15

2.5K 318 48
                                    

Previous

Ding

Suara bell rumah memotong kalimat Seungwan atensinya dalam sekejap beralih pada pintu masuk. Siapa bertamu tengah malam begini pikirnya.

Mau tak mau Seungwan pun harus melepaskan pelukannya pada Renjun.

"Sayang tunggu sebentar disini mama kedepan dulu." Seungwan beranjak dari tempat duduknya pergi menuju pintu utama. Tangannya menekan untuk menghidupkan layar monitor tapi yang menyambutnya hanya punggung seseorang.

Mata Seungwan membulat, ia kenal punggung ini! Sangat sangat mengenalnya! Tanpa pikir panjang dengan cepat jemarinya membuka kunci pintu tersebut. Dan tidak butuh waktu lama untuk benda persegi panjang itu terbuka berbeda dengan tampilan dilayar monitor sekarang yang menyambutnya adalah senyum hangat dari seseorang yang berdiri diluar pintu serta sebuket bunga yang turut ikut dalam dekapannya.

"Selamat ulang tahun Wan."

"S-Sehun?"

.

.

.

Orang itu adalah Sehun, ia masih berdiri diambang pintu dengan senyum bodohnya. "Kau menangis?" Sehun baru menyadari mata Seungwan yang memerah serta pipinya yang sembab.

"Tidak mataku hanya kelilipan." jawab Seungwan sekenanya, sudah tahu masih saja bertanya.

"Duh memang sebesar apa debu nya sampai-sampai bisa membuat wajah seorang Son Seungwan sembab seperti ini heum?" dengan suara yang dibuat buat Sehun segera meraih lengan Seungwan menariknya kedalam sembari memberikan buket bunga dalam genggamannya untuk wanita itu.

Seungwan menerima dengan senang hati, sedikit terheran kenapa si tinggi Oh ini malah bisa berdiri didepan rumahnya. Bukankah seharusnya Sehun pulang besok lusa? Ah entahlah nanti Seungwan akan menanyakannya. Keduanya lantas pergi menuju ruang tengah setelah sebelumnya mengunci pintu utama. "Sebesar dirimu!"

"Ahahaha~ aku tidak bisa membayangkan debu sebesar itu masuk kematamu Wan kkkkkk." Sehun tertawa membuat Seungwan memutar bola matanya malas.

"Ish berhentilah menggodaku Oh Sehun!" jeda beberapa sekon.

Genggaman Sehun pada lengan Seungwan tidak terlepas sejak tadi "Omong-omong bukannya besok lusa kau baru pulang? Kenapa tiba-tiba ada disini eh?" Seungwan kembali bertanya mengeluarkan hal yang terus menghantuinya sejak tadi.

"Pekerjaanku selesai kemarin, aku sebenarnya berbohong tentang jadwal itu, jadi tadi siang aku langsung membeli tiket ke Toronto-"

Seungwan menoleh cepat memberikan tatapan tajam pada lelaki dengan kulit seputih susu itu bersamaan dengan itu langkah mereka berhenti diruang keluarga, Renjun yang tadinya duduk manis disofa langsung bangkit dari sana. "Appa!" panggilnya ia tersenyum lantas mengedipkan sebelah matanya pada lelaki yang lebih tua dan dibalas dengan acungan jempol oleh Sehun.

Lelaki Oh itu melepas gandengannya mengambil langkah lebar menuju Son muda, keduanya berhigh five sebagai tanda selebrasi atas kesuksesan rencana mereka. "Dan Renjun juga ikut andil dalam hal ini~~ tapi rencanaku berhasil kan?"

Sehun menaik turunkan alisnya. Benar, sangat amat teramat sukses, sukses membuat hati Seungwan bergetar atas ketulusannya. "Tentu Appa! Euum~ Maaf karena sudah membohongi Mama~ Aku dan appa hanya ingin memberikan kejutan spesial untuk mama." Renjun pergi menuju sang ibu memberikan pelukan erat untuknya.

"Hmm... Terima kasih sayang mama mengerti tujuanmu." Seungwan menepuk lembut bahu bayi bongsornya itu tatapannya sekarang mengarah pada lelaki dewasa didepan matanya teduh tersirat rasa khawatir disana. "Aku tidak marah padamu Hun, aku hanya khawatir jika hal-hal yang tak diinginkan terjadi padamu saat diperjalanan dan aku tidak mengetahuinya sungguh sampai mati aku tidak akan memaafkan diriku sendiri, Oh."

sunset. || wendy chanyeol sehun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang