#11. Persiapan

75 17 2
                                        

Klik vote dulu boleh:)

Hari-hariku berjalan seperti biasanya. Pergi ke Kampus, mengikuti ekstra musik, pulang, dan tidur.

Tapi hari ini di kampusku ada sebuah berita yang cukup trending. Tadi di mading kampus terpampang sebuah iklan dan poster yang cukup menarik karena di kotaku akan mengadakan festival musik 2018 yang diselenggarakan pada bulan Oktober mendatang.

Semua mahasiswa di kampus terlihat antusias untuk mengikuti festival musik tersebut, mungkin karena mereka ingin mendapat doorprizenya yang lumayan besar, yakni sebuah piala dari kaca bertema musik. Semuanya orang sedang berusaha berlatih dengan baik sehingga bisa memenangkan kontes musik ini. Tentunya, mereka juga pasti berlomba-lomba agar jadi pemenangnya.

Setelah melihat iklan di mading, aku tetap bersikap biasa saja, tidak ada yang istimewa menurutku. Bahkan aku sendiri tidak berminat untuk mengikuti festival musik itu. Lagipula aku tidak terlalu bakat di bidang musik.

"Mereka semua terlalu heboh, sekarang kan masih bulan Juli sedangkan festival musiknya diadakan bulan Oktober, selisih tiga bulan," ucapku pada Kristy sembari menyantap sepiring nasi goreng yang sudah ku pesan tadi.

Saat ini aku sedang duduk di meja kantin bersama Kristy. Setelah susah payah kami berdua berdesakan dengan beberapa mahasiswa lain demi untuk melihat iklan di papan mading itu, Kristy mendadak lapar dan mengajakku pergi ke kantin.

"Iya juga sih, tapi nggak pa-pa kali kalo iklannya udah disebar duluan. Biar ada persiapan gitu buat yang mau ikut kontes festivalnya, lumayankan hadiahnya juga gede?!" jawab Kristy sembari meminum jus alpukatnya.

"Hadiahnya cuma piala dari kaca doang, gitu loh bilang gede. Malas gue ikut kontesnya, lo tau sendirikan gue nggak punya bakat musik," sahutku sambil meraih tisu di meja kantin dan mengelapkannya pada bibirku.

"Lo pokoknya harus ikut, lagipula semua anak ekstra musik bakalan wajib untuk mengikuti festival ini tahu. Ya... setidaknya harus ada yang mewakili kampus kita ini untuk bisa jadi pemenangnya sih," ucap Kristy dengan mata berbinar, sepertinya dia juga sangat ingin mengikuti festivalnya.

"Kenapa nggak suruh Tama aja! Ehmm... maksudku Kak Tama. Dia kan pinter main musik toh. Terutama bermain piano, dia juga kan sering menang dalam beberapa kontes musik lain yang diselenggarakan di beberapa kampus dan di luar kota."

Kulihat Kristy tengah menghela nafas panjang, kurasa sekarang dia mungkin sudah naik pitam karena telah berdebat denganku.

"Begini loh, Nona Kamara..." Lihat, sekarang dia malah mengodaku.

"Jangan panggil Nona.. Nona!" balasku sambil tertawa.

"Lo jangan coba-coba cari alasan untuk tidak mengikuti kontes ini. Gue gak mau tau! Pokoknya lo harus ikut, Wajib!! gak pakek titik, gak pake koma juga!" tegasnya padaku dengan nada jengkelnya yang terdengar lucu.

"Baiklah, Akan ku usahakan. Mungkin?!" sahutku dengan nada bicara merendah diakhir kalimat.

"Eh, bentar lagi bel nih, gue masuk kelas dulu ya?" Aku dan Kristy memang beda jurusan, Kristy mengambil bidang IPA Fisika dan aku di bidang Ekonomi.

"Iya." Aku juga segera bersiap-siap untuk kembali ke kelas.

"Jangan lupa habis bubaran kuliah ada ekskul piano, sampai bertemu di sana." Kristy bergegas lari menuju kelasnya begitu juga denganku.

•~•


Tiga jam berlalu....

Bunyi bel panjang menandakan berakhirnya perkuliahan, beberapa mahasiswa berhamburan keluar kelas menuju parkiran. Ada pula yang sedang duduk-duduk di teras kelas sekadar menunggu teman tebengannya pulang.

PianoQuarium(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang