Don't forget vote and comment ! aku butuh bgt, semangat kalian huhu😭🖤
[]Mungkin ini pilihan yang tepat, pikir Seulgi. Matanya melirik tak menentu kearah jalanan lewat balik kaca mobil.
Rasanya baru kemarin merasakan kebahagiaan, walaupun hanya sepercik dibatasi waktu dan takdir. Apa yang ia rasakan saat ini? tidak dapat dijabarkan karena terlalu absurd, acak-acakan menyakiti hatinya. Hanya satu yang penting sekarang, melupakan pemuda tersebut seakan-akan tidak pernah bertemu satu sama lain.
Tetapi bagian tersulitnya, bagaimana caranya, bagaimana untuk melupakannya. Oh Sehun yang jelas-jelas sudah membuatnya jatuh lebih dalam—terperangkap, supaya hanya ada pemuda itu dihatinya, begitu terikat.
"Hai, kau baik-baik saja?" suara bariton Vernon memecahkan lamunan Seulgi, membuat gadis itu langsung tersenyum untuk merespon bahwa ia akan baik-baik saja, bohong memang.
Sudah sekitar satu minggu Seulgi tinggal bersama Vernon, dibawa lelaki tersebut ke Russia. Gila rasanya mengiyakan, tapi demi Sehun tidak mencarinya—walaupun rasanya mustahil. Tentu saja mana ada, mungkin lelaki itu sedang berduaan dengan cinta pertamanya. Membayangkan saja Seulgi sudah nyeri, bagaimana melihat secara langsung didepan mata.
"Kita sudah sampai." Lagi-lagi melamun seperti orang kehilangan arah. Vernon yang menyadari sejak awal, hanya bisa tersenyum sendu, rasanya gadis yang ia temui sewaktu kecil itu dulu banyak tersenyum seperti kucing tapi sekarang jelas berbeda.
"Serius, tidak ada yang sakit?" Tangannya mengusap pelan rambut Seulgi, ketika ia baru saja keluar dari mobil dengan kepala menunduk.
Seulgi terkekeh entah kenapa, "ada kok, disini hehe." Salah satu jarinya menyentuh disekitar dada, mengisyaratkan.
"Ya sudah istirahat saja dulu, aku akan pergi ke kantor. Jika ingin sesuatu bilang pada Bibi atau telepon aku mungkin." Tutur Vernon lembut, Seulgi sampai ingin menangis sendiri ada pemuda sebaik ini. Mungkin Tuhan masih ada rasa kasihan padanya, dan mempertemukan kembali dengan teman masa kecilnya.
"Maaf ya, aku merepotkan mu lagi seperti dulu." Gumamnya, tapi masih bisa didengar jelas.
Vernon menggeleng pelan, "tidak sama sekali, rasanya memang kita ditakdirkan bertemu seperti itu. Aku seperti malaikat mu ya, bedanya dulu kau sering jatuh ke tanah, dan sekarang jatuh cinta pada orang yang salah." Seulgi terkekeh, setuju dengan perkataan itu.
"Seharusnya kau datang kembali lebih dahulu," katanya, membuat Vernon menaikan kedua alisnya keatas, bertanya-tanya.
"Memang kenapa?"
"Lupakan, kau harus pergi sekarang nanti telat, bukankah ada rapat penting." Balas Seulgi, lalu tersenyum manis.
"I will miss you Delbar."
Mungkin jika Seulgi mencintai pemuda itu, jantungnya akan berdebar-debar atau bahkan ia akan meloncat-loncat nanti. Tapi nyatanya tidak, hanya bibirnya yang dapat merespon lebih dengan senyuman lebar.
.
.Duduk tenang di depan televisi sambil menonton serial Netflix, satu tangannya sibuk memasukan segala makanan kedalam mulut. Mata fokus kedepan, tetapi pikirannya entah kemana, melayang jauh tidak ditempat. Berusaha menyadarkan diri, berakhir menangis diam-diam.
Iya, Seulgi merasa bodoh kenapa harus menangis. Rasanya ingin ke Bandara sekarang kemudian kembali ke Seoul, memeluk tubuh Sehun dan mengatakan rindu berkali-kali—dan menyesal sudah pergi terlebih dahulu. Tapi hanya orang idiot yang melakukan hal lemah semacam itu, dan Seulgi tidak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE ME FEEL
Fiksi PenggemarKang Seulgi mencintai Oh Sehun seperti malam, dipenuhi oleh diam. Seulgi tidak mau menjadi bintang ; karena ia tidak mau menjadi salah satu diantara seribu. Seulgi tidak mau Sehun menjadi bulan untuknya ; karena bulan selalu berubah-ubah. Ia hanya...