Seungwan turun dari lantai dua mendapati kedua orang yang begitu berharga dalam hidupnya tengah bercanda ria sembari membereskan meja-meja pelanggan.
Terkadang Seungwan merasa tak enak hati pada Sehun walaupun itu kehendaknya sendiri, saat di Korea Sehun bagaikan raja yang selalu terlihat kokoh dibalik meja jatinya tapi saat berada di Canada dia berubah menjadi pelayan hanya dalam satu malam.
Saat Seungwan memintanya untuk pulang dan bersantai dikamar "Kau kesini bukan untuk jadi pelayan, nikmati liburanmu setidaknya kau harus beristirahat saat hari minggu" tetapi umpan balik yang ia dapatkan adalah sebuah senyum yang mengembang halus sembari berkata "Aku suka pekerjaan ini, kau tidak tahu aku terkadang bertemu anak-anak kecil yang menggemaskan serta bisa bertemu banyak orang disini. Alih-alih bersantai melihat hal baru seperti itu membuat lelahku menguap, Wan." dan akhirnya Seungwan kehilangan kata-kata karena itu.
Sehun tersenyum kearahnya saat mendapati dirinya yang baru akan menginjakan kaki pada anak tangga terakhir.
"Wan~" Panggil lelaki itu.
"Sehun-ah, Injun-ah bukannya sudah kubilang jangan masuk sampai keranah ini, ini bukan perkerjaan kalian biarkan Rose dan Jennie yang melakukannya. Kalau kalian terus seperti ini aku tidak akan membiarkan kalian berdua datang lagi kesini." Omel Seungwan menggunakan bahasa sang ibu membuat kedua pekerja nya hanya tertunduk takut mereka tidak mengerti apa yang sedang Seungwan katakan tapi sadar sang pemilik begitu marah mendapati anak dan temannya lagi-lagi melanggar apa yang telah ditentukan, sedangkan kedua orang lainnya yang menjadi penyebab kemarahan itu hanya terkikik geli ditempatnya.
Seungwan tidak mau kedua lelaki yang ia sayangi ini kelelahan, Renjun sedang dalam masa sibuknya mengurus keperluan untuk menjadi mahasiswa baru dan Sehun seperti biasa ia terus pulang pergi setiap minggunya yang memakan waktu perjalanan hingga belasan jam. Seungwan hanya khawatir! Kenapa mereka sama sekali tidak mengerti?!
Renjun datang untuk memeluknya. Meminta maaf sembari melakukan aegyo disana. "Mama tidak akan luluh Injun-ah, ingat kalau sampai Mama melihatmu dan paman Sehun melakukannya lagi Mama akan memecat Rose dan juga Jennie." jawab Seungwan berbisik. Membuat Renjun membulatkan matanya.
"Andwae! Iya-iya baiklah Injun tidak akan membersihkan meja lagi. Sudah jangan marah lagi, Injun dan appa minta maaf~~ Eum mama sudah makan siang?"
Sehun hanya mengerutkan dahinya, bingung. Tidak tahu ancaman apa lagi yang Seungwan berikan untuk membuat mereka berhenti melakukan pekerjaan-pekerjaan yang melawati batas yang sudah ditentukan oleh Seungwan itu.
"Belum."
"Ah kalau begitu ayo kita makan siang sekarang, aku mau makan sushi buatan Mama!"
"Hm tapi sebelum itu Mama ada perlu dengan paman Sehun. Kau tunggu diruangan mama jangan sentuh meja meja itu lagi kalau tidak Injun sudah tahu 'kan imbasnya?" Renjun mengangguk mantap dan setelahnya Son muda itu pergi untuk meminta maaf pada kedua pekerja ibu nya itu lantas naik kelantai atas seperti yang sudah diperintahkan oleh Seungwan.
Sebelum membawa Sehun pergi dari tempat ia menggantungkan peruntungan itu Seungwan terlebih dahulu meminta maaf pada Rose dan Jennie karena telah mengganggu pekerjaan mereka.
***
"Ancaman apa lagi sekarang eh?" Tanya Sehun sesaat setelah mereka duduk dikursi bagian luar resto.
"Jika kau melanggar batasan itu lagi aku akan memecat Rose dan Jennie dari sin-" Seungwan berujar tenang sembari bersedekap matanya ia arahkan pada jalan raya didepan. Padahal niatnya ingin menjawab pertanyaan Sehun tempo hari tapi belum juga apa-apa orang ini malah mengajaknya untuk berdebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
sunset. || wendy chanyeol sehun ✔
FanfictionKeberadaan Seungwan bagaikan matahari kepergiannya seperti matahari tenggelam, terlihat indah dimata Chanyeol. Namun keindahannya hanya sesaat dan sekarang dalam kegelapan malam Chanyeol benar-benar merindukan hangat serta cahaya yang dulu selalu ad...