XXIII. The Way Love Me

1.1K 172 75
                                    

Don't Forget for vote and comment guys!!!

Jemari-jemari yang saling bertautan, ciuman hangat, pelukan rindu, dan tatapan penuh arti. Ayolah, itu semua langsung membuat Seulgi melupakan fakta bahwa dirinya hanya opsi kedua bagi Oh Sehun. Laki-laki yang sedang melakukan banyak hal agar membuatnya jatuh lebih dalam, sampai lupa posisi awal untuk menjauh.

"Memikirkan sesuatu Seulbear?" tangan Sehun mengusap pipi Seulgi, begitu lembut seakaan hanya dia satu-satunya wanita yang diinginkan.

Setelah siuman, Seulgi banyak terdiam. Hanya menerima semua perlakuan pemuda bermarga Oh itu, mengingat betul apa yang terjadi sebelumnya dirinya ditembak. Mereka bertengkar hebat-bagaimana tidak, Seulgi menangkap basah tunangannya berselingkuh. Tetapi sekarang tidak terjadi apapun, seakan-akan hubungan keduanya baik-baik saja.

Seulgi menatap balik Sehun dengan dalam, berusaha menutupi raut sendunya. "Aku ingin membicarakan tentang kejadi-"

"jangan sekarang, kita baru saja melakukan hal romantis yang jarang terjadi loh. Aku lelah bertengkar, setelah kita baikan." Potongnya, menunduk sambil membuang nafas gusar.

Rasanya Seulgi ingin tertawa keras, bagaimana bisa pemuda itu mengatakan hal semacam itu seakaan dirinya merasa tersakiti, dan Seulgi yang melakukan kesalahan-membuat mereka bertengkar.

"Kau kira aku nyaman dengan semua ini, aku lebih lelah. Rasanya sudah lama sekali aku tidak hidup bebas, selalu terkurung karenamu-awalnya sih kesal tapi semakin lama aku menyukainya. Karena ada disisimu merupakan hal baru yang menarik, melihat senyummu, berada dipelukanmu, bahkan berciuman. Rasanya aku gadis paling bahagia Hun, tapi hatiku hancur."

Beberapa detik terjadi jeda, dan Sehun memilih tetap diam.

"Cukup hancur. Melihat mu berciuman dengan wanita lain, bukannya ingin bertengkar tetapi apa begitu sulit memberikan sekedar alasan. Penjelasan yang membuat ku percaya, walaupun itu bohong-tidak masalah setidaknya itu bisa buat ku sedikit merasa diinginkan." Tutur Seulgi panjang lebar, suaranya sudah semakin parau, dan gemetar. Menolah kaerah lain karena rasanya menyakitkan melihat Sehun seperti lelaki bodoh, yang pura-pura peduli padanya.

Sehun kembali menatap gadisnya, bersiap untuk menjawab tetapi tiba-tiba direspon dengan gelengan terlebih dahulu.

"Tidak perlu katakan apapun, anggap saja hal kemarin tidak pernah terjadi. Seperti keinginanmu, kita berbaikan saja-bertengkar melelahkan bukan." Seulgi tersenyum miris, segera mengusap air matanya yang sudah mulai menetes.

Entah bagaimana, sulit mengakuinya. Sehun benci melihat Seulgu menangis seperti itu, apalagi karena dirinya. Ingin memberikan pelukan lagi tetapi gadisnya terlihat menatap ketakutan dan sedikit memberi jarak, terlihat jelas langsung berbaring dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Aku akan baik-baik saja sendirian, kau banyak urusan kan. Pergilah," hanya kalimat itu yang terucap sebagai tanda berakhirnya percakapan. Bukan itu yang ingin didengar oleh Sehun melainkan seperti kalimat 'jangan pergi, tetap bersamaku'. Tapi nyatanya semua itu hanya delusi, sukses membuat dadanya nyeri.

"Aku akan menelfon Wen-"

"tidak perlu Hun, aku ingin sendirian. Jika perlu tidak usah kesini sampai aku pulang dari rumah sakit, setelah itu kita akan kembali ke Korea." Seulgi memotong, nadanya begitu dingin.

Sehun menarik nafas, "aku tahu kau marah, tapi percayalah aku mencintai mu Seulbear."

Mau tahu bagaimana kondisi Seulgi? dia bukannya senang tetapi malah merasa semakin disakiti. Lagi-lagi mendengar bibir Sehun mengatakan hal naif.

"Oh iya, terimakasih. Aku ingin cepat tidur, sebaiknya cepat keluar." Tetapi berusaha senormal, kembali pada pendirian tidak ingin terlihat menyedihkan dan lemah.

MAKE ME FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang