☆BAB 14: Kenyataan Pahit☆

4.1K 292 9
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Katanya, lelaki bisa dengan mudah melupakan dan mencari pengganti wanita di hatinya, mengapa dia tidak?
***

Saat pertama Kali membuka kedua mataku,aku mencium bau obat-obatan. Seingatku, aku sedang ngobrol dengan Gita di depan kamar,tapi kenapa aku bisa di sini?

"Hghg." Aku mencoba bangkit namun kepalaku teramat pusing. Kutekan kuat telapak tanganku di kepala untuk menghalau rasa sakitnya.

"Ayesha,kamu udah sadar? Jangan bangun dulu,tidurlah."

Kupikir yang akan menyambutku adalah Mas Nizam atau tidak Aiza, namun yang Ku lihat sekarang ini dengan raut wajah yang pucat pasi karena khwatir adalah Mas Riko.

"Mas Riko,"ucapku pelan serupa bisiskan.

"Iya Yesha?"

"Mas Nizam dan Aiza mana?"

Kulihat wajah Mas Riko berubah menjadi sedikit murung,mungkin dia agaknya kecewa yang aku cari adalah Mas Nizam dan Aiza.

Mas Riko memaksakan senyum untukku,"mereka lagi periksa pasien dulu,nanti ke sini lagi."

"Pasienku bagaimana?" Aku jadi teringat dengan tanggungjawabku sebagai suster di sini.

"Kamu gak sadar sekarang sedang menjadi pasien?"

Aku membungkam. Kenapa sakit ini kambuh kembali? Dan kenapa rasanya amat sakit kali ini?

Flashback on

Gita tertawa saat aku jawab bahwa kami hanya tidur saja,tidak terjadi apa-apa setelah itu tapi Gita keukeuh agar aku menceritakan semuanya, bagaimana rasanya dan peraaaanku saat itu.

"Mas Nizam memperlakukanku dengan amat baik,jadi aku tak merasakan takut sedikitpun."

"Serius? Jadi dokter Nizam seahli itu?"

Ahli apa? Mengobati rasa pegal kakiku dengan pijatannya? Memang iya sih,dia kayak udah kursus lama memijat.

Ptak. Ponsel yang sejak tadi berada di genggamanku tiba-tiba jatuh. Aku menatap aneh pada tanganku yang jadi aneh seperti ini. Tidak hanya kali ini saja,kemarin bahkan aku sudah memecahkan dua gelas sekaligus.

"Ya Allah. Kamu gak papa Yesha? Nih ponselnya. Jangan jadi ceroboh gitu dong, sayang ponsel mahal gini. Kamu Kan beli ini dari gaji pertama kamu kan?"

Kepalaku seperti berputar. Bayangan Gita menjadi tidak jelas dan pandanganku menghitam. Kurasakan ada yang mengalir di hidungku,kuraba dengan tanganku dan kulihat darah Segar di sana dan kesadaranku pun hilang.

Flashback off

"Keseimbangan kamu mulai terganggu ya?"

Aku menoleh dan berfikir pulang,aku memang sering terjatuh, bahkan waktu itu aku jatuh dari tangga dan mengenai Aiza. Tapi itu biarlah jadi rahasiaku, aku tak ingin semua orang khwatir atas keadaanku.

"Gak kok Mas, itu tadi cuma tanganku aja yang basah jadinya handphoneku melayang deh."

"Kamu juga jadi sering jatuh dan mimisan. Artinya sistem motorik kamu terganggu, Ayesha. Harus segera dicek!"

Aku terlonjak kaget mendengar bentakan mas Riko. Aku tahu mas Riko khwatir dengan keadaanku tapi bisakah dengan tidak membentak? Jujur aku takut sekali dengan bentakan.

"Ah, maaf Yesha mas hanya khwatir. Kamu periksa ya nanti . Keseluruhan."

Aku menggeleng kuat "Aku baik-baik aja mas gausah periksa lab segala. Aku sehat."

"Sha."

"Mas,aku ini bukan wanitanya mas lagi. Hubungan kita udah lama usai. Bisa gak sih mas bener-bener terima dan ngerelain aku? Apa mas gak cape terus menerus berada di kenangan masa lalu yang semua kenangannya udah berpindah haluan ke masa depan? Apa mas gak mikir kalo aku sedih ngelihat mas kayak gini? Mas terus-terusan menutup diri entah karena apa dan untuk siapa."

"Urusan hati mas biar jadi masalah mas saja, kamu gak usah mencampuri."

"Gak usah? Saat aku masih bagian dari masa lalu itu? Aku yang bikin mas jadi kayak gini. Mas kayak gini bikin aku ngerasa bersalah. Mas perhatian ke aku buat aku stres dan sering bertanya-tanya. Gimana kalo sampai akhir mas Riko gak move on dari aku? Kalo mas Riko selamanya sendiri bagaimana? Mas tahu.. Yesha mikirin itu semua, Yesha khwatir."

"Yesha lupa kalo kita adalah saudara satu ibu? Mas perhatian kayak gini semata-mata karena mas sayang Yesha sebagai adiknya mas bukan sebagai wanita yang mas cintai lagi."

Air mataku meleleh membentuk lautan di kedua pipiku."Mas bohong. Mas lupa kalo mas itu gak bisa bohong?"

"Mas gak bohong, Sha ."

"Mas bohong. Yesha benci mas. Kenapa mas suka banget sih bikin Yesha khwatir?" Aku menatapnya tajam, aku meluapkan semua emosiku selama ini.

Sekian lama aku berpura pura tidak tahu atas semuanya, sikap mas Riko yang masih perhatian Dan selalu memerhatikanku,sekian lama juga aku mencoba melupakan semua yang pernah terjadi di antara kita berdua.

Bagaimana pun kita takkan pernah bisa bersatu. Ada dinding kuat yang memisahkan kita yaitu ikatan darah.kenyataan jika dia adalah kakak kandung seibuku sempat membuat duniaku hancur.

Apalagi ditambah dengan perceraian kedua orangtuaku setelah nya. Tetapi aku coba memaafkan semua nya. Melupakan rasaku yang teramat besar untuknya dulu. Hingga akhir nya aku bisa bener-bener lupa. kenapa mas Riko gak bisa?

Katanya laki-laki akan dengan mudah melupakan Dan mencari wanita yang lain, kenapa itu tak terjadi pada Mas Riko?

"Ada wanita yang mas suka,Yesha."

"Siapa?" Setelah tangisku perlahan hilang,mas Riko membuat sebuah pengakuan yang mengejutkan.

"Temanmu, Aiza."

"Jangan main-main dengan dia,Mas. Jangan jadikan dia pelarianmu. Aku gak suka,"jawabku marah. Aku yakin mas Riko hanya asal saja saat mengatakannya,dia hanya menghindariku dari pertanyaan apakah masih ada rasanya untukku.

"Jika ada laki-laki yang pantas untuk Aiza adalah Mas Nizam bukan kamu."

"Ayesha sadar! Dia suami kamu!"

"Aku rela dimadu asal Aiza yang jadi istri kedua Mas Nizam. Aku rela membagi suamiku dengannya daripada dia tersiksa karena dijadikan sebuah pelarianmu."

"Ayesha sadar,omongan adalah doa. Tarik kembali ucapanmu!" Serunya marah. "Mas merelakanmu dengan dia untuk bahagia bukan untuk disakiti dengan membagi dia dengan orang lain. Oke, mas memang bohong,perasaan mas untuk Aiza hanya sebagai teman saja. Mas janji akan segera melupakan mu Tanpa menjadikan orang lain sebagai pelarian."

"Hghg." Pusing kembali terasa. Aku semakin menekan tanganku di kepala berharap pusing ini reda.

"Sha,kamu kenapa?" Mas Riko tanpa sadar memelukku erat,ia mencoba membuat sadar dengan menepuk-nepuk pipiku.

"Lepaskan dia Riko! Kamu gak berhak memeluknya seperti itu!" Tiba-tiba mas Nizam datang dengan Aiza di belakang mengikutinya.

Mas Riko spontan melepaskan pelukannya dan meminta maaf padaku juga Mas Nizam tetapi rupanya Mas Nizam masih tak terima apalagi seingatku Mas Nizam menarik curiga pada hubunganku dan Mas Riko.

Mas Nizam hanya diam tetapi mataku menatap tajam pada Mas Riko. Begitupun Mas Riko,dia dengan tenang membalas tatapan itu.

"Kalian kalo mau berantem di luar! Aku gak mau kalo kehadiran kalian membuat kondisi Yesha tambah drop."

***
Bersambung
Jazzakumullah ya khair
Jangan lupa tinggalkan jejak
Penulis: Admo_99

[DSSP] Takdir Cinta AizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang