#24. Aku Ini Apa?

57 14 0
                                    

"Non! Non Kara bangun, Non!" Samar-samar aku mendengar suara seseorang sedang memanggil-manggil namaku dengan nada khawatirnya.

Aku masih belum sadar sepenuhnya, berkali-kali suara-suara itu terus terngiang-ngiang di kepalaku. Saat aku mulai merasa nyawaku sudah terkumpul sempurna, barulah kucoba untuk membuka mata ini secara perlahan. Pusing pun mulai melanda lagi, setelah mata ini berhasil terbuka seluruhnya, aku merasa aneh dengan keadaanku sekarang.

Aku bisa melihat semua orang, Bik Anna, Pak Satpam, si tukang kebun Pak Marjek dan Pak Jon, serta pembantu rumah tangga yang lainnya sedang duduk melingkari seseorang yang sedang tidur tergeletak di tengah tempat tidur, mereka semua mengerumuninya. Aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang yang berada dalam kerumunan itu. Tapi, kamar ini adalah kamarku jadi siapa orang yang sedang terbaring di kasurku itu. Apakah itu aku? Tapi mana mungkin, aku kan sedang berada di belakang mereka, tepatnya di depan pintu kamarku sendiri. Siapa orang itu?

Karena penasaran, kulangkahkan kakiku maju mendekati mereka di tempat tidur. Dan, betapa terkejutnya aku ketika kulihat orang yang tengah terbaring itu adalah Aku. Lebih tepatnya lagi, itu adalah jasadku sendiri.

"Apa! A-apa, ini tidak mungkin! Aku ini apa? Apa aku sudah mati? Ini tidak benar, bagaimana bisa!" Semua pertanyaan itu kini sedang memenuhi otakku, tanda tanya besar dalam benakku.

Aku ingin memastikan bahwa ini hanyalah mimpi belaka, aku tidak mungkin mati. Aku mencoba untuk memegang pundak Bik Anna tapi tidak bisa, setiap kali aku mencobanya, tanganku selalu menembus tubuhnya seperti roh pada umumnya. Aku coba berteriak memanggil mereka semua yang ada di kamar ini, tapi tidak ada satupun yang menjawabnya atau sekadar menoleh kearahku pun tidak. Mereka benar-benar tidak bisa mendengarku ataupun melihatku. Aku harus bagaimana sekarang?

Jika aku memang benar sudah tiada di dunia ini lalu mengapa aku masih tetap di sini. Bukankah seharusnya aku berada di alam selanjutnya seperti dalam cerita-cerita di buku kitab. Tapi... ada orang bilang bahwa, jika orang mati tersebut rohnya masih berada di dunia bukannya di akhirat, itu artinya dia masih mempunyai tugas di dunia ini yang harus diselesaikan. Tapi, tugas apakah itu?

Yang aku ingat sebelumnya adalah aku sedang berada di gudang dan melihat sebuah foto lama milik kakek yang mana bandul kalung punya kakek itu mirip dengan bandul kalung yang kubawa saat ini. Dan dari itu semua aku menemukan sebuah kejelasan di mana Kakek adalah tersangka dari tragedi kebakaran di rumah dharma. Dialah penyebab semuanya. Setelah itu aku merasa pusing dan akhirnya pingsan di gudang. Anehnya lagi begitu aku sudah terbangun dan tersadar dari pingsanku tadi, kini aku sudah menjadi seperti ini, yang biasa mereka sebut, roh/hantu.

"Bagaimana caraku agar bisa kembali lagi ke dalam tubuhku semula?" Aku mulai berbicara sendiri.

"Mudah kok, Kak!" Aku mendengar ada seseorang yang menjawabku, dia bisa mendengarku. Bagai menemukan cahaya baru, aku refleks menoleh ke belakang karena sumber suara itu terdengar berasal dari arah belakangku.

"Vero? kamu!" pekikku tak percaya bahwa orang yang menjawab ucapanku itu ternyata Vero, anak Pak Sabar yang sudah meninggal.

"Kakak masih ingat wajahku ternyata! Berarti penampilanku sekarang tidak seburuk itu ya? Ini memang aku, Kak! Senang bisa melihat kakak berkunjung kemari." Aku terheran-heran, Vero bisa ada di sini. Apa mungkin sekarang aku seperti dia, menjadi hantu.

"Kamu bisa bantu aku gak? Ini maksudnya apa sih? Kamu.. aku.. Kita ini apa?" tanyaku menuntut penjelasan.

"Tenang aja. Kakak masih bisa hidup lagi kok, Kakak hanya sedang mengalami mati suri saat ini. Kalau aku sih, baru mati sungguhan. Hahaha.." jelas Vero sambil tersenyum jahil padaku. Dia bahkan terlihat seperti hantu yang sangat menyeramkan namun penuh dengan kegusaran.

"Hah? Mati suri. Kamu serius?" ucapku penuh tanda tanya.

"Iya, tapi Kakak bakalan mati sungguhan kalau Kakak nggak berhasil menyelesaikan tugas Kakak sendiri dalam kurun waktu dua puluh empat jam, yakni memecahkan misteri," Tatapan horor dari bola mata Vero seakan dapat menjelaskan semuanya. Aku tahu apa misteri yang ia maksudkan pasti berhubungan dengan rumah dharma itu.

"Oke, jadi tugas Kakak sekarang apa? Ayo beritahu,"

•~•

Bersambung dulu!!

Kok pendek banget sih partnya?
Tenang nanti malem update lagi kok, tungguin yes!

Voment, jangan lupa😁

See you next part 💕

26 Desember 2018

FellaRestu💐

PianoQuarium(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang