Seperti yang sudah direncanakan Guanlin akan ikut Renjun pergi berkeliling komplek rumah adiknya yang di Canada.
Awalnya Sehun juga akan ikut serta tapi kemudian membiarkan mereka pergi berdua. Appa disini saja takut Mama diculik orang kalau ditinggal, ujarnya dengan wajah tanpa dosa yang biasa ia tunjukan lantas Renjun hanya bersungut-sungut sebagai tanggapan.
Kalau kata sahabat-sahabatnya ayahnya itu adalah definisi dari budak cinta! Bagaimana bisa ia terlihat gagah begitu wajahnya muncul ditelevisi tentang perkembangan bisnis dan sejenisnya tetapi terlihat seperti kebanyakan orang yang buta karena cinta dikehidupan nyata? Entahlah hanya Appa dan Tuhan yang tahu.
Ugh, Injun itu artinya kau dan Mama spesial tidak ada seorang pun yang mendapat perlakuan seperti ini dari seorang Oh Sehun, katanya begitu Renjun menyinggung tentang sifat cheesy sang ayah tapi juga tak dapat dipungkiri lelaki dewasa itu adalah 'partner' yang sangat bagus kalau menyangkut masalah untuk menjahili Mama.
Sekarang keduanya sudah berjalan cukup jauh dari rumah Son, keduanya berencana pulang namun berhenti sejenak di taman dekat komplek.
"Hyung mau susu?" tawar yang lebih muda sembari menunjuk mini market didepan taman dengan dagunya.
"Boleh."
"Ah baiklah Hyung tunggu disini saja nikmati pemandangannya. Aku pergi dulu Hyung!"
"Hm."
Renjun segera melesat menuju kerumunan pejalan kaki yang turut menunggu lampu rambu menghijau didepan zebra cross.
Tak lama setelahnya menyebrang dan memasuki mini market itu Renjun kembali dengan dua botol susu serta dua bungkus sereal rendah kalori dalam dekapannya.
"Ini." tangannya menyodorkan bagian milik Guanlin begitu bokongnya menyentuh ruang kosong disebelah kakaknya itu.
Yang lebih tua menyambutnya sembari tersenyum tipis. "Terima kasih."
Renjun tahu kedatangan Guanlin ke sini pasti untuk menghadiri pernikahan Mama dan Appanya tapi apakah ia datang sendiri? Pertanyaan itu terus membelenggu sejak tadi. Tapi jujur Renjun berharap jawabannya adalah iya.
Tangannya membuka penutup botol susu itu kemudian menenggak setengah dari isinya.
"Hyung kau menginap dimana? Kenapa tidak tidur ditempatku saja? Besok akan ada siaran langsung pertandingan Manchester dengan Barcelona, Appa memegang Manchester jika saja kau menginap dirumah kita bisa bertaruh dengan Appa, Hyung." pertanyaan terselubung dari kalimat panjang Renjun, berharap jawabannya menginap ditempat lain karena kakaknya ini sampai terlalu malam dan sungkan untuk menekan bel rumahnya dan berakhir memesan kamar hotel bukan karena ia datang bersama orang lain. Renjun berharap Guanlin akan berkemas siang ini dan check out kemudian karena memang dia merasa kesepian dikamarnya.
Guanlin tersenyum simpul, "Aku menginap di hotel dekat bandara. Sepertinya menyenangkan tapi maaf aku tidak bisa menginap untuk kali ini, mungkin nanti. Aku janji jika aku kesini lagi aku akan menginap dirumahmu kita bertaruh lain kali hm."
Kecewa, sepertinya dugaannya benar.
Hening sejenak diantara mereka keduanya sibuk dengan pikiran masing masing. Aktivitas perkotaan tak berkurang walau sekarang adalah hari minggu, semakin matahari meninggi semakin jalan-jalan ramai oleh kendaraan.
"Injun?" panggil Guanlin membuat afeksi Renjun yang tadi tertumpu pada jalan raya tertarik sepenuhnya.
"Aku tahu ini terdengar kurang ajar."
Dahi Renjun mengkerut kenapa tiba-tiba Hyung nya ini bicara seperti itu?
"Tak seharusnya aku mencampuri urusan ini-"
KAMU SEDANG MEMBACA
sunset. || wendy chanyeol sehun ✔
FanfictionKeberadaan Seungwan bagaikan matahari kepergiannya seperti matahari tenggelam, terlihat indah dimata Chanyeol. Namun keindahannya hanya sesaat dan sekarang dalam kegelapan malam Chanyeol benar-benar merindukan hangat serta cahaya yang dulu selalu ad...