28

905 53 4
                                    

Jadilah pembaca yang berkepripembacaan dengan mensuport lewat vote dan koment.

.

.

.

.

"Halo, Cika"

Daren memajukan kursinya dan mendekati ranjang tempat gadis itu terbaring. Daren menatap wajah Cika yang sedang menutup matanya.

"Maafin gue ya Cik" Daren berbicara sendiri

"Gue udah jahat banget sama lo, maaf banget kalo omongan gue bikin lo sakit hati"  Daren menghela nafas

"Nak..Daren?" Daren teralih

"Om"  Daren menyalimi papa Cika

"Kalo gitu aku tunggu diluar dulu deh"

"Eh, gak usah, om cuma mau ngecek infusnya aja kok"

Daren mengangguk lalu kembali duduk.

"Gimana kuliahmu Ren?"

"Baik, om"

"Mama, papamu? Baik juga dong ya?"

Daren tersenyum "alhamdulillah" ujarnya

Papa Cika tersenyum menanggapi, lalu Daren melihat om Berlin menatap Cika dengan sedih

"Dia suka banget nutup mata"

Daren tersenyum kaku, bingung mau balas apa.

"Rambutnya sekarang udah pendek Ren, gak panjang lagi"

Daren bergerak mendekati Berlin dan merangkulnya "dulu, Cika gak mau banget dipotong rambutnya, sampe mamanya Cika marah-marah karena rambutnya Cika udah panjang banget dan gak keurus"

"Sekarang justru Cika gak bisa untuk nolak, dia kehilangan rambutnya" Berlin tampak mengelus kepala Cika "kamu kuat ya nak, papa tahu Cika kuat, apalagi ada Daren kan nemenin kamu"

Daren tersenyum tipis, Berlin menepuk bahu Daren "Cika drop banget saat tahu dia kena penyakit ini, dia milih buat ninggalin kamu karena dia tahu dia gak punya banyak waktu untuk hidup, tapi, om tahu banget setiap malem Cika selalu nangis dikamarnya, om pengen sekali nemuin kamu saat itu tapi Cika ngelarang, katanya kamu udah nikah sampe akhirnya om ketemu Abi, om berharap kalo Abi bisa buat Cika lupain kamu, tapi nampaknya enggak, Cika tetap cinta kamu, Ren.....om denger katanya kamu belum punya nikah dan belum punya pacar sekarang?"

Daren mngernyit "ehk.....kenapa ya om?"

"Tolong selalu ada didekat Cika ya, Cika butuh kamu dihidupnya"

Berlin memegang bahu Daren, Daren tertegun.
"Om pergi dulu ya" Daren mengangguk dan Berlin pergi meninggalkan ruangan.

...

"Iya, gue mau pamit dulu sama Daren"

Keysha mematikan ponselnya dan memegang ganggang pintu namun ia mengernyit kala melihat ada papa Keysha bersama Daren, Keysha membuka pintu dengan pelan namun tersadar jika ruangan Cika tidak boleh lebih dari dua orang, Keysha mengurungkan niatnya dan ingin menutup pintu kembali

Namun, Keysha tertegun dengan apa yang papa Cika katakan

"Cika drop banget saat tahu dia kena penyakit ini, dia milih buat ninggalin kamu karena dia tahu dia gak punya banyak waktu untuk hidup, tapi, om tahu banget setiap malem Cika selalu nangis dikamarnya, om pengen sekali nemuin kamu saat itu tapi Cika ngelarang, katanya kamu udah nikah sampe akhirnya om ketemu Abi, om berharap kalo Abi bisa buat Cika lupain kamu, tapi nampaknya enggak, Cika tetap cinta kamu, Ren.....om denger katanya kamu belum  nikah dan belum punya pacar sekarang?"

"ehk.....kenapa ya om?" Daren membalas

"Tolong selalu ada didekat Cika ya, Cika butuh kamu dihidupnya"  lanjut papa Cika.

Keysha meneguk salivanya, kenapa ia merasa terganggu dengan obrolan Daren dan papa Cika. Dengan buru-buru Keysha menutup pintu dan pergi, ia mengurungkan niatnya untuk pamit.

Keysha menyusuri koridor rumah sakit yang ramai, ia masih teringat-ingat dengan permintaan papa Cika pada Daren, dan Keysha merasa hatinya sakit, udara disekitarnya menipis susah untuk dihirup.

"Keysha..."

Keysha mendongak, lalu mengernyit

"Alfi?"

"Haiii, apa kabar lo?"

Keysha tersenyum "baik, ngapain lo disini?"

"Biasa, ngontrol"

Keysha mengangguk mengerti

"Lo...sibuk gak?"

"Ha? Enggak si, kenapa?"

"Nongkrong, mau?"

Keysha menggigit bibir bawahnya berfikir "emm, sebenernya gue udah ada janji sama orang di cafe deket simpang tiga sana, sama Adelyn sama Lisa juga, soalnya Lisa baru pulang ke indo jadi temu kangen gitu lah"

Alfi mengangguk "yaudah lah, ehh, minta nomor lo dong, gue ganti nomor soalnya" Keysha tertegun lalu tak lama ia mengambil ponsel Alfi dan  ia mengetik nomornya pada ponsel Alfi.

"Thanks Key, oh iya, mau nebeng gak? Gue mau pulang nih, lewat kok cafe tempat janjian lo"

Keysha menatap ponselnya yang kembali bergetar dan melihat banyaknya notif dari Adelyn dan juga group mereka

Keysha menatap Alfi "Yaudah deh, gak ngerepotin kan?"

Alfi terkekeh "gak lah, masih canggung aja lo sama gue, mantan emang susah dilupain ya?" Alfi terkekeh

Keysha tersenyum kaku dan berjalan beriringan dengan Alfi.

Bertemu mantan, memang benar secanggung ini ternyata.

.....

By Accident[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang