Aku ingin kamu meneruskan kembali takdir cintamu yang sempat berhenti karenaku, Aiza.
-Ayesha
Assalamualaikum.
kuharap saat membaca surat ini senyummulah yang menyambut. Pasti kamu terkejut mendapati surat ini ada padamu, kan? sama terkejutnya denganku yang harus tiba-tiba menuliskan ini untukmu. Hanya sebentar, mungkin lima menit waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan curhatanku ini. jadi, sahabatku Aiza sudah siap bukan?
Dulu hidupku itu ibarat air yang mengalir di sungai. Tidak ada tujuan pasti, tidak memiliki keinginan lain selain mengikuti jalan sungai yang aku tempati. Ke mana ujung sungai berada, di situ akhirnya aku bermuara. Pada masa mudaku aku diberikan sebuah kejutan besar oleh Allah. Semuanya baik-baik saja sebelumnya sampai rumah tempatku bernaung selama ini rusak. Bukan lagi kebocoran plafon dan genteng yang masih bisa diperbaiki tetapi robohnya seluruh dinding rumah itu dengan tiba-tiba. Bukan hanya kehilangan rumah untuk ku tinggali namun aku juga kehilangan diriku sendiri. aku seperti ikut roboh dan mati dalam peristiwa itu. Dan bukannya memperbaiki kerusakan yang ada atau menghidupkan diriku kembali , aku malah makin merusak dan menguburnya, kubiarkan diriku pergi bersamaan dengan perginya ayah dan bunda.
Hingga aku bertemu kamu, Aiza. perempuan soleha pertama yang ku kenal, seseorang yang bisa merangkulku dan membuatku menyadari bahwa kesendirian itu tidak ada sama sekali. Kamu membuat hidupku tak lagi sepi, Ai. Bila mengingat lagi, Allah mungkin sedang mempermainkan takdirku saat itu. Bagaimana tidak? Allah seperti sengaja menghadiahkanmu atas kehilanganku itu.
Aku dibuatnya bingung lagi antara merasa senang telah menemukan seorang sahabat atau sedih mengingat orangtuaku yang telah berlalu.
Lalu Allah kembali permainkan takdirku, dan jahatnya aku mengikutsertakanmu kali ini, menyeretmu pada putaran perasaan yang tanpa ada ujungnya, menjebakmu dalam lingkaran penuh luka. Aiza, maafkan aku. Sungguh, aku tak berniat sedikitpun menyakitimu. Pernikahanku dengan mas Nizam seperti sebuah ajang balas dendamku atas kesempurnaan hidup yang kamu dapatkan hingga Allah kembali menghukumku lewat sebuah kehilangan lagi, kali ini aku kehilangan diriku ini, Allah ingin menemuiku secepatnya, Allah ingin membalas rasa kehilanganku dengan mempertemukanku dengan yang hilang itu, Ayah dan Bunda.
Aiza, jika kamu membaca surat ini berarti aku sudah tak ada di dunia ini lagi. Aiza dulu sekali kamu pernah bilang padaku pasal takdir cinta. kamu bilang dari sekian banyaknya takdri cinta para nabi, kamu paling menyukai takdir cinta yang diberikan Allah pada nabi Ibrahim. Katamu, pengorbanan sarah untuk merelakan pernikahan nabi ibrahim dengan siti hajar agar keturunan tidak terputus dan agama islam dapat terus berlanjut membuatmu kagum. Jika tidak ada pernikahan itu takkan ada nabi ismail, takkan ada air zam-zam , katamu lagi , permainan takdir Allah memang seperti itu, menyakitkan di awal tetapi membuat kita kuat lalu berakhir manis dengan suatu hal yang tak terduga.
Seperti takdir cintamu,Aiza. Allah hanya meminjamkan mas Nizam sementara waktu padaku dan membuatmu terluka dalam pengharapan yang sia-sia agar aku tak sendiri saat meninggalkan dunia ini. Aiza , saat menulis surat ini aku sungguh ingin memintamu agar meneruskan takdri cintamu yang sempat terhenti karenaku. Aku kembalikan mas Nizam padamu, tolong bahagiakan dia dan bantu dia meraih surga-Nya, karena aku yakin, bersama kamu dia takkan merasa kehilangan atasku lagi.
Tangan yang sejak tadi menggenggam kertas itu kini bergetar hebat bahkan tubuhnya sudah lunglai tak mampu menahan berat. Aiza, wanita itu kini terduduk di lantai dengan tatapan mata kosong. Ia tak menyangka obrolannya dengan Ayesha tempo hari akan benar-benar terjadi. Ia pikir Ayesha hanya bercanda saja tapi rupanya tidak. semesta benar-benar mengaminkan ucapan itu. setengah jam yang lalu tubuh Ayesha sudah menyatu dengan tanah.Tes itu bahkan tak sempat dilakukan dan Ayesha sudah benar-benar pergi dari dunia ini menyisakan tanya. "Mengapa secepat ini?"
Mengapa Kau mengambilnya dariku tanpa memberitahuku terlebih dahulu? Mengapa dia yang kau ambil? mengapa bukan aku saja?
Aiza terus mengutuk dan menyalahkan dirinya sendiri. mengapa dia lalai sekali terhadap ini? kenapa dia bisa tidak tahu bahwa adiknya, sahabatnya dalam kondisi kesusahan? mengapa dirinya harus mengetahui semua ini setelah Ayesha sudah berpulang?
Aiza memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Entah bisa didefinisikan sebagai perasaan apa yang tengah dia rasakan saat ini. Sedih,terpukul,kecewa, marah, semuanya dia rasakan hingga ia bingung sendiri. ia ingin menangis tapi air matanya tak keluar sedikitpun. ia ingin meraung dan memaki, tapi apakah pantas? dan pada siapa dia akan memaki dan melampiaskan semuanya? pada Allah? tidak mungkin. Karena Aiza percaya seburuk-buruknya cobaan dari Allah pasti akan ada setitik kebaikan dan Aiza yakin kepergian Ayesha pasti membuka suatu jalan kebaikan walau ia sendiri tak tahu apa.
"Aiza,"panggil Umi. Aiza masih diam kaku, dia mendengar panggilan itu namun entah mengapa dirinya enggan untuk menjawab."Nak,iklas."
Baru saat Umi mendekat dan mulai memeluk tubuh kaku itu tangis yang sedari tadi tertahan luruh. Aiza menangis keras dalam pelukan Uminya."Menangislah,tak apa. keluarkan semuanya."
"Kenapa Umi? kenapa harus Ayesha yang dipanggil Tuhan dulu? kenapa bukan Aiza saja? semua orang di sini masih membutuhkan dia. Mas Nizam,Mas Riko, Umi, bagaimana dia bisa tega pergi Umi?"
"Astagfiralluh,istigfar Aiza. semuanya sudah suratan takdir. kamu boleh bersedih tapi jangan sekali-kali menyalahkan takdir Allah. Ayesha pergi karena memang sudah waktunya dia pergi, kita sebagai orang yang ditinggalkan harusnya bisa mengiklaskannya. biarlah dia tenang di sana. yang hidup harus terus melanjutkan hidup, bukan berarti Umi menyuruhmu untuk melupakannya,tidak. ibu hanya memintamu untuk iklas dan mendoakannya, bahagiakanlah Ayesha dengan hidup dengan baik setelah ini walaupun tanpa dia."
"Tapi Umi,"sanggah Aiza cepat.
"Tapi apa?"Umi membaca surat Ayesha yang diberikan pada Aiza
"Apa karena ini?" Aiza menggeleng,"Aiza tidak bisa Umi. Aiza tidak bisa mengabulkan permintaan Ayesha yang ini."
Umi tersenyum penuh pengertian,"Bicarakan saja dengan Nizam dia berhak tahu. entah nanti akhirnya bagaimana,Nizam harus tahu."
***
TBC
Jangan lupa follow penulisnya juga AdindaSj17
KAMU SEDANG MEMBACA
[DSSP] Takdir Cinta Aiza
Spiritual(Spiritual-Romance) Aiza adalah wanita yang diidamkan oleh hampir semua pria. Kecantikannya, kepandaiannya, ketulusan hatinya. Aiza tak ubahnya seperti sekuntum bunga mawar yang sedang mekar. Begitu indah membuat siapa saja terpancing untuk memetik...
![[DSSP] Takdir Cinta Aiza](https://img.wattpad.com/cover/153539491-64-k98978.jpg)