12

1.3K 74 0
                                    

Jadilah pembaca yang berkepripembacaan dengan mensuport lewat vote dan koment.

.

.

.

.

Keysha meregangkan tubuhnya yang lelah sekali, karena acara puncak pesta yang baru saja selesai, Keysha menghela nafasnya, menatap kearah luar balkon yang menampakan indahnya pemandangan vila ini. Dan esok dia harus pergi, benar - benar pergi.

Pergi dari semua hal yang terjadi disini, meninggalkan semua yang telah terjadi ditempat ini menjadi kenangan. Hanya sekedar kenangan yang bebas untuk dikenang, bahkan bisa dibawa dalam ingatan.

Daren mendekati Keysha, ia baru saja selesai membersihkan badan. Berdiri disamping gadis itu sembari memasukkan kedua tangannya kedalam hoodie yang ia kenakan.

"Vilanya bagus"

"Tahu"

Keysha menoleh menatap Daren

"Kenapa sih?"

Daren menoleh, lalu mengerutkan dahinya dengan satu alis yang terangkat seolah tak mengerti arah pembicaraan Keysha. Padahal, Daren mengerti semuanya.

Orang pintar tak boleh sombong bukan?

"Ren, ayolah!"

"Kemana?"

"Kuburan! Gih! Sana!" Keysha berucap dengan nada tinggi, lalu membuang muka menghadap depan kembali

Keysha tak tahu apa yang sebenarnya yang terjadi pada Daren, setelah Daren dan dirinya beradu cekcok pada hari itu disaat dirinya mengantar sarapan untuk lelaki itu, hingga hari ini, Daren tak kunjung membaik.

Hanya pada saat pesta tadi, Daren mengajaknya berdansa, Keysha berfikir jika lelaki itu sudah tak marah lagi, sebenarnya, Keysha juga tak mengerti, apakah Daren marah, atau bisa dibilang cemburu dengan Abi? Tapi, bukankah cemburu untuk orang yang mencintai? Dan bukankah, cinta Daren masih terjebak pada Cika?

Keysha menghela nafas kembali, rasanya semua menjadi aneh seperti ini. Ditambah lagi, dirinya dan Daren untuk yang kedua kalinya harus tidur satu kamar, dengan situasi yang berbeda.

Jika pada malam itu terjadi accident dirinya dan Daren tidur satu ranjang dan saling memeluk, itu hanya lah sebuah kejadian yang tak pernah terfikirkan sebelumnya, Keysha ketakutan dan Daren menolongnya, hanya sebuah kejadian timbal balik, namun mengubah semuanya.

Bahkan mengubah situasi malam ini, dirinya harus tidur bersama Daren dalam keadaan canggung karena keduanya sama-sama sadar.

Sadar jika Daren adalah lelaki normal, dan Keysha juga perempuan yang punya masa depan.

"Ren?"

Daren menoleh, "hm?"

"Lo gak tidur dikasur?" Tanya Keysha saat Daren justru berjalan menuju sofa yang berada di kamar itu

"Gue gak jamin apa-apa kalo kita tidur satu ranjang"

"Tapi, sofanya kecil, gak bakal muat badan lo, nanti lo pegel-pegel"

"Terus? Lo mau gue tidur bareng lo?"

"Eh, gak gitu juga sih"

"Yaudah, diem, gue ngantuk"

Keysha menatap Daren yang memejamkan matanya. Keysha turun dari atas ranjang dan mengambil selimut dan juga bantal. membentangnya diatas lantai disamping sisi kanan ranjang, lalu Keysha membaringkan tubuhnya disana. Perlahan Keysha memejamkan matanya dan berlabuh dalam dunia mimpi.

Keysha hanya sadar diri saja, Daren adalah tuan rumah disini, tidak enak jika dirinya tidur diranjang empuk sementara Daren tidur pada sofa kecil.

Daren membuka matanya dan mengubah badannya menjadi duduk saat ia menoleh keatas ranjang tak ada Keysha. Daren berdiri dan mendekati ranjang dan Daren terdiam saat menatap Keysha yang tengah pulas tidur diatas lantai yang hanya dibaluti selimut saja.

Daren menghela nafasnya kasar, lalu dirinya berjalan kesisi kiri ranjang, mengambil bantal yang tersisa diatas ranjang dan menjatuhkan badannya diatas lantai dan melanjutkan tidurnya kembali.

...

"Kalian harus tidur satu kamar malam ini"

"Lho, kenapa? Gak! Kesyha gak boleh tidur sama Daren" balas Abi menatap Anya

"Abi, tante mohon sama kamu"

"Tante, mereka gak ada hubungan apa-apa, gak ada ikatan, dan gak ada yang bisa mastiin Daren gak bakal apa-apain Keysha"

"Saya jamin tentang hal itu" Armi menatap Abi

"Abi! Sudahlah" Rosa mencoba membuat pengertian untuk Abi.

Daren hanya diam saja, sembari bersedekap dan menatap Abi tajam. Keysha menunduk, terseralah, semua orang terlalu banyak biacara hari ini.

Romi memegang pundak putranya, Abi menunduk dan bungkam. Setelah acara semua saudara Daren yang diundang masih berada di vila sebagian dan Daren dan Keysha terpaksa untuk tidur satu kamar malam ini.

Karena untuk mengelabuhi tentang hubungan Daren dan Keysha sebenarnya.

Jika mereka berdua, tidak menikah.

Abi mengatur semuanya.

Dengan alasan tertentu,

Dan berhasil,

Rencana pertamanya,

Apa selanjutnya ?

...

"Kita mau makan bentar gak?"

Keysha menoleh, menatap Daren. Lalu ia mengangguk. Daren menepikan mobilnya, memarkirkan di depan salah satu cafe di kota.

Seperti yang telah di targetkan jika hari ini, mereka pulang kekota. Meninggalkan Vila, Daren dan Keysha satu mobil karena tidak mungkin Keysha dan Daren berpisah di depan keluarga Daren yang juga turut pulang bersama mereka.

"Pesen apa?" Daren menatap Keysha Datar, setelahnya ia menatap buku menu kembali

"Em, terserah deh"

"Nasi kerangnya dua, sama es jeruknya dua"

"Eh, mbak, chocho oreo aja ya, satu"

Pelayan itu tersenyum mengangguk dan mengulang pesanan mereka lalu berlalu

"Ren?"

"Lo marah ya sama gue?"

"Gak"

"Gak salah lagi ya?"

"Lo kenapa sih?"

Keysha diam, Daren menatap Keysha kesal. Setelahnya ia menghela nafasnya kasar

"Sorry" ucap Daren

"Daren?"

...

By Accident[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang