#3. Dia Manusia atau Hantu?

141 36 8
                                    

Hidup, apapun yang akan terjadi hari ini ataupun esok semua itu harus selalu dijalani dengan senyuman dan lapang dada. Meski setiap masalah dalam hidup selalu datang silih berganti,
Kita harus siap!!

•~•

Setelah kelas musik selesai dan semua mahasiswa telah bubar meninggalkan ruangan musik tersebut. Entah mengapa aku jadi tidak ingin pulang cepat dan lebih memilih duduk diam di tempat itu. Ruang Musik, ya? Saat ini aku duduk di sana sembari melamun.


Aku sedang memikirkan Dania, gadis cantik yang baru saja menjadi temanku. Aku merasa heran, kenapa gadis itu berada di ruang lukis sendirian. Dan sayangnya, aku masih belum mendapatkan jawabanku darinya tadi karena Kristy tiba-tiba saja datang menghampiriku.

Sepertinya hari mulai larut tanpa kusadari. Lihat sekarang sudah jam lima sore. Aku bergegas mengambil kunci mobil dalam tasku kemudian bangkit berdiri dari kursi yang kududuki tadi dan langsung pergi meninggalkan ruang musik tersebut.

Aku berjalan sendirian melewati lorong-lorong kampus dengan tergesa-gesa karena suasana kampus sudah sepi. Tapi saat aku baru saja melewati ruang lukis, aku merasa bulu kudukku tiba-tiba berdiri dan suhu badanku seketika naik. Terdapat hawa panas yang amat terasa saat aku melintas di depan ruangan tersebut. Dan....

Ceklek.... Terdengar suara pintu dibuka dari dalam. Setelah pintu terbuka nampaklah seorang gadis cantik yang baru saja menjadi teman baruku beberapa jam yang lalu.

"Ah, kamu mengagetkanku saja?" keluhku memasang mimik ekspresi terkejut dengan keringat yang menetes di dahiku.

Dia tidak menjawab, lebih tepatnya dia hanya diam membisu.

Setelah itu tanpa menghiraukan aku yang masih menunggu jawaban darinya. Dia langsung lari dan pergi meninggalkanku sendirian yang masih berdiri mematung di depan ruang lukis ini.

Aku bergegas lari menyusulnya. Saat aku sampai di parkiran, ternyata dia sudah tidak ada.

"Kemana larinya, Dania? Cepat sekali menghilangnya," batinku kesal.

Dia menghilang secepat angin, aku sempat heran. Sebenarnya dia itu benar manusia atau...

Tanpa memerdulikan kemana perginya Dania tadi, aku langsung menuju mobil, menstaternya, dan bergegas pergi meninggalkan area kampus untuk segera pulang ke rumah.

•~•

Dalam perjalanan pulang ke rumah. Aku dikejutkan oleh sesuatu hal yang mungkin di luar nalar manusia. Seketika aku nge-rem mendadak. Cahaya berkilau tiba-tiba saja jatuh tepat di depan mobilku.

"Apa itu!!!" teriakku terkejut dari dalam mobil.

Aku memutuskan untuk keluar dari dalam mobil dan turun ke jalanan untuk mengeceknya. Saat aku sampai di depan mobil, aku melihat sebuah kuas yang bercahaya.

Saat aku hendak membungkuk untuk mengambil kuas tersebut, tanpa kusadari ada seseorang yang sedang mengendap-endap berjalan mendekatiku, kini dia berdiri tepat di belakangku setelah itu dia menepuk pundakku pelan dan berkata,
"Apa yang sedang kamu lakukan di jalanan hutan seperti ini, apalagi ini sudah mau maghrib loh?"

Aku menatap orang itu tak percaya, "Eh, Dania?  Sejak kapan kamu berdiri di belakangku. Kamu membuatku kaget saja??" balasku kemudian.

"Aku bertanya, apa yang kamu lakukan di sini sendirian? apalagi ini tempat sepi. Sudahlah kamu pulang saja sana!?"

Aku menatapnya sebentar dari atas sampai bawah, dan aku melihat tepat pada kakinya. Tapi sayangnya aku tak dapat melihatnya dengan jelas, kakinya itu sebenarnya menapak tanah ataukah melayang? Karena saat ini yang kulihat itu Dania sedang mengenakan long dress berwarna cream yang panjang menutupi kedua kakinya. Sempat heran sih, kenapa dia hobi sekali membuat orang lain terkejut. Tanpa babibu, akupun mulai bercerita.

"Saat aku mengemudikan mobil tadi, tiba-tiba ada benda putih bercahaya melayang-layang terbang di udara dan berhenti tepat di depan mobilku. Aku akhirnya menepikan mobil dan kemudian turun untuk melihat benda apakah itu, lihatlah!!" ucapku sembari menunjuknya.

Aku menunjuk kearah di mana benda itu terjatuh tapi benda itu seketika hilang dari tempatnya saat Dania berada di sini.

"Hey, di mana benda itu?" teriakku dengan cemas sambil celingukan mencari-cari di mana benda itu berada.

"Benda apa yang kamu maksud!! Ga ada apa-apa kok? Udah deh kamu lebih baik pulang dan istirahat di rumah. Sepertinya kamu kurang baik deh, Kar??" sahut Dania.

"Tidak, benda itu pasti masih ada di sekitaran sini kok?" tolakku dengan keras.

"Mana buktinya, kamu pasti salah liat! mungkin itu hanya halusinasimu saja??" sanggahnya.

"Aku liat benda itu, kuas itu ada tepat di depanku tadi sebelum kamu datang. Aku tadi mau mengambilnya dan sekarang kemana perginya kuas itu??" Akupun mengacak rambutku frustasi.

"Kuas??" tanya Dania dengan wajah menyelidik.

"Ya!! Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri," jawabku mantap.

"Uhm... Aneh juga. Aku mau pulang dulu aja deh! dan sebaiknya hentikan tingkah konyolmu itu sebelum orang lain mengira bahwa kamu itu gila, cepatlah pulang ini sudah malam. Jalanan akan semakin gelap karena minimnya penerangan di daerah sini." Dania akhirnya pulang tanpa mendengar jawaban dariku terlebih dahulu. Ia langsung pergi meninggalkanku sendirian di sini yang masih mematung bisu.

Tanpa kusadari Dania berjalan pergi dengan senyuman licik menyeringai yang tercetak jelas di wajah cantiknya sambil membawa sesuatu di tangan kirinya. Kuas itu.... dia pergi dengan membawa kuas itu. Tak lama kemudian sebelum aku berhasil memanggilnya kembali, dia sudah menghilang dengan cepat di kegelapan kabut malam ini.

Aku tak mengerti apa maksud dari senyumannya itu. Sepertinya ada sesuatu yang sengaja dia tutupi dan sembunyikan dariku serta dari banyak orang. Oleh karena itu di kampus dia jarang bicara dan selalu menyendiri dari keramaian dengan alat melukisnya itu. Aku jadi pusing memikirkan semua ini.

Aku sangat yakin bahwa kuas yang kulihat di jalanan tadi adalah miliknya. Tapi kenapa dia tidak mau mengaku dan dia malah menuduhku berbohong.

Tapi yang paling aneh adalah bagaimana bisa kuas itu dengan cepat sudah berpindah dan ada pada genggaman tangan kirinya itu. Padahal aku baru meninggalkannya sebentar untuk menoleh pada Dania itupun juga tak sampai sedetik. Apa mungkin kuas itu...

"Aaaaahhh!!" teriakku kesal di tengah-tengah jalanan yang sepi ini.

Apa yang terjadi pada diriku hari ini adalah hal yang tak terduga di usiaku yang masih sembilan belas tahun karena sejak dulu aku tak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Ini adalah yang pertama kalinya.

Sepertinya aku tengah diganggu oleh seseorang atau mungkin sosok misterius.

Aku segera masuk ke mobil dan bergegas pulang. Sepertinya ucapan Dania benar, aku perlu istirahat untuk menenangkan semua pikiran dan kejadian konyol yang aku alami hari ini. Untungnya saja kuliahku besok libur jadi aku bisa berhibernasi seharian di dalam kamar sembari berfikir.

Uhhhh... Senangnya dalam hati???😂😂

•~•

Haii!!! Jumpa lagi😘😘...

Vommentnya jangan lupa yes??

13 Juni 2018

FellaRestu

PianoQuarium(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang