17

865 63 0
                                    

Jadilah pembaca yang berkepripembacaan dengan mensuport lewat vote dan koment.

.

.

.

.

"Ren gue serius lho, kalo lo mau pulang gak papa"

"Ngusir nih?"

"Bukan gitu, udah mau magrib soalnya, mama lo takut nyariin entar"

"Gue udah sms mama kok"

"Lo mau makan gak?"

"Nah, ini yang gue tunggu tawaran dari lho, bukan malah nyuruh gue pulang"

"Yaudah, mau makan apa?"

"Makan lo boleh gak sih?"

Keysha melototi Daren "kalo lo mau mati gak papa"

"Gak papa kok gue mati demi lo"

Keysha berdiri dan berdecak sebal meninggalkan Daren sendirian di ruang tamu. Ia berlalu menuju dapur, Daren terkekeh dan meraih ponselnya , membuka kolom notif hingga ia menemukan sebuah pesan dari nomor yang tak dikenal. Daren membuka notif itu dan mengernyit
Membaca pesan itu

Ren, pulang, papa sesak nafas, mama pake nomor tante Rin. Langsung kerumah sakit tempat papanya Cika, ya.

Daren meraih kunci mobilnya langsung dan berlari menuju dapur, mendekati Keysha yang sedang membuat susu hangat, Daren memeluk Keysha dari belakang dan mencium kepala gadis itu sekilas

"Maaf gak bisa nemenin" Keysha membeku dengan apa yang Daren lakukan barusan. Lalu ia tersadar dan mengejar langkah Daren

"Ren, mau kemana?" Keysha berteriak karena Daren telah didalam mobil, Keysha berlari mendekati mobil Daren yang sedang mundur dan masuk kedalam mobil itu

"Key, gue buru-buru banget ini"

"Lo mau kemana sih?"

"Diem ahk, turun gih, gue mau pergi"

Keysha mengernyit "gue ikut deh"

"Astaga Key, udah malem ini" Daren mengacak rambutnya kesal

"Gue ma----"

"TURUN CEPET!!!" potong Daren menatap Keysha tajam. Keysha terdiam dan ia memegang pintu mobil untuk membukanya namun, Daren menguncinya lebih dulu dan menjalankan mobilnya.

Keysha menatap kearah jendela, ia masih syok dengan bentakan Daren. Daren hanya diam saja selama diperjalanan dirinya hanya fokus kepada papanya sekarang.

Daren memarkirkan mobilnya dengan sempurna, membuka seatbeltnya dan membuka pintu mobil. Keysha diam ditempat mematung.

"Ayok" Daren membuka pintu untuk Keysha, namun Keysha hanya menatap lurus saja, Daren menghela nafasnya, menarik lengan gadis itu untuk turun dari mobil dan menarik lengannya agar mengikuti langkahnya.

"Mbak, pasien atas nama Armi dikamar nomor berapa ya?"

"Sebentar ya mas" Daren mengangguk sebagai jawaban, tangannya masih terus menggenggam tangan Keysha. Keysha menatap Daren seketika kala Daren menyebut nama Armi

"Ruang VVIP 1 lantai 2 mas"

"Makasih mbak" Daren kembali menuntun Keysha lewat tarikan tangannya pada genggaman tangan mereka

"Ma..." genggaman Daren terlepas dan Keysha menatap Anya dan juga Armi yang terbaring di kasur

"Key..."

"Tan..." Keysha dibekap Anya, Keysha membalas pelukan Anya

"Kenapa tan?"

"Mama dong" Keysha kikuk

"Em, ma"

"Papa Daren sesak nafas sewaktu pulang kerja tadi"

Keysha menatap Daren yang sedang berbicara dengan Armi, Anya menarik lengan Keysha mendekati ranjang rumah sakit tempat Armi berada dan juga Daren

"Om, cepet sembuh ya, maaf Key gak bawa apa-apa"

Armi menatap Keysha "lho Key, kok bisa sama Daren?"

"Eh, tadi, Daren nemenin Key dirumah, terus Key maksa ikut Daren kesini, tapi Key gak tahu kalo om masuk rumah sakit"

"Oh, gitu"

"Om udah mendingan?"

"Udah, biasalah Key, orang tua, sesak nafas doang om tadi, belum hilang nafas kok" canda Armi

Keysha terkekeh, "Key tidur sini aja, mau?"

Keysha menoleh pada Anya

"Gak deh ma, Keysha nanti Daren anter pulang aja, besok dia mau kuliah"

Keysha menatap Daren "ehm, gak papa, gak papa kok Ren" Keysha menatap Daren sekilas lalu menatap Anya kembali "Key, tidur disini aja malem ini"

Daren menatap Keysha "lo yakin?"

"He'eh"

"Yaudah" Daren meraih buah jeruk diatas nakas dan mengupasnya lalu memakannya. Keysha berjalan mendekati Anya dan duduk disampingnya dan bermain ponsel

"Ren, kapan mau gantiin papa ngurus perusahaan?"

"Paaa, aku mau kuliah dulu"

"Kan bisa ambil jadwal sabtu minggu Ren"

"Ahh, gini nih, papa mah"

"Papa udah tua lho, sakit-sakitan gini, kalo papa kerja terus,kamu nikah tanpa papa nanti?"

"Papa tuh gitu lah terus, ngancem mulu" Daren mengunyah jeruk terakhirnya


...

Keysha bersedekap menatap taman yang gelap, ia baru saja selesai menghubungi Abi untuk memberitahu keberadaan dirinya, yah, walau Abi tak peduli juga.

Keysha menghela nafas, lalu menoleh kekirinya sejenak, mengernyit dan seketika berdiri, semakin memastikan apa yang ia lihat benar adanya. Keysha menghidupkan ponselnya dan menaruhnya ke telinganya.

"Lo dimana?"

"..."

"Ohh, yaudah"

Keysha menatap sinis  seorang cowok yang sedang mengelus rambut ceweknya disamping mobil putih, parkiran rumah sakit, kira-kira hanya 5 meter dari tempatnya berdiri.

"Key?"
Pundaknya disentuh seseorang. Keysha menoleh, "eh, kenapa?"

"Cari makan mau?"

"Yaudah yuk"

Mereka berjalanan beriringan menuju mobil Daren. Dengan keadaan hati Keysha yang tak tentu sekarang.

...

By Accident[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang