BAB 17 - Permintaan

3.6K 292 18
                                        

AIZA POV

"Aiza kamu sudah berjanji kamu harus menggantikan posisiku dan membahagiakan Mas Nizam. Kamu harus menepatinya."

Kata kata itu terus terngiang di kepalaku.
Serasa ada batu besar yang menghantam hatiku saat ini, ketika aku tau bahwa Ayessha mengidap leukimia stadium 4. Ditambah lagi permintaan dia yang aneh, menyuruhku menggantikan posisi dirinya menjadi istri dokter Nizam.

Allah, kenapa kau berikan cobaan ini padaku? Kenapa harus Ayessha yang mengalaminya?

Allah, aku tak ingin kehilangannya. Aku juga tak ingin menggantikan posisinya. Karena kalau aku menuruti permintaanya. Aku akan menyakiti dua hati, hati Nizam dan Ayessha tentunya.

Allah, bolehkah aku meminta padamu? Tolong, sembuhkan Ayessha. Datangkan kembali kebahagiaan padanya. Sungguh, aku bahagia jika melihat dia bahagia.

Tak sadar air mata ku mengalir begitu saja, aku masih mendudukan diri dikursi tunggu depan kamar inap Ayessha. Aku tak ingin menangis di depannya, dan membuatnya semakin merasa sedih.

"Ai, kamu sedang apa?" Suara bariton itu berhasil membuyarkan lamunanku. Cepat-cepat aku menghapus air mata yang masih menggenang.

"Dok," canggungku pada dokter Nizam.

"Ai, kamu nangis?"

"Ha? Nggak? Aku tadi kelilipan aja kok dok."

Dokter Nizam hanya berhoria sambil mengangguk. Untung saja dia tidak curiga.

"Yesha dimana Ai? Ada di dalam kan?"

"Ada Dok, tadi dia lagi tiduran, kayanya dia masih lemah, kalau dokter mau masuk, masuk aja,"

Belum sempat menapakkan kaki ke kamar inap Ayessha, dokter Nizam kembali menarik mundur tubuhnya dan menutup kembali pitunya.

"Kenapa dok?"

"Ah, saya nggak mau ganggu tidur Ayessha, dia pasti capek banget."

Subhanallah, Nizam memang sosok lelaki yang diidamkan semua wanita. Dia sangat menyanyangi Ayessha. Tapi kenapa Ayessha menyuruhku menggantikan posisinya? Aku tak ingin membuat hati lelaki didepanku ini terluka juga. Ayessha, maaf, aku nggak bisa nurutin kemauan kamu. Nizam adalah jodoh kamu Yessha, disaat aku berjuang mendapatkannya, Allah malah mempersatukan kamu dengan dia. Karena memang kalian adalah jodoh yang dipesatukan Allah.

"Oh iya, Ai. Kamu udah nyuruh Yessha buat tes darah kan?"

Aku terkejut, apa yang harus aku katakan pada dokter Nizam, Ayessha bahkan melarangku memberitahukan penyakitnya pada dokter Nizam. Allah, haruskan aku berbohong?

"Ai, gimana, udah belum?"

"Ah, ya. U.. udah dok."

"Hasilnya gimana?"

Allah, kenapa dokter Nizam mencecarku dengan pertanyaan seperti itu. Kalau aku menjawab, maka dosaku akan semakin berlipat ganda.

"Belum keluar, Dok. Paling nanti," Ya Rabb. Maaaf aku kembali berbohong.

"Oh, kalau udah keluar, kasih tau saya ya Ai,"

"I.. iya dok."

***

AYESSHA POV

4  hari kemudian...

Rumah Sakit

Isakan ku masih aku tahan-tahan agar tidak terdengar oleh orang lain, terutama suamiku dan Aiza. Aku tak ingin membuat mereka bersedih.
Aku benar-benar ikhlas ketika dokter mendiagnosa ku mengidap penyakit leukimia.  Dari dulu aku sudah memprediksi ini bakalan terjadi padaku, karena dari dulu aku sering mimisan, tapi aku takut jika disuruh periksa ke dokter, waktu itu aku masih takut mendengar hal buruk yang akan terjadi padaku.

[DSSP] Takdir Cinta AizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang