☆BAB 4: Dokter Nizam?☆

4.1K 279 7
                                    


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Kesalahan pahaman itu membuat hancur segalanya. Memberi luka pada hati yang tak seharusnya menerima itu, membuat rasa tulus seseorang terabaikan dan menjadikan gadis itu bersalah, padahal dia tidak tahu menahu tentang ini, dia hanya sedang dipermainkan oleh takdir sekali lagi, dan sayangnya perasaannya tetap sama; menyaksikan orang terkasihnya menderita dalam kumparan takdir bersamanya."

****

Selesai membersihkan tubuhku dan berganti baju, aku langsung membaringkan tubuhku yang rasanya sudah remuk itu di kasur. Lelah sekali jika mendapatkan shift malam, itu artinya waktu tidurku harus terambil.

Mataku hampir saja tertutup saat tiba-tiba aku teringat Aiza. Apakah dia sudah sampai sekarang?

Aku mengambil ponselku yang masih berada di tas. Kulihat batreinya tinggal lima persen lagi, dengan malas ku ambil chargeran dan mulai mengisi daya ponselku sambil mengirimkan pesan pada Aiza.

Kalo Mas Dion tahu aku main hape sambil tiduran di kasur plus dengan posisi ponsel yang dicharger, aku pasti akan kena omelannya. Kata Mas Dion itu berbahaya, teman ceweknya dulu sempat jadi korban ledakan ponsel yang diamainkan dengan keadaan dicharger di kasur, ya sepertiku ini. Tetapi sayangnya Mas Dion punya adik keras kepala sepertiku, mau diomelin seberapa panjang pun dibodo amatin.

Seperti Aiza yang terus melarangku menjadi mak comblangnya aku tetap berusaha membuat mereka dekat. Mereka pasangan serasi, Dokter Nizam seorang dokter yang cerdas dan tampan juga beriman disandingkan dengan Aiza yang cantik dan solehah.

Kalo mereka nikah bisa jadi hari patah hati serumah sakit, iya kan?

Me:
Ciyee yang lagi dianterin pulang sama calon imam idaman
❤️ selalu jaga mata dan hati ya, Ai. Jangan ke bawa napsu setan😂.

Aku seperti dapat mendengar suara menolog hati Aiza saat membaca pesanku ini 'Iya setannya kamu, Sha!'

Aku tertawa jahat, tak terasa tawaku yang semula hanya dalam pikiran keluar nyata dan nyaring membuat suara bass milik Mas Dion menggema. "Cewek kok ketawanya ngekek gitu, Sha?"

"Heheh maaf Mas, abisnya ini Aiza lucu banget deh. "

"Alah alasan, "cibir Mas Dion yang masih jelas ku dengar walaupun dia mengatakannya di kamarnya." Mending kamu keluar deh, bikinin minuman buat tamu mas. "

Hah? Mas Dion ada tamu? Ah, pasti dokter Nizam." Dokter Nizam ya Mas? "

"Kok tahu kamu dek? "ucapnya dengan nada yang jahil," jangan-jangan kamu udah lama mengharapkan kedatangan Nizam nih. "

Aku datang membawa dua gelas es jeruk ke hadapan Mas Dion yang masih saja memasang cengiran menggoda." Yee sok tahu! Dokter Nizam itu habis nganterin Yesha pulang mas jadinya tahu dia bakal ke sini nemuin Mas. "

"Wah jadi ente udah bilang sama dia, Zam? Gesit sekali ente! "tanyanya lagi sambil menepuk bahu dokter Nizam.

"Ya udah bilang lah, kalo gak bilang Yesha dulu, mana mau Yesha dianterin pulang sama dia. "

"Jadi Yesha mau? " kenapa harus nanya lagi sih, Mas Dion?  Ya Yesha mau, kan ini udah sampe rumah.

"Ya maulah. "

"Gak usah nyolot gitu dong ngomongnya! Iya Mas tahu kamu seneng, tapi gak harus seekspresif ini. "

Lah, Mas Dion ngomong apa?
Mendingan ke kamar lagi ajalah daripada tambah ngaco!

[DSSP] Takdir Cinta AizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang