Chanyeol bangkit dari duduknya pamit untuk pergi kekamar kecil yang sebenarnya hanyalah akal-akalannya saja, dia ingin menemui Sooyoung. Mengambil langkah lebar menuju dapur. Namun sesampainya disana matanya tidak menjumpai wanita Park itu dimana pun. Chanyeol berfikir hendak kembali tapi pintu kamarnya yang tidak tertutup rapat menarik perhatiannya, menerka-nerka mungkinkah wanita itu sedang berada disana sekarang.
Chanyeol membuka pintu kamar dan benar, Sooyoung terlihat tengah melihat-lihat ruangan yang ia tempati bersama Seungwan. Wanita itu berdiri didepan foto pernikahannya bersama Seungwan.
"Apa yang kau lakukan disini?!"
"Hanya ingin melihat-lihat anakmu ingin tahu seperti apa kamar ayahnya apakah salah?"
"Aku bertanya serius untuk apa kau kerumah ini, kau tahukan hari ini anniversary pernikahanku."
Sooyoung masih terlihat fokus pada foto pernikahan yang terpajang.
"Ahh~~ maaf aku melupakannya, bayimu merindukan ayahnya jadi aku kesini karena permintaannya~" jawab Sooyoung asal namun mata nya menatap intens seakan marah lantas menghampiri Chanyeol, mengusap pelan rahang dan pipi lelaki itu.
"Seungwan benar benar terlihat sempurna menggunakan gaun pengantin, kapan aku bisa berdiri disamping mu menggunakan gaun seperti itu. Aku cemburu."
Chanyeol menggenggam tangan wanita tersebut sedangkan sebelah tangannya yang bebas digunakan untuk mengelus lembut perut buncit Sooyoung.
"Tunggulah sebentar lagi."
"Sampai kapan! ! Aku sudah cukup sabar terus berbagi waktu dengan istrimu itu! Aku dan anak mu ini lebih membutuhkanmu dibanding istrimu yang mandul itu Yeol! Sampai kapan lagi aku harus bersabar hah?!" jawab Sooyoung mengebu-gebu tatapan sayunya berubah nyalang. Bosan dengan kalimat sama yang selalu Chanyeol lontarkan.
Chanyeol ingin membalas, sungguh dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia tidak terima saat Seungwan dihina seperti itu. Sooyoung tidak mengerti! Tidak semestinya menuduh Seungwan seperti itu.
Ia ingin menyurakannya namun sebelum Chanyeol mengatakannya suara pintu yang terbuka menghentikan niatnya.
Batinnya tertohok saat melihat seseorang yang berdiri diambang pintu, oh itu wanitanya! Dia menangis! Apa Seungwan mendengar semuanya? Dan Air mata itu seakan menjawab pertanyaan Chanyeol. Wajahnya memucat.
"Oppa." panggil Seungwan sembari melangkah masuk, Chanyeol pun tergerak untuk menghampirinya. Merasa harus untuk meluruskan semuanya walaupun tidak siap.
Chanyeol menarik Seungwan kedalam pelukannya saat sang istri telah berada didepannya. Seungwan meronta mendorong keras dada bidang itu tapi walau sekuat apapun ia mendorong dan meronta kekuatannya tidaklah sebanding dengan Chanyeol.
"Yak! Park Chanyeol!!" Sooyoung menarik lengan pria itu, tidak suka. Apa-apaan ini?! Pikirnya.
"Diamlah! Sooyoung!" Chanyeol menatap nyalang dengan air mata yang turut mengucur deras di kedua sudut matanya, tapi wanita bermarga Park itu tak gentar atau takut.
"Ingat Yeol kalau kau memilih istrimu yang mandul itu aku tidak akan segan segan untuk mengaborsi anak ini!" ucap Sooyoung dengan nada rendah penuh kepastian. Sooyoung tidak pernah main main dengan kata-katanya.
Chanyeol terkesiap dan moment itu dimanfaatkan Seungwan untuk melepaskan diri.
"Aku tidak mandul! Jaga ucapanmu!" jawab Seungwan.
Sooyoung ingin membalas namun ditahan oleh Chanyeol, lelaki Park itu tidak habis pikir apa-apaan katanya tadi, diluar sana banyak wanita yang menginkan seorang anak yang lahir dari rahim sendiri dan dia mendapatkan anugerah itu tetapi malah ingin disia-siakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
sunset. || wendy chanyeol sehun ✔
FanfictionKeberadaan Seungwan bagaikan matahari kepergiannya seperti matahari tenggelam, terlihat indah dimata Chanyeol. Namun keindahannya hanya sesaat dan sekarang dalam kegelapan malam Chanyeol benar-benar merindukan hangat serta cahaya yang dulu selalu ad...