Prolog

13.8K 640 9
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

INI ADALAH CERITA HASIL KOLABORASIKU DENGAN TEMANKU Admo_99.
INI PROJECT PERTAMA KITA.
SEMOGA SUKA DENGAN CERITANYA.

☆☆☆

"Ikhlas. Mencoba mengerti bahwa semua yang Allah berikan kadang bukan apa yang kita inginkan."

☆☆☆

Ikhlas.

Ikhlas.

Ikhlas.

Dalam hati aku terus mengucapkan kata itu berulang kali mencoba mensugesti diriku agar aku menjadi ikhlas menerimanya.

"Sah. "

"Sah."

Rasanya seperti oksigen yang aku hirup habis. Aku berusaha menarik napas mengambil oksigen yang ku butuhkan untuk bernapas. Terus ku lakukan berharap keadaanku membaik, namun nyatanya keadaanku tak bertambah baik, sesak itu datang lagi seiring dengan doa yang serempak terucap dari tamu undangan yang datang.

"Selamat akhirnya kalian sah menjadi pasangan suami istri,"ucapan penghulu membuat hatiku mencelos.

Katanya puncak dari mencintai adalah merelakan dia bersama dengan wanita yang ia cintai.  Mendoakan kebahagiaannya walaupun kita bukan salah satu alasan bahagianya.

Walau sulit, aku melakukannya. Mengikhlaskan cintaku bermuara pada ujung sungai yang lain, merelakan sungaiku menjadi tempat aliran sementaranya. Tetapi mengapa rasanya sangat sakit? Lebih sakit ketimbang mendengarnya menceritakan wanita yang ia puja di depanku?

Mengapa terasa sulit? Lebih sulit daripada merelakan dadaku dilanda sesak saat membantunya menyiapkan perlengkapan seserahan?

Mengapa terasa berat? Lebih berat saat melihatnya membeli cincin pernikahannya denganku?

Astagfirullah.

Bukankah aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak terlalu memikirkan perasaanku? Perasaanku tidak penting, lihatlah matanya yang berbinar saat mencium kening wanitanya, lihatlah tangannya yang menggenggam erat tangan wanitanya, lihatlah bagaimana ia menatapmu setelah berhasil mengucapkan ijab kabul, lewat matanya ia seperti berkata 'Terima kasih telah merelakanku.'

Dia bahagia dan itu sudah cukup menjadi alasan mengapa aku harus bahagia hari ini.

Luaskanlah ikhlasku Ya Allah,  bukalah hatiku untuk lebih menerima takdirku. Tunjukan padaku bahwa suratanmu adalah terbaik untukku pun  rencanamu adalah yang terindah.

Bismillahburohmanirohim dengan izin Allah

Aku merelakanmu bahagia dengannya, Nizam.

☆☆☆
Bersambung.
Ini yang nulis Admo_99 ya. Yuk follow juga akun nya. Part selanjutnya aku yang nulis.
Terimakasih sudah membaca

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

[DSSP] Takdir Cinta AizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang