengan lancar, sekarang sedikit membaik, sebab hujan hanya tinggal geremis

"Om...."

Berlin merangkul Daren sembari tersenyum.

Begitulah hari itu berakhir, Daren selalu hadir disetiap malam untuk takzia dirumah Cika, Daren selalu menemani Berlin papa Cika yang selalu meminta Daren untuk berkunjung kerumahnya.

DUA MINGGU SETELAH KEPERGIAN CIKA

Daren menatap ponselnya, dua minggu tidak mengaktifkan ponsel mampu membuat ponselnya seperti kejang-kejang rupanya.

Daren terkekeh sendiri mendengar notif yang masuk. Lalu tak lama ia mengernyit dan sedikit menokok kepalanya dengan segera ia membuka laman chatroomnya

Ia mencari nama seseorang disana dan menekan tombol panggil setelah melihat pesan yang sudah banyak masuk itu

Keysha

P

Daren, kita semua pindah ke Bandung.

Dar

Ren....

Woeeee?

Gue di mbl nih":(

Mau kebandara

Kali aj lo ad niatan nysul

Ren....

Lg jgain Cika ya?

Yahh, udah nymp bndara

Cpt bener deh

Bye Ren

Msi ad niatan mau nikahin gue gk?;

Gk deng, candaaaa....

Dah, mau brngkt nih

Goodbye Ren

Ngsh tau aj

Kok nysk sih?

Sometime we need say goodbye to say hello, right?

Iyain aja Ren, biar cpt

GOODBYE
Kek mau prgi kmna aj ya gue":(

Hhhe

Kli ini bneran Ren, bye.

Daren terdiam membaca notif dari Keysha, ia teringat saat dirinya mengabaikan notif Keysha malam itu, ia terdiam ditempat, pantas saja Abi tidak kelihatan di hari Cika pergi hingga dua minggu berlalu.
Daren juga tidak masuk kampus karena ia ingin menemani papa Cika yang masih terpukul.

Daren menghubungi Keysha, entahlah ia merasa ada yang hilang dan ia butuh Keysha, berdering, namun tak kunjung diangkat.

Daren berdecak sebal, ia terus menghubungi Keysha untuk yang kesekian, namun, nihil, lagi-lagi wanita itu tak menjawab telfonnya.

"Renn...."

Daren menoleh, mamanya masuk kedalam kamar dengan membawa makanan

"Makan dulu yuk, kamu belum makan lho malem tadi"

"Keysha pindah ma?"

"Gak tahu mama"  mama Daren menaruh nampan yang berisi makanan diatas kasur Daren lalu berlalu pergi.

Daren berdecak sebal, ia menghubungi Abi kali ini, sambungan terhubung

"Halo?"

"Woiii, Abi? Halooo?"

Daren berteriak heboh,

"Apasih? Siapa? Ganggu tahu" bentak Abi dari ujung sana

"Keysha mana?"

"Oh, elo!"

"Keysha mana!"

"Tidur"

"Sama lo?"

"Iya"

"Anjirrr, najis lo ahhh!" Daren mengepalkan tangannya lalu mengubah panggilan menjadi panggilan vidio.

"Mana Keyshanya?" Tanya Daren saat gambar Abi muncul dilayar dengan dada yang polos tanpa menggenakan baju

Abi mengubah posisinya dari duduk menjadi tidur dan mendekati kepalanya pada kepala Keysha yang sedang tertidur.

Daren menggigit bibirnya melihat hal itu, apalagi ditambah Abi yang sengaja mencium kepala Keysha

"Anjing! Jangan sentuh bibirnya, goblok lo!" Daren geram kala Abi ingin mencium bibir Keysha

Abi tersenyum lalu ia mencium bibir Keysha sekilas, taklama Keysha bangun samar-samar lalu memeluk Abi dan menyembunyikan kepalanya pada dada Abi.

"Bangsat! Gue kebandung sekarang, kirimin alamat!"

Daren mematikan panggilan dan bergegas memasuki kamar mandi untuk bersiap, karena ia akan memberi pelajaran  untuk Abi yang laknat itu.

...

By Accident[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang