21

10 4 0
                                    

"Ambil keputusan yang benar tanpa membuat sakit hati orang lain." Elang pun meninggalkan aku yang masih berdiri mematung.

Apa? Elang berquotes? Ada apa dengan dirinya, tapi dengan ucapan elang seperti itu membuat diriku semakin Gegana. Namun, benar ucapannya menggambil keputusan tanpa menyakiti orang lain. Tapi bagaimana?

*

Kini Darka sedang merebahkan tubuhnya diatas kasur sambil berguling-guling sambil memeluk gulingnya yang bergambar Dora. Ia sedari tadi memikirkan perkataan Elang disekolah, perasaannya sangat campur aduk. Benar ucapannya, sebearnya ia menyukai siapa? Lia? Tiara? Naifa? Ataukah Bella. Dia benar-benar tak paham dengan perasaannya.

"Ya Allah, bantu hambamu yang tampan ini. Hamba sangat bingung dengan perasaan hamba ya Allah. Kalau boleh milih, hamba milih semuanya." Ujar Darka sambil mengarahkan kedua tangannya keatas dengan gaya seperti orang berdoa.

Tiba-tiba notif handphone milik Darka berbunyi, dan menampilkan bar pesan dari aplikasi Line.

"Lia?" Gumamnya.

Natalia Glory :
Dar, gue boleh mintol g?

DarkaDallas :
Iya Lia? Mintol apa?

Natalia Glory :
Boleh ketemuan gak? Kalo mau Lo langsung temuin gue diawal kita ketemu.

"Ini orang kenapa ya?" Tanpa basa-basi Darka pun langsung mengambil jaketnya didalam lemari dan menyambar kunci motornya yang tergeletak di meja belajarnya.

Darka menuruni anak tangga dengan cepat namun perlahan, disana Bunda, Dara, Arbani, dan juga Raka sedang berkumpul sambil menonton sebuah drama komedi televisi. Darka pun menghampiri, dan meminta ijin kepada bundanya.

"Bunda, a'a ijin keluar sebentar. Gak lama kok. Assalamualaikum." Pamit Darka tanpa mengijinkan bundanya membuka mulut. Ia berjalan mengeluarkan motornya dari garasi dan meninggalkan rumahnya.

Darka terlihat sangat fokus menatap jalanan tanpa melirik kanan kiri, berjalan kearah jembatan didekat rumah sakit, dimana ibundanya pernah dirawat selama 3 hari. Setelah menghabiskan waktu selama 30 menit, ia pun sampai dan langsung memarkirkan motornya disisi jalan dekat jembatan. Benar, disana terdapat sosok gadi berambut pendek berwarna coklat. Ya dia adalah Lia, Natalia Glory. Seorang gadis yang sempat ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

"Lia!" Panggil Darka membuat sesosok yang punya namanya pun menengok kearahnya, lalu Liapun berlari kencang dan kangsung memeluk Darka. Dan menangis sejadi-jadinya. Darka yang melihat tingkah Lia pun langsung membalas pelukan nya.

"Sut.. udah jangan nangis lagi. Cerita sini." Ujar Darka sambil menenangkan diri Lia, dan membawanya duduk di tepi jembatan.

"Dar... Hiks...hiks." panggil Lia disela tangisnya.

"Iya Lo cerita dulu jangan nangis. Kalo Lo nangis sambil cerita mana ngerti gue." Jelas Darka sambil menghapus air mata dipipi Lia.

"Gue di usir." Tiga kata dari bibir Lia membuat Darka diam mematung.

"Maksud l—"

"Bokap sama nyokap tiri gue ngusir gue, cuman karena anak mereka. Gue ngebela diri gue, karna adik tiri gue ngefitnah gue, kalo gue yang dorong dia ditangga sekolahan. Gue gak salah Dar, gu–gu–e gak sal–ah. Hiks..." Ucap Lia membuat Darka kembali memeluknya.

DARKA NOVELANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang