Berkali-kali Seulgi membuang nafas lelah, tapi tetap duduk tenang di sofa. Menunggu seorang Oh Sehun, yang terpaksa sedang menjalankan rapat penting dimalam hari.
"Nona, kata Tuan Sehun Anda bisa pulang sekarang, mungkin rapatnya akan lama." Tutur Minhyuk dengan profesional.
"Tidak masalah, Aku menunggu saja. Sepertinya sebentar lagi selesai." Balas Seulgi sambil melihat ke arah arloji, berharap Sehun segera keluar.Sampai sesuatu terlintas diotaknya, Ia segera berdiri dan menghadap kearah Minhyuk yang sekarang membalas dengan tatapan bingung. Cemas, takut gadis itu bertanya yang tidak-tidak.
"Minhyuk, Kau sudah berapa lama bekerja bersama Sehun?" pertanyaan itu sukses membuat Minhyuk merasa tidak gugup lagi.
"Mungkin hampir separuh hidup Saya, ada apa?" jawab Minhyuk, dan kembali melempar pertanyaan.
"Oke, jangan beritahu Sehun bahwa Aku bertanya ini padamu. Kau pastinya kenal Irene," Seulgi bicara dengan terburu-buru, sambil melihat keseliling.
Sialnya ketika Seulgi baru saja akan mendapat jawaban, pintu ruangan yang baru saja untuk rapat terbuka, Sehun berjabat tangan dengan beberapa pria paruh baya, bisa dilihat lebih tua, tentu saja pasti klien-nya.
"I am so very happy because can work with you, sir." Ucap pria paruh baya itu dengan tersenyum lebar, tangannya berjabat dengan Sehun.
"of course, I'm also sir. I hope everything goes well." Dan ketika klein itu pergi Sehun langsung berbalik menghampiri Minhyuk dan Seulgi.
Tapi yang membingungkan Ia malah menghela nafas gusar, berhenti tepat didepan tubuh mungil Seulgi yang sekarang malah menatap dengan mata membulat bingung.
"Minhyuk, kenapa Kau tidak menyuruhnya pulang?" nada suaranya terdapat tajam, begitu mengintimidasi.
"Oh it-u tuan Nona Seu-"
"Aku ingin menunggumu Sir, Minhyuk tidak bersalah. Sekarang sudah selesai kan, Kita pulang saja." Sela Seulgi tidak ingin banyak bicara, Ia sudah sangat mengantuk.
"Sepertinya Kau menungguku karena ingin bertanya tentang─Irene," sarkas Sehun. Tapi gadis didepannya malah membuang muka, lalu terkekeh.
"Aku tidak pedu-"
"Oh jadi sekarang kau menyukaiku, atau lebih tepatnya Kau──cemburu." Sehun tersenyum menggoda, sedangkan Seulgi mati-matian untuk menghindari kontak mata langsung.
"See? you are too confident, Sir." Balasnya acuh tak acuh, segera melangkah mendahului. Sehun terkekeh kecil, tapi akhirnya menyusul, mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu.
"Dia hanya gadis baik yang sempat Aku sakiti, jangan bertanya lagi. Tenang saja sekarang Aku hanya akan mencintaimu," tuturnya.
Terlalu brengsek jika dipikir secara logika, mengatakan dengan semudah itu. Seakan kisah cintanya itu hanya omong kosong, yang tidak berarti sama sekali. Padahal jika di pertemukan kembali, kata-kata tersebut akan dikubur dalam-dalam. Seulgi bertaruh.
"Tapi Aku punya orang lain," entah kenapa ucapan itu keluar dari bibir Seulgi, sukses membuat Sehun diam menghentikan langkahnya.
"Bagus, menarik jika begitu. Aku memang mendapatkan dirimu dengan uang, tapi hatimu Aku akan mendapatkan seutuhnya, tenang saja Aku akan bersaing secara sehat."
•••
Pagi-pagi sekali Seulgi terbangun, suara bising menganggu tidur nyenyaknya, ternyata secara bersamaan ada bau gosong, ia buru-buru bangkit dan berlari keluar untuk mengecek.
"Sehun, Kau gila meninggalkan masakanmu!" teriak Seulgi, setelah mematikan kompor. Berapa lama kemudian pria yang dia cari datang dengan tergesa-gesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE ME FEEL
FanfictionKang Seulgi mencintai Oh Sehun seperti malam, dipenuhi oleh diam. Seulgi tidak mau menjadi bintang ; karena ia tidak mau menjadi salah satu diantara seribu. Seulgi tidak mau Sehun menjadi bulan untuknya ; karena bulan selalu berubah-ubah. Ia hanya...