"I-i-iya, ini susu kotak aja banyakin deh." Ujarnya sambil mengambil 20 susu kotak dengan merk berbeda dan rasa yang berbeda.
*
Darka PoV
Aku merasakan gangguan saat aku tertidur, seperti ada cahaya yang memaksa masuk melewati garden dan membuat wajahku mengernyit dan memaksa mataku terbuka. Aku menatap seorang anak kecil laki-laki yang membuka gorden dan menatap ku dengan senyuman yang manis hingga pipinya terlihat ada bolongan diwajahnya.
Aku tau dia adik angkatku dia adalah Raka, bocah yang ku temui di rumah sakit beberapa hari lalu. Bocah yang sangat kuat hingga beberapa pernyataannya yang membuat ku tersentuh, ia dia Raka. Benar-benar bocah ajaib, bocah yang dewasa sebelum umurnya.
"Morning kak! Bunda suruh Raka bangunin kakak." Ujarnya yang masih tersenyum.
Melihat senyumannya aku benar-benar tersentuh dan ingin sekali tersenyum untuknya.
"Iya kakak bangun nih. Bunda lagi apa?" Tanyaku yang langsung menggendongnya."Bunda lagi siapin sarapan, kak..." Ujarnya dan memanggilku.
"Iya?" Tanyaku.
"Terima kasih." Ucapnya membuatku terkejut dan dia mengalungkan tangannya dileher ku sehingga menjadi posisi aku memeluk sambil menggendongnya.
Aku membawa Raka menuju Meja makan, disana sudah ada Bunda, kak Dara, dan juga Arbani. Raka melepaskan diri dari gendonganku, dan berjalan menuju kursi yang berada disebelah Bunda.
"Raka, nanti kamu daftar sekolah sama bunda sama kak Dara ya." Ujar kak Dara dan dijawab dengan anggukan juga senyuman.
"Kamu gak sekolah a?" Tanya bunda kepada ku.
"Eh Bun, sekolah atuh. Masa enggak sih." Ucapku sambil menyantap sarapanku.
"Lo gak mandi bang?" Kini giliran Arbani yang bertanya kepadaku.
"Mandi lah, masih juga jam setengah tujuh kurang, santai aja deh, kayak gak pernah liat gue tel— aduh gue lupa kalo gue harus jemput Naifa!" Pekikku, kali ini aku benar-benar melupakan janjiku, tidak mungkin aku akan telat dengan melibatkan Naifa. Tanpa basa basi aku langsung berlari menuju kamar mandi.
"Bun, anak bunda yang satu itu bisa gak di jual online." Teriak Dara yang masih terdengar olehku.
"GAK! NANTI LO KANGEN SAMA GUE!" Ucapku langsung berlari secepat mungkin kekamar mandi.
*
Aku mempercepat kecepatan motor ku dan membelah jalanan Jakarta. Motorku menuju kearah rumah Naifa Hingga aku sampai di halaman rumahnya, aku pun turun dan memanggil namanya.
"Assalamualaikum, Naifa main yuk." Ucapku keceplosan dengan gurauan yang tak jelas, mungkin aku keseringan bercanda.
"Assalamualaikum Naifa sekolah y—" hendak aku ingin turun, keluarlah sosok ibu Naifa yang masih menggunakan celemek dapur.
Aku melihatnya pun langsung turun dan mendekat kearah Ibunya."Eh Darka, tumben jemput Ifa." Ujar ibu Naifa. Aku pun menyalami punggung telapak tangannya, shit! Helm ku belum dilepas, ibu Naifa yang melihat tingkah ku pun tertawa, dan aku hanya menggaruk tengkukku yang tidak gatal sambil cengar-cengir.
"Maaf Tante aku teriak-teriak, Nai—"
"Ih lama banget sih. Kalo gitu dari tadi gue naik grab aja!?" Ucapnya sambil menatapku dengan wajah kesalnya, salah aku apa tuhan!? Aku hanya terbangun agak siang.
"Maaf tadi gue kesiangan." Ucapku dengan jujur sejujur jujurnya orang jujur.
"Udah-udah kalian berangkat deh sekarang, udah mepet nih waktunya." Ujar Ibu Naifa membuat Naifa berjalan menarik lenganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKA NOVELAN
Fanfiction~Darka so handsome So handsome So handsome Darka ganteng-ganteng dari lahirnya...a...a~ Bagaimana jika seorang Darka Novelan mencintai 4 wanita sekaligus?