22

12 4 2
                                    

'pagi ku cerah ku matahari bersinar ku gendong tas merah ku di pun—'

Darka mematikan alarm handphone nya yang sedari tadi berbunyi. Ia beranjak dari kasurnya dan pergi menuju kamar mandi. Tak lama kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk dipinggangnya lalu ia menuju lemari pakaiannya.

Tak butuh waktu lama Darka telah selesai dengan seragamnya yang ia biarkan keluar dan menenteng tas dibahunya. Ia berjalan menuju meja makan dan melahap abis nasi goreng hingga tersisa piring dan sendok. Kemudian ia meminum segelas air putih dan berpamitan kepada bunda, adik juga kakaknya.

Satu rumah pun heran, tumben sekali ia bangun pagi dan sudah rapi di jam setengah 7 kurang, entah makhluk apa yang merasuki Darka.

"Kalo dia sekarang lagi kesurupan, bunda rela dia kesurupan setiap hari." Gumam bunda yang terdengar oleh Dara dan Arbani.

"Bang tumben lo kok bangun pagi?" Tanya Arbani yang ingin memasukan makanannya kedalam mulutnya.

"Masih aja Lo heran, gue kesiangan salah gue kepagian juga sal—"

"Engga bang lanjut aja. Bun Arbani juga pamit ya."

"Eh aku juga. Assalamualaikum Bun." Dara pun mengikuti kedua adiknya.

"Lah kok Lo tumben?" Tanya Darka kepada Dara.

"Gpp, gue bareng."

"Kan Lo masuk kelasnya jam 8, kenapa mesti bareng kit—"

"Ada tugas yang harus gue selesaikan."

"Oh yaudah."

Mereka bertiga pun masuk kedalam mobil. Aisyah yang melihat anak anaknya pun tersenyum senang, sudah lama mereka tak berangkat sekolah bersama, jarang sekali mungkin urusan masing-masing.

Dimobil Darka menyetel sebuah radio pagi, disana berbagai genre musik diputar, dan diikuti alunan alunan kecil mereka. Hingga sampai di depan  gerbang kampus Dara, Darka memberhentikan mobilnya dan keluar untuk membukakan pintu untuk Dara.

"Tumben banget Lo bukain pintu gue, jangan-jangan Lo suka sama gue ya?" Tanya Dara.

"Gila Lo masa iya suka kakak sendiri, amit-amit lah. Gue sekalian mau tebar pesona." Ujar Darka membuat Arbani ingin memuntahkan segala isi diperutnya.

"Cih, sok kegantengan banget sih Lo bang. Gantengan juga gue." Jelas Arbani.

"Gantengnya Lo masih kalah sama gantengnya gue." Cerca Darka membuat Arbani memutar bola matanya dengan malas.

"Lo semua masih kalah cantik sama gue." Kini ucapan Dara membuat Arbani dan Darka menahan tawa.

"Ya kali gue disama-samain kayak elo sih kak. Banci dong gue." Ujar Darka membuat Arbani dan Dara terkekeh.

"Udah-udah Lo berdua sana kesekolah, nanti telat." Ujar Dara dan dijawab oleh anggukan.

"Berangkat dulu kita kak. Assalamualaikum."

"Wa'aalaikumsalam. Hati-hati."

Mobil Darka pun meninggalkan gerbang gedung kuliah Dara, tanpa ia sadar sedari tadi sudah banyak yang menatap mereka di gerbang.

"Dar. Siapa?" Tanya wanita sebayanya.

"Ade gue."

"Wah boleh kali kenalin gu—"

"Gak!"

"Dih sombong banget."

"Bodo."

*

DARKA NOVELANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang