II. Not Different

3.3K 342 15
                                    

[]

“Pandangan pertama begitu?” tanya Wendy, masih fokus membaca buku ditangannya.Sehun menolah sebentar lalu kembali pada ponselnya.

“Tidak, hanya sekedar ter-ta-rik.” Jawab Sehun membuat Wendy merotasikan bola matanya.

See, tidak berbeda, sama saja pandangan pertama, bodoh.” Balasnya penuh penekanan lalu mendapati Sehun mendengus.

“Beda, kau menurut saja padaku.”


@vousmoi.

Disisi itu gadis yang sedang Sehun bicarakan sedang duduk dikursi, sambil memeluk tubuhnya sendiri. Hawa dingin seakan menusuk kulitnya, mata sipit itu terpejam ikut menahan.

“Menunggu lama?”

“Tidak kok, Aku juga baru datang.”Jawab Seulgi, langsung bangkit dari duduknya dan tersenyum lebar.

“Percuma, jelas-jelas tubuh mu menggigil.” Ucap Laki-laki yang sekarang sudah memberikan mantelnya pada Seulgi, setidaknya sedikit menambah rasa hangat. Akhirnya mereka masuk kedalam mobil bersama.

“Kita akan kemana?”

“Maaf membuat mu kedinginan, seharusnya aku jemput saja dari Apartemen.” Park Jimin tersenyum tidak nyaman, merasa bersalah.

“Jangan berlebihan. Ngomong-ngomong aku sudah mendapatkan pekerjaan loh.”

Park Jimin mengendarai mobil sambil beberapa kali curi pandang, begitu tertarik apa pekerjaan baru gadis disampingnya.

“Tadinya sulit percaya aku akan diterima, tapi ternyata Oh Cooperation menerimaku sebagai sekertaris pribadi Oh Sehun.” Seulgi tersenyum lebar, membayangkan bagaimana wajah tampan atasan-nya nanti.

“Bagus, sulit sekali mendapatkan posisi itu. Kau beruntung.”

“Tapi anehnya yang menyeleksi ku itu hanya sekali tanya dan langsung menerimaku, bahkan dia sempat menggoda.”

Tiba-tiba saja Jimin menghentikan mobilnya dengan mendadak, dan menolah kearah Seulgi. Membuat gadis itu bingung setengah mati.

“Bagaimana jika kau jadi perawat saja, ak-”

“Aku sudah pernah bilang, aku tidak bisa. Aku benci bau rumah sakit, berhenti memaksa ku Jim.” Seulgi menarik nafas pelan, lalu menolah kearah lain.

“Kau tidak bisa jika itu aku, tapi jika itu Jongin kau bisa. Aku yakin kau bekerja di sana karena dipaksa olehnya, kau menyukaikan.”Jimin juga melepas kontak mata, lebih memilih melihat lurus kedepan.

“Sampai kapan kau akan mengatakan hal itu, aku akan pulang saja.”

Selalu seperti ini, Kang Seulgi sudah lelah berdebat tidak penting. Dia tahu bahwa Jimin menyukainya dari dulu, tapi ia tidak memiliki perasaan yang sama sampai sekarang.

“Seul,”

“-aku bilang lajukan mobilnya, aku akan pulang sendiri.” Ketusnya, lalu melemparkan mantel milik Jimin kedalam mobil. Kembali memeluk dirinya dan mulai melangkah.

Selamat perjalanan semuanya baik-baik saja, sampai tubuh Seulgi sudah teramat kedinginan dan membuatnya terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Tapi bagian buruknya, karena ia memakai high heels- jadi kakinya sedikit terkilir.

“Sialan, kakiku sakit se-”

“Aku rasa tidak mungkin kau akan terus disini.”

Tiba-tiba suara husky seseorang memotong ucapan Seulgi, ia mendongak dan menemukan sosok pria yang tadi pagi.

MAKE ME FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang