#25. Harus Berbuat Apa?

57 13 0
                                    

"Oke, jadi tugas Kakak sekarang apa? Ayo beritahu," tanyaku penuh penekanan.

"Kita akan pergi ke masa lalu!  Tepatnya saat tragedi kebakaran di rumah dharma terjadi. Waktu Kakak dimulai dari sekarang 00:05 a.m."  Raut muka Vero menunjukkan bahwa ia serius terhadap perkataannya sendiri.

"Bagaimana caranya kita bisa pergi ke masa lalu?" Aku merasa kebingungan sekarang.

"Kakak kan punya sihir. Pakai aja sihir Kakak, dong!" Vero tersenyum semringah padaku.

"Sihir apa? Aku nggak punya sihir," ujarku terheran-heran.

"Bukan sihir sih, lebih tepatnya Kakak punya keistimewaan! Setahuku, Kakak udah pernah mencoba menggunakannya kok." Vero semakin membuatku bingung akan semua perkataannya yang terdengar melantur itu.

"Apa sih yang kamu omongin. Aku nggak ngerti sama sekali tahu!" Aku mulai geram akan tingkah Vero yang tak mau langsung to the poin pada pembicaraan ini.

"Emang dasar ya! Orang dewasa kalo diajak mikir dikit, susahnya minta ampun! Bawaannya kesel mulu! Kakak itu punya kelebihan bisa menghentikan waktu! Jelas?" omelnya padaku.

"Menghentikan waktu? Ah, yang bener kamu, kok keren ya?" Aku mulai merasa tersanjung dengan ucapan dari si Vero. Keren banget dong gue, kalo bisa menghentikan waktu. Wkwkwk.

"Yee...? dibilangin nggak percaya!  sekarang Kakak ikut aku!" perintahnya. Aku mulai berjalan mengikuti Vero dan bersikap layaknya hantu pada umumnya yang bisa langsung menembus dinding tanpa penghalang apapun.

"Kita mau kemana sih? Jujur, aku ngerasa aneh karena kita berjalan melayang-layang seperti ini," ujarku di tengah perjalanan.

"Namanya juga roh. Yang emang gini, udahlah terima aja! Toh, ini juga cuma sementara kok, kalau Kakak berhasil, ..." ledeknya padaku.

Aku merasa tidak asing dengan jalanan setapak ini, jalan ini seperti mengarah ke rumah dharma.

"Kita mau ke rumah dharma buat apa?" Aku sudah mengetahui kemana tujuan Vero membawaku sekarang. Ini benar jalan yang menuju kearah rumah dharma.

"Jangan banyak tanya! Nanti juga tahu sendiri kok. Tugas kakak itu banyak, jadi kita harus ngebut!" titah Vero bak seorang bos yang suka mengatur-atur bawahannya.

Sesampainya di rumah dharma, aku merasa rumah ini berbeda dari yang kulihat sewaktu aku masih punya raga. Waktu itu rumah ini benar-benar sangat hancur bahkan hanya bersisa puing-puing kayu yang menghitam saja tapi, sekarang rumah ini kembali seperti sediakala. Rumah yang besar, mewah, dan megah itu kini berdiri kokoh di depanku. Mungkin beginilah bentuk asli dari rumah dharma waktu dulu sebelum terbakar.

"Hey! Ayo masuk!" bisik Vero padaku yang sedang berdiri mematung di tempat karena takjub akan pemandangan di depanku saat ini.

Setelah Vero dan aku sudah masuk ke dalam, kembali lagi aku dibuat terperangah oleh furnitur-furnitur khas milik rumah dharma yang sungguh menawan hati. Bagian dalam rumah ini nampak seperti istana saja, megah.

"Yeee... malah bengong lagi! Nanti aja liat-liatnya. Ayo buruan kita naik ke atas!" tunjuk Vero pada sebuah anak tangga yang mengarah ke lantai atas.

"Vero, tungguin!!!" ujarku setelah kulihat Vero sudah menaiki beberapa anak tangga dan hampir sampai di lantai atas.

"Kak, kesini!" Aku melihat Vero memasuki ruangan di sebelah kiri tangga dari tempatku berdiri sekarang, akupun tak tahu ruangan apakah itu. Aku mulai mengikuti Vero dan masuk ke dalam ruangan itu juga.

"Ini tempat apa?" tanyaku penasaran.

"Tempat untuk menembus waktu. Sekarang ayo gunakan sihir Kakak! Bayangkan saja bahwa Kakak saat ini sedang berada di tahun 1967, tepat di saat tragedi naas itu terjadi," perintah Vero tegas.

"Oke, akan kucoba!" Aku mulai memejamkan mata dan membayangkan seperti apa keadaan di tahun 1967 dahulu. Dengan konsentrasi penuh, kubuka mataku secara perlahan untuk melihat apakah sihir ini bekerja atau tidak.

Aku mulai memerhatikan sekitar, sepertinya rumah dharma ini tidak berubah sama sekali, masih tetap sama seperti sekarang. Tapi tunggu, di dalam rumah ini ada perubahan. Perubahannya adalah rumah ini sekarang berpenghuni. Aku bisa melihat dengan jelas ada keluarga kecil yang sedang berbahagia di sini. Ada seorang pria dewasa beserta istri dan putra kecil mereka yang menggemaskan. Ya, rumah ini ditempati oleh mereka bertiga, aku merasa bahwa bocah kecil itu mungkin adalah Alvin. Aku bisa melihat mereka semua dengan jelas, tapi mereka sepertinya tidak bisa melihat kehadiranku sama sekali. Dan itu artinya aku masih tetap menjadi roh bahkan, meskipun aku sudah berhasil menembus waktu sekalipun.

Tak lama kemudian aku melihat ibu Alvin sedang menuntunnya ke kamar karena waktu di sini menunjukkan sudah malam, mungkin mereka mau pergi tidur.

Dua puluh menit sebelumnya rumah ini masih terlihat aman-aman saja, namun di menit ke dua puluh tiga saat aku sedang berkeliling seisi rumah ini. Aku mulai mendengar suara krasak-krusuk dari arah dapur.

"Siapa yang ada di dapur malam-malam begini ya?" Aku mulai berbicara sendiri. Seingatku tadi Alvin, Ayah, dan Ibunya sudah pergi tidur. Aku juga tidak melihat satupun dari mereka bertiga yang pergi keluar kamar sejak tadi.

Aku yang merasa curiga, akhirnya pergi ke dapur dan mengintip siapakah gerangan orang tersebut. Setelah aku berhasil mengintipnya dari balik pintu dapur, aku kembali memperhatikan gerak-gerik yang mencurigakan dari orang tersebut dengan saksama. Aku tidak bisa melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan oleh orang tersebut di pojokan sana karena dia berjongkok membelakangiku.

"Lah bodo banget! gue kan sekarang jadi hantu, ngapain gue sembunyi di sini! Lagian.. dia mana mungkin bisa liat gue? Hihihihi.." Kutepok jidatku karena merasa konyol akan apa yang barusan kulakukan.

"Nah, kalo gini kan kelihatan jelas banget," ujarku pada diri sendiri setelah berhasil pindah posisi dan duduk di meja dapur tepat di depan orang tersebut.

Kulihat orang itu sedang berusaha memotong selang gas LPG dengan pisau, dia juga mengendurkan pengait dari tabung gas itu sehingga gas dari dalam tabung menjadi ngewes alias bocor. Ini sangat berbahaya dan bisa mengancam keselamatan nyawa seseorang kan?

"Oh, jadi Dia adalah pelakunya! sangat tidak berperikemanusiaan!! Siapa sih orang ini? Mana dia pake penutup wajah lagi," geramku.

Setelah berhasil melancarkan aksinya, orang tersebut segera melarikan diri melewati jendela dapur yang terbuka, jalan bobolannya tadi. Akupun tidak tinggal diam, aku mulai mengejarnya hingga pada akhirnya aku melihat orang itu berhenti sejenak di pintu gerbang. Sesuatu miliknya sedang tersangkut di sana. Dia meninggalkan benda itu dan memilih untuk segera pergi menjauh dari sini. Benda itu adalah sebuah bandul kalung gambar belati kecil.

Tak lama setelah pria itu pergi, suara ledakan keraspun mengagetkanku. Tabung gas itu pasti sudah meledak dan membakar semuanya. Aku memilih untuk tetap mengejar orang tersebut guna menyelidiki siapakah pelaku sebenarnya itu.

Hingga pada akhirnya, orang tersebut berhenti berlari dan terlihat memasuki sebuah mobil hitam yang sedang terparkir di pinggir jalan. Aku pun segera mendekat dan mengintip melalui kaca mobilnya. Pria itu kemudian membuka penutup wajahnya dan....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung!!

Yeay!! Double update nih!
See you next part😘😘


26 Desember 2018

FellaRestu❤

PianoQuarium(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang