"Sendiri? Kemana Chanyeol?" Seulgi datang dengan dua gelas lemonade ditangan dan diikuti Joohyun si pemilik acara disamping kiri wanita itu.
"Banyak pekerjaan katanya maafkan dia karena tidak bisa hadir lagi malam ini." Raut penyesalan tercetak jelas pada wajah Seungwan.
Seulgi menyodorkan segelas lemonade pada Seungwan "Ambil ini, sudah jangan menampakan ekpresi seperti itu aku tidak suka, bukan kau yang seharusnya minta maaf."
Joohyun mengangguk tangannya yang bebas terulur untuk sekedar merangkul hangat bahu kecil Seungwan "Hm Seulgi benar, ini acara ulang tahun bukan acara perpisahan jadi jangan pernah menampakkan ekpresi itu lagi didepanku, Wan." wanita itu menimpali dan diakhiri senyum hangat setelahnya.
"Iya, kak, Seul."
"Em... Wan kau bisa kan jadi pembawa acaranya? seperti biasa."
"Tentu kak dengan senang hati, memangnya apa yang tidak kalau itu menyangkut anak anak kalian heum? Anak kalian anakku juga hehe." Seungwan terkekeh pelan.
"Baiklah kalau begitu! Ayo kita kesana acaranya akan segera dimulai." ketiga wanita pun meletakkan gelas mereka dimeja dan sepersekian waktu berikutnya tanpa persetujuan Seulgi serta Seungwan, Joohyun mengait kedua lengan sahabat yang sudah dia anggap sebagai adik itu menuntunya menuju kerumunan temannya yang lain.
Hari ini adalah hari ulang tahun Kim Jaehyun anak tunggal Junmyeon dan Joohyun, yang hadir sekarang hanya teman dekat dua pasangan dokter itu bahkan hampir tidak ada satupun teman sekolah dari si tunggal Kim Jaehyun, keduanya sengaja hanya mengundang sahabat mereka saja, untuk berkumpul katanya. Karena hanya dengan begini semuanya dapat berkumpul, bahkan Sehun yang semula berada di Jepang pun rela pulang untuk sekedar bercengkrama dengan sahabat-sahabat yang sudah berteman dengannya sejak bangku kuliah itu. Sedangkan acara ulang tahun Jaehyun bersama teman sekolahnya sudah dilaksanakan tadi siang.
Diruang tengah terlihat Jaehyun yang duduk dengan patuh didepan kue ulang tahun bergambar karakter-karakter dari film populer Transformer dengan sebuah lilin dengan angka tujuh tertancap ditengahnya. Dan ada dua anak balita kembar yang tidak identik berdiri disamping kiri dan kanan Jaehyun, Jihoon dan Woojin anak dari Jongin dan Seulgi.
"Baik semuanya sudah berkumpul kalau begitu acaranya akan aku mulai ya?" Tanya Seungwan bersemangat.
"Ne!"
"Cepat potong kuenya aunty Ujin mau memakan Bumble Bee nya." ucap bungsu si kembar mengundang kekehan gemas para orang dewasa yang turut mengelilingi mereka.
"Woojin-ah kita nyanyi lagu selamat ulang tahun dulu buat Jaehyun hyung baru kue nya boleh dipotong ya?" Jongin yang kebetulan berdiri di samping anak keduanya itu mencoba memberi pengertian pada Woojin. Berbeda dengan sang kembaran, Jihoon hanya mengerjap lucu manatap kagum pada kue tingkat tiga milik Jaehyun.
"Ne baiklah." Woojin menyahut lesu.
"Ughh eonni anak anakmu lucu sekali aku gemas." itu Yeri, yang paling muda diantara orang orang dewasa itu, sekarang dia sedang hamil besar anak pertama.
"Sebentar lagi kita juga akan memilikinya sayang." dan ini Jung Chanwoo suami dari Yeri. Tangan besar Chanwoo mengusap lembut perut buncit Yeri sambil menatap hangat wajah sang istri.
"Kalian tidak tahu kalau mereka sudah bertengkar, itu lebih buruk dibanding perang dunia." Seulgi bergidik mengingat setiap pertengkaran kedua jagoan kecilnya itu.
"Kkkk yang sabar kak." kedua pasangan muda itu terkekeh kecil melihat Seulgi dengan ekpresi cringe yang dibuat-buatnya.
Dan akhirnya semua pun menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Jaehyun. Jaehyun bahagia, semoga kelak dia juga bisa menjalin pertemanan seperti ibu, ayah serta paman dan bibi nya ini.
Acara potong kue selesai si kembar sibuk dengan potongan kue yang diberikan Jaehyun, wipped cream berhamburan disekitaran baju duo Kim junior itu, Seulgi mengurus Woojin dan Jongin mengurus Jihoon.
"Tuhan, kapan kau mempercayakan anak padaku dan Chanyeol oppa, seperti mereka." Gumam Seungwan yang duduk dibangku tak jauh dari keluarga kecil Jongin dan Seulgi.
"Bersabarlah Wan." Seseorang berdiri disamping kirinya, Seungwan mengangkat kepalanya guna melihat wajah orang itu.
"Sehun kau mengejutkan ku tahu!"
"Eum eum jangan merajuk sambil mengerutkan bibir begitu, ku cium nih."
"Coba saja kalau berani, akan ku adukan dirimu pada Chanyeol!"
"Tentu saja aku berani." bukan mencium seperti yang dia ucapkan, Sehun malah menyodorkan panna cotta mangga yang dibawanya kehadapan Seungwan namun setelah beberapa saat reaksi yang diberikan wanita itu sungguh diluar ekspetasinya, Seungwan merasakan gemuruh diperutnya serta mual hebat yang tiba-tiba menyerang. Seungwan beranjak dari kursi untuk pergi menuju kamar mandi sambil menutup mulut sambil memegang perutnya dan Sehun yang menyaksikan itu semua panik bukan main, tidak mengerti dengan situasi yang baru saja terjadi 'Bukan kah tadi dia baik-baik saja, bodoh apa yang kulakukan' batinnya.
Seungwan berlari kecil menuju kamar mandi dengan Sehun yang mengekor dibelakang, panna cotta yang tadi dia pegangnya pun segara ditaruh dimeja yang berada tak jauh dari mereka.
"Wan kau kenapa, kau baik baik saja." Kekhawatiran tercetak jelas pada raut wajah tampannya, tangan besar pria itu mengusap lembut tekuk Seungwan.
"Hoek hoek." Seungwan tidak memuntahkan apapun, tapi perutnya benar-benar bergemuruh, mual, tidak enak.
"Hun, bisa tolong ambilkan air putih?"
"Tunggu aku akan segera kembali." tanpa pikir panjang Sehun segera keluar dan meninggalkan Seungwan sendirian didalam kamar kecil keluarga Kim itu.
Akhir akhir ini dia sering mengalami ini terkadang sensitif terhadap aroma-aroma tertentu, sudah lama Seungwan ingin pergi kedokter tapi sekarang awal tahun ajaran baru yang mana hal itu membuat dia sibuk dan tak sempat untuk pergi kerumah sakit ataupun berkunjung kerumah keluarga Kim ini yang notabenenya juga seorang dokter.
Tak butuh waktu lama Sehun datang dengan segelas air putih ditangan, serta Joohyun dan Junmyeon yang turut mengekor dibelakang dengan wajah yang tak kalah panik dibanding reaksi pertama Sehun tadi.
"Ini air putihnya, Wan."
"Kau kenapa Wan? Apa yang sakit?"
Ketiganya mengelilingi Seungwan sedangkan wanita itu mengambil gelas air yang diberikan Sehun lantas meminumnya.
"Entahlah oppa tiba tiba saja perutku terasa mual."
"Kenapa bisa tiba-tiba begitu? pasti ada penyebabnya, memang apa yang terjadi sebelumnya?"
"Sebenarnya aku hanya ingin bercanda dengan memberikannya panna cotta tapi tiba-tiba dia langsung pergi menuju kamar mandi sambil memegang perut dan menutup mulutnya. Sesampainya disini Seungwan malah tidak memuntahkan apapun." jelas Sehun, lengannya mendekap hangat bahu Seungwan.
"Ah! Apa sebelumnya kau juga pernah seperti ini? Eum maksudku kau merasa mual saat berhadapan dengan aroma-aroma atau tiba-tiba saja merasakan pusing tanpa sebab?" berbanding terbalik dengan ekspresi ketiga orang lainnya, Joohyun tiba-tiba tersenyum membuat yang lainnya bingung.
Joohyun berfikir Seungwan mungkin saja sedang hamil sekarang, seharusnya dia tidak terlalu berekpetasi akan kemungkinan ini namun mau bagaimana lagi dirinya sudah terlampau bahagia dengan perkiraannya, jadi sekali lagi dia bertanya untuk sekedar memastikan 'Semoga saja perkiraanku benar Tuhan' mohon Joohyun dalam hati.
"Hm."
"Sudah berapa lama kau telat datang bulan?"
"Ah itu—"
tbc
Hayy! Semoga suka ya, ah! juga aku gak tau detail prosedur pemeriksaan tu gimana jadi mohon maklum kalo ga sesuai 😂
—©xougarblue,180715
KAMU SEDANG MEMBACA
sunset. || wendy chanyeol sehun ✔
FanfictionKeberadaan Seungwan bagaikan matahari kepergiannya seperti matahari tenggelam, terlihat indah dimata Chanyeol. Namun keindahannya hanya sesaat dan sekarang dalam kegelapan malam Chanyeol benar-benar merindukan hangat serta cahaya yang dulu selalu ad...