Bab 20 : Keputusan

4.1K 348 42
                                    

"Sah."

Kosong. Suara seruan itu tak membuat jiwaku kembali terisi. Sebuah tangan halus menggenggam tanganku dan menciumnya membuat jiwaku yang berkelana entah ke mana itu kembali ke tubuhnya. Terkejut, aku lantas mendorong tubuh kecil itu membuat sorakan suara yang ramai.

"Nizam!"

"Astagfirullahalhazim."

"Aww."

Mataku membulat,  seperti baru menyadari situasi yang terjadi sekarang ini.  Ku pandangi gadis mungil yang mengaduh itu.  Ya Allah, Nizam apa yang sudah kamu lakukan dengan Aiza?

"Aiza?  Maafkan aku. " Aku mencoba membantunya bangkit dengan memegang kedua bahunya tapi seketika aku teringat sesuatu,  segera kulepaskan kembali pegangan itu membuat tubuh itu kembali tumbang, kini lebih keras lagi.

"Aiza maafkan aku sudah menyentuhmu.  Aku tidak sadar tadi,  aku reflek. "

Aiza tersenyum kecil,  ia menyeka air matanya membuatku kembali merasa bersalah.

"Aiza.. Ayesha mana? "

Semua pandangan kini mengarah padaku.  Ada pandangan prihatin, ada pandangan marah dan ada pandangan terluka.  Pandangan itu berasal dari Aiza.

"Ayesha mana? "Tanyaku sekali lagi.

Seisi ruangan menjadi hening.  Hanya hembus napas yang terdengar.

" Kurang ajar kamu, Nizam! " Kurasakan sebuah tangan menghantam keras pipiku dan kesadaranku perlahan menghilang.

***

"Mas, kenapa mas memukul mas Nizam seperti itu? "

Samar ku dengar sebuah perkelahian kecil.

"Aiza dia sudah kurang ajar sama kamu tadi. "

"Kurang ajar bagaimana Mas?  Wajar kalo Mas Nizam masih mencari Ayesha, dia masih berduka Mas. "

Dion meramas rambutnya kasar. " Setelah mengucapkan akad? "

"Mas.. "

"Seharusnya memang mas tidak mengizinkan pernikahan ini,  seharusnya pernikahan ini tak pernah terjadi. "

"Mas! "

"Kenapa dari sekian banyak lelaki, kamu mencintai dia, Aiza?  Walaupun dia sudah menghancurkanmu dengan menikahi sahabatmu sendiri, Ayesha?"

"Ini permintaan Ayesha. "

"Ayesha nggak akan bangkit dari kuburnya kalopun kamu tidak menuruti permintaannya untuk menikahi Nizam. "

"Iyakan?  Semua ini karena kamu masih mengharapkan dia kan Aiza? Karena kamu masih mencintai dia? "

Tidak ada balasan setelah semenit lebih ku tanamkan telinga ini,  yang ada hanya sebuah isakan kecil yang berubah menjadi tangisan.

"Aku ini masku,  aku tahu kamu lebih dari kamu, Aiza.  Mas tahu.  Tapi kenapa kamu memilih jalan ini?  Jalan yang dari awal saja sudah kamu tahu akan menyakiti mu. "

Tangisan itu teredam,  menyisakan suara geraman tertahan,  tanpa sadar airmataku pun ikut mengalir.

"Tolong ridhoi jalan Aiza, Mas.  Aiza yakin dengan jalan ini.  Aiza memilih begini karena Aiza yakin Mas Nizam takkan menyakiti Aiza. "

"Kalo keyakinanmu salah? "

"Aiza ikhlas merasakan sakit itu. Allah sudah menuliskan takdir ini untuk Aiza.  Aiza yakin takkan sesulit itu. "

Aku menggeram keras,  apa keyakinanmu akan tetap sama setelah apa yang akan aku lakukan nanti?

**
Maaf ya pendek😅 yang penting update kan?
AdindaSj17

[DSSP] Takdir Cinta AizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang