4

2.8K 374 29
                                    

Bel pulang berbunyi 20 menit yang lalu sekarang Seungwan sedang menunggu jemputan. Sehun meminta wanita itu untuk menemaninya makan siang. Seungwan menyetujuinya lagi pula sudah lama mereka tidak punya quality time berdua selama Sehun diangkat menjadi kepala divisi di perusahaan yang dirintis oleh kakeknya itu.

Dulu semasa sekolah mereka kemana-mana selalu berdua sampai dikira adik kakak bahkan sepasang kekasih, tapi sekarang untuk sekedar minum bubble tea dikedai pun rasanya sulit.

Sekali lagi dia melirik jam yang bertengger di dinding ruang guru, senyumannya tak pernah luntur sejak tadi pagi. Omong omong soal testpack yang dia beli kemarin malam hasilnya adalah ada dua garis merah yang terpampang Seungwan sungguh bahagia dengan itu, sulit rasanya menyimpan rahasia besar dari Chanyeol karena selama ini dia memang jarang menyimpan masalah sendiri apalagi masalah yang menyangkut keluarga kecilnya. Diruang itu hanya tertinggal dia dan Jihyo wali kelas bunga tulip yang berada tepat disebelah kelasnya, sedang menback up rincian pengeluaran bulanan sekolah mereka.

"Tidak pulang?" tanya wanita itu ramah tapi matanya terus menatap layar komputer didepannya.

"Sehun memintaku menemaninya tapi sampai sekarang malah belum tiba juga."

"Kenapa tidak ditelfon?"

"Dia sedang rapat, lagi pula dia bilang akan menelfon kalau sudah tiba didepan."

"Oh begitu."

Hening kembali menyelimuti, Seungwan sibuk dengan pikirannya memikirkan bagaimana cara memberitahu kejutan nanti pada Chanyeol membayangkan seperti apa reaksi yang akan lelaki itu tunjukan. Hingga dering panggilan dari ponsel membuyarkannya.

Sehunie is calling

Tanpa pikir panjang langsung saja Seungwan mengangkat telfon dari sahabatnya itu.

" .... "

"ya yeoboseyo!"

" .... "

"Iya tunggu aku akan segera kesana, hm."

Sambungan terputus, Seungwan mengambil tas nya dan pergi dari ruang guru meninggalkan Jihyo setelah sebelumnya berpamitan dengan wanita itu.

***

"Mau makan dimana ?" Tanya Seungwan sambil menatap wajah Sehun yang tengah fokus menyetir disebelahnya.

"Terserah kau saja, kali ini aku akan mengikutimu."

"Eh? bukan nya kau yang memintaku untuk makan siang bersama kenapa jadi malah aku yang mencari tempatnya?"

"Hadiah untuk adik kecil karna sudah mau datang dan bertahan dalam rahim mu hehe." kekeh lelaki itu, matanya menatap sebentar kearah Seungwan "Dan aku juga punya banyak hadiah lain untuknya di kursi belakang." sambungnya lantas menunjuk kursi penumpang.

"Hah? Hadiah untuk apa Sehun?" Seungwan bertanya kepalanya ia tolehkan ke belakang dan dapat dilihat ada banyak paper bag tersusun dikursi itu.

"Untuk bayimu memangnya untuk siapa lagi? Untukmu?-"

"Tidak Hun, maksudku sekarang usianya mungkin baru beberapa minggu apa itu tidak berlebihan?" potong Seungwan sungguh tak habis pikir dengan jalan pikiran sibungsu keluarga Oh ini, perutnya bahkan masih datar kelahirannya masih sangat lama tapi lihat hadiah yang diberikan Sehun untuk janinnya ini -Seungwan bahkan ragu kalau yang ada dalam rahimnya ini sudah berbentuk janin atau masih embrio.

"Kau bisa menyimpannya untuk sekarang tidak ada yang berlebihan, ini adalah hal yang sudah sangat lama kau nantikan aku hanya ingin menyambut kedatangannya."

sunset. || wendy chanyeol sehun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang