18

51 5 0
                                    

Sudah 3 hari Darka tidak masuk sekolah dikarenakan menjaga Bundanya yang dirawat dirumah sakit, tidak parah penyakitnya namun Darka kekeh untuk menjaganya.

Kini, Darka yang  terduduk lelah karena baru saja ia melaksanakan pelajaran olahraga. Dia tidak mengikuti apapun kegiatan sekolah namun dia sangat berprestasi di semua bidang.

Di ujung lorong terdapat Naifa yang mengintip Darka yang sedang terduduk, alih-alih ia berjalan kekantin dan membeli sebotol air mineral. Kemudian ia berjalan kearah Darka dan berdiri tepat dibelakangnya.

Darka yang sedari tadi menyadari hanya saja ia pura-pura tidak mengetahui.

1 detik...
2 detik...
3 detik...

Naifa masih belum mengatakan apa-apa Darka pun mengalah.

"Ngapain lo disini?" tanya Darka tanpa membalikan badannya.

"Eh! E. Anu. Gu-gue cuman mau ngasih in-ini." ujar Naifa sambil menyodorkan minuman, sedangkan Darka menatap Naifa dengan bingung.

"Tumben." ucap Darka dan mengambil minumannya.

"Gue liat lo dari tadi kasihan melas gitu, btw lo jago banget main basketnya. Ikutan eskul basket ya?" tanya Naifa.

"Lo stalker gue? Dari tadi ngeliatin gue, awas nanti naksir. Dan gue gak ikut eskul apa-apa. Catet tuh." jawab Darka sambil terkekeh pelan.

"Gak kok. Gue gak stalker lo, males banget lagian stalker lo. Tapi kok jago gitu." ujar Naifa.

"Bawel lo ah. Sono masuk kelas nanti malah kena omel gue juga yang kena." Sewot Darka yang masih menatap kearah lapangan.

"Idih judes amat sih!" Naifa pun langsung pergi meninggalkan Darka.

"WOI BTW MAKASIH AIRNYA." teriak Darka kepada Naifa yang sudah agak jauh dari hadapannya.

Tak ada tanggapan dari Naifa ia pun hanya memangut-mangutkan bibirnya dan kembali fokus ke arah lapangan. Entah ada apa dilapangan yang membuat ia terfokus ke arahnya, padahal kosong hanya lapangan dan sedikit rumput liar.

Darka berdiri dan menepuk-nepuk bokongnya untuk membersihkan noda tanah di celananya. Setelah itu, ia berjalan menuju koridor dan matanya sibuk mencari-cari seseorang. Naifa, ya dia sedang mencari Naifa, saat dia menatap kanan kiri ia kembali berjalan menuju kelas Arbani dimana Naifa juga sekelas dengan adiknya.

Samar-samar Darka menatap kelas Naifa ternyata Bu Caca sedang mengajar dan mungkin sedang menjelaskan pelajaran tersebut. Dengan gaya cool Darka berjalan memasuki kelas Naifa dan menghampiri bu Caca.

"Assalammualaikum bu!" salam Darka.

"Waalaikumsalam." ucap seisi kelas menjawab salam Darka.

"Eh ada abang gue yang paling unyu sejagat raya. Ngapain lo bang? Mau ngapelin si Naifa ya? Cie abang gue udah gede." goda Arbani membuat Darka menyengir kuda sedangkan Naifa memukul pelan punggung Arbani.

"Ekhem. Ada apa Dar?"  tanya bu Caca.

"Ini bu yang namanya Naifa dipanggil pak kepsek. Sekarang." ujar Darka membuat namanya yang disebut menatap kearahnya dengan tatapan bingung.

"Emang disuruh ngapain?" tanya Bu Caca dengan wajah bingungnya.

"Gak tau bu, mungkn disuruh ngitungin biji kuaci se-ember." ucap Darka dengan watados membuat seisi kelas Darka tertawa.

"Sudah! Naifa keluar sebentar." Ujar bu Caca.

"Yaudah. Makasih ya ibu Caca yang cantik dan langsing." ujar Darka sambil menyalami belakang telapak tangan bu Caca.

DARKA NOVELANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang