16

209 12 1
                                    

"Iya, Tiati bang! Jangan lupa kabarin gua kalo Bunda udah baikan!"Ujar Arbani dan di angguki oleh Darka.

Mobil Darka pun melaju meninggalkan rumah dan berjalan kearah rumah sakit.

🍃🍃🍃🍃

00.00

Darka, Dara, Arbani, dan Elang masih setia menunggu di samping keranjang tidur rumah sakit. Dimana Aisyah -ibu- sedang pingsan dan dirawat di kamar inap tersebut.

"Bang, padahal bunda pingsan doang. Tapi kok gak bangun-bangun sih." Ujar Arbani yang duduk sambil memegang tangan bundanya.

"Tadi udah sempet bangun, tapi karena kondisinya masih lemah, mendadak bunda pingsan lagi." Jelas Darka.

Namun, sedari tadi Dara yang masih sesenggukan di sudut ruangan sambil menatap sendu tubuh bundanya. Darka yang melihat itupun langsung menunjukan raut wajah sendu.

"Kak." Panggil Darka lembut.

"...."

"Kak Dara pulang aja ya, biar Darka yang jaga bunda. Kakak sama Bani pulang aja, istirahat besok bani kan sekolah, nanti siapa yang ngurus Bani? dia masih bocah banget kan." Jelas Darka merayu Dara untuk pulang.

Namun, Dara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dar, biar gue sama Darka yang jaga tante." tak disangka sang Elang pun berbicara panjang membuat Darka dan Arbani tercengang.

"Gu-"

"Dara! kalo tante tau kondisi Dara kayak gini, tante makin sakit Dar. Percaya sama gue sama Darka." ujar Elang. Namun, wajah Darka tak bisa diartikan, antara terkejut, bahagia, aneh dll.

"Lang, ini beneran kamu yang ngomong?" tanya Darka dengan wajah ambigunya. Namun, Elang hanya memutarkan bola matanya malas.

"Ihhhhh, abang Elang mah gitu sama dede." Ujar Darka dengan nada menjijikan manja-manja alay.

"Najis." umpat Elang membuat Darka memanyunkan bibirnya.

"Udah-udah lo berdua tuh berisik sangat tau gak. Ini gimana nasibnya kak Dara?" tanya Arbani.

"Eh iya sampe lupa kak Dara." ujar Darka.

'Pletak' Arbani menjitak kepala Darka dengan kunci rumah.

"Awwwww-"

"Dara pulang yah sama Arbani. Nanti kalo tante udah sadar Elang pasti kabarin Dara. " Jelas Elang lagi. Namun, tetap saja Dara enggan untuk pulang.

Tanpa aba-aba Elang menarik tangan Dara, dan membawanya ke suatu tempat.

"Eh kakak gue mau dibawa kemana?" tanya Arbani.

"Suttt! Udah biarin urusan orang gede. Lo masih bau tai diem aja." jelas Darka membuat Arbani mengkrucutkan bibirnya.

Mereka pun berjalan menuju ke taman dari rumah sakit itu dan berdiri di balik pohon besar.

"Ngapain narik-narik gue?" tanya Dara.

"Dara, lo kasian kan sama mamah lo? Lo pulang sekarang, gue tau lo capek, lo butuh istirahat makanya pulang ya. Apa gue yang anterin lo?" tanya Elang.

"Gak usah. Gue masih mau disini! Plis jangan halang-hal-"

'Cup!' Elang mengecup kening Dara dan kemudian memeluknya hingga menangis.

"Gue gak mau kehilangan bunda! Cukup ayah gue aja yang pergi." ujar Dara dengan nada sesenggukan.

"Elang tau, setiap anak menginginkan orang tuanya selalu ada disamping kita. Tapi Elang yakin bunda Dara gak kenapa-kenapa, dia cuman syok kecapekan kok. Percaya sama Elang." jelas Elang entah sudah berapa kata yang ia lontarkan.

DARKA NOVELANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang