12

2.8K 373 26
                                    

Sebuah mobil Nissan Teana 2.5 XV terlihat memecah jalan ditengah keramaian kota turut melaju bersama mobil-mobil lainnya dengan kecepatan sedang.

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Sehun dan Renjun baru ingin pulang setelah seharian berada di restaurant milik Seungwan, Eṭarnal Paripūrṇate.

Resto khusus masakan Korea yang Seungwan rintis tepat dua tahun setelah kepindahannya ke Canada. Dan ini sudah seperti hal wajib saat hari libur —jika kebetulan Sehun berada di Canada— kedua lelaki yang terlihat seperti seorang saudara itu yang akan menjaga counter satu hari penuh.

Dan hari ini Sehun merasa ada yang berbeda dari anaknya itu —sebut saja begitu—, seharian Renjun mengantup mulutnya bicara dan menyahut sekenanya, senyuman yang biasanya ia tujukan kepada pelanggan pun terlihat seakan terpaksa benar-benar berbeda 180° dari Renjun yang biasanya.

Dan seorang Oh Sehun tidak mau ambil pusing, ia hanya mengikuti alur. Mungkin Renjun sedang mengalami putus cinta yah atau persoalan remaja seusianya. Sehun juga tidak terlalu mempermasalahkan, Renjun bukan tipikal orang yang mampu berlama-lama memendam masalahnya sendiri. Karena pada akhirnya—

"Appa."

—tetap saja Sehun lah yang akan menjadi pendengarnya, tempat anak itu mengeluh dan berbagi cerita.

"Heum?"

Renjun yang duduk dikursi penumpang samping kemudi tetap dalam posisinya, menikmati pemandangan malam dari balik kaca mobil.

Sehun menoleh sejenak kala mendengar panggilan dari remaja yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri itu, setelah kurang lebih 20 menit ditemani kesunyian Renjun baru membuka suara.

"Kemarin—" Yang lebih muda menggantung kalimatnya, Renjun menunduk dalam.

"Kemarin apa Injun-ah?"

"Kemarin aku bertemu Dia—"

"Dia siapa? Mantan?"

Renjun menoleh cepat sedangkan Sehun tetap pada fokusnya untuk menyetir. "Bukan. Lebih baik kita menepi sebentar aku akan menceritakan semuanya."

"Haish kenapa tuan muda Son ini menjadi sangat bertele-tele huh? Kau tidak seperti biasanya."

Meski mengeluh pada akhirnya yang lebih tua tetap mengikuti keinginan Renjun, Sehun melajukan mobilnya mencari tempat yang nyaman untuk singgah sedangkan si tunggal Son kembali pada posisinya semula, menikmati jalan kota di malam hari.

"Toronto benar-benar berbeda dari Seoul. Disini tidak ada orang-orang seperti Woojin hyung, Jihoon hyung, dan Hyunjin hyung." celetuknya lagi memecah keheningan yang tadi sempat kembali menyelimuti mereka.

Sehun kembali menaruh atensinya pada remaja disebelah. "Kenapa tiba-tiba membahas itu? Kau merindukan Seoul?"

"Hm. Aku merindukan orang-orangnya." Renjun menarik badannya untuk menghadap depan.

"Bukannya beberapa minggu yang lalu kita sudah kesana, Injun-ah."

Sehun benar, kemarin sebelum pergi berlibur ke Hawaii —Sehun menepati janjinya, yang akan membawa Renjun sekaligus Seungwan pergi berlibur kemanapun yang Renjun inginkan kalau anak itu bisa mempertahankan gelarnya lagi tahun ini dan Renjun berhasil, ia memilih Hawaii sebagai tempat berlibur— mereka terlebih dahulu pulang ke Korea.

Sebagai informasi, setiap ibu dan anak itu pulang ke Korea keduanya tidak tinggal dikediaman keluarga Son. Seungwan lebih memilih untuk membeli sebuah apartment yang jauh dari kediaman keluarganya, alasannya satu karena Seungwan tahu Chanyeol selalu mencarinya pun mengintai rumah orang tuanya. Seumur hidup jika bisa Seungwan tidak akan mau bertemu dengan orang itu lagi.

sunset. || wendy chanyeol sehun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang