IV. Agreement

1.9K 284 19
                                    

Gila.

Semua yang terjadi hari ini menurut Seulgi amat buruk, membuat hidupnya semakin rumit. Oh ayolah, jelas-jelas ini baru satu hari bekerja menjadi seorang sekretaris.Tapi sudah mendapatkan masalah besar, lebih tepatnya masuk kedalam permainan yang sulit di pahami atau lebih tepatnya sedang bersandiwara.


"Oke Sir, kali ini apalagi?" Seulgi sudah benar-benar terbawa amarah, dia sudah bertanya berkali-kali setelah kepergian Jimin.

"Kau miliki ku mulai sekarang seulbear,"

Sumpah. Sudah berapa kali Seulgi mencoba paham apa yang terjadi pada atasannya itu, yang biasanya menjawab pertanyaan saja kelewat malas, tapi sekarang tidak.

"Apa Seulbear, apalagi sekarang Sehun?" Seulgi akhirnya bicara tidak sopan, tidak memanggil dengan embel-embel Sir.

Atau mungkin Sehun memang sengaja melakukannya. Membuat gadis itu agar tidak perlu terlalu formal.

"Jongin bilang kau mirip beruang, aku rasa kau tahu maksud dari seulbear." Jawab Sehun santai, duduk tenang dengan meneguk segelas vodka.

"Ah sialan, aku tidak tahu harus marah padamu atau Jimin." Gerutu Seulgi, tanpa pikir panjang ikut menuang botol Vodka pada gelasnya, Sehun hanya melihat sampai akhirnya ia terkekeh ketika Seulgi meminumnya dengan wajah kelewat merah.

"Ini alkohol Sir!" Teriak Seulgi, wajahnya benar-benar memerah padahal baru minum sedikit.

Sehun terkekeh pelan, "jadi aku juga harus bilang bahwa itu Vodka?" tanyanya tersenyum menggoda.

Sudah berapa kali Seulgi muak oleh senyuman membingungkan itu, Bos yang kemarin dia temui begitu dingin, tapi sekarang seperti pria hidung belang yang pandai menggoda.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan?" lagi-lagi pertanyaan yang sama, Seulgi kebingungan sejak awal masuk kedalam mobil.

"Buat perjanjian denganku?" Sehun memenuhkan atensinya pada gadis bermata sipit disebrang mejanya, sedangkan Seulgi menatap tidak mengerti.Tanpa menjelaskan apapun Sehun bangkit dari kursi, memanggil Minhyuk yang terlihat berdiri tak jauh.

"Kita ke Mansion sekarang," tutur Sehun lalu membalikkan badannya untuk menatap Seulgi yang masih duduk tenang.

"Kita pergi ke mansion sekarang," Lanjutnya. Seulgi buru-buru mengangguk dan ikut berdiri, ketika Sehun berjalan bersama Minhyuk dia hanya mengikuti dari belakang. Tapi berapa detik kemudian tangannya ditarik oleh Sehun.

"Sir, kau bi-"

Jepretan kamera memotong ucapan Seulgi, dia lupa bahwa diluar sudah banyak wartawan yang menunggu. Double shit, untuk Oh Sehun.

"Bisa beritahu kami siapa wanita ini?"

"Tuan Sehun apakah dia kekasih barumu!"

"Tolong berikan kami penjelasan sedikit saja,"

Minhyuk berusaha menyingkirkan para wartawan agar memberikan Sehun dan Seulgi jalan, tapi berikutnya mereka yang berhenti sendiri. Atau Sehun memang sudah merencanakannya.

"Kang Seulgi, dia tunangan Saya." Kalimat yang sukses membuat wartawan girang, tapi Seulgi lebih memilih melongo lalu menghela nafas gusar.Ingin protes tapi tangan Sehun langsung menariknya untuk masuk kedalam mobil, akhirnya Seulgi hanya bisa diam.

•••

"Sumpah kenapa Anda mengatakan Saya adalah tunangan Anda Sir!" teriak Seulgi, biasanya dia adalah tipe wanita yang tidak akan berteriak-teriak atau membentak. Tapi karena ini masalah serius, dia harus sedikit kasar.

Sehun melirik sebentar lalu tersenyum tipis,
"jangan terlalu frustasi bukan masalah besar." jawaban yang amat semakin membuat frustasi.

Apa dia bilang bukan masalah besar!

"Terserah apapun itu, rencana Anda apa Sir?" tapi Seulgi masih bicara dengan penuh penekanan.

Sehun akhirnya menatap dirinya cukup lama dan tersenyum tipis. Yang membuat siapa pun itu kebingungan, jarang sekali seorang Oh Sehun tersenyum seperti itu.

"Menjadi tunangan pura-pura ku, oh mungkin jika perlu sampai menikah." Kelewat terkejut, Seulgi menatap pria didepannya tidak percaya.

"Maksudnya hanya sebatas kontrak?" tapi Seulgi kali ini lebih santai, tapi malah semakin melihatkan bahwa ia sangat marah.

Sehun semakin tertarik, " tidak menggunakan kontrak juga tidak masalah, hanya perlu janji seulbear. Dan aku akan naikan tiga kali lipat gajimu."

Seulgi menunjukkan wajah masam, melihat bahwa pria didepannya ini tidak menghargainya sama sekali. Akhirnya ia angkat bicara lagi,
"dengan mengatakan pada publik terlebih dahulu sebelum membicarakan padaku, begitu?" sarkasnya.

Sehun tersenyum menyeringai, "rencana yang bagus. Agar kau juga tidak dapat menolaknya, aku rasa kau juga tahu."

"Tidak aku tidak mau, cari wanita lain saja." Tolak Seulgi mentah-mentah, mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Kita bicarakan lagi nanti, jadi sepertinya matamu sejak tadi sangat tertarik untuk melihat mansion ku." Lanjut Sehun, membuat Seulgi langsung menoleh dan menggaruk rambutnya.

"Bol-"

"Guk-guk!"

Mata Seulgi langsung tertuju pada anjing yang dibawa oleh seorang wanita paruh baya, Seulgi suka sekali dengan Anjing. Ia buru-buru berlari untuk mengelusnya, dan yang didapatkan Anjing itu juga padanya.

"Sir, namanya siapa?" tanya Seulgi tanpa mengalihkan pandangannya.

Sehun ikut mendekat, " namanya Vivi, dia berjenis kelamin perempuan." Tentu saja tanpa di beritahu Seulgi tahu bahwa Anjing lucu itu perempuan.

"Oh sial, aku ingin sekali membawanya pulang." Gumam Seulgi gemas, memberikan kecupan-kecupan pada Vivi.

Seulgi tidak peduli lagi rasa marahnya, karena di temukan oleh Anjing selucu Vivi. Tapi tiba-tiba ponselnya bergetar, tidak ada nama siapa pun dia monitor ponselnya, ketika melihat nomer itu ia langsung tahu, moodnya seketika hancur lebur.

"Kenapa tidak diangkat?" ia menoleh pada Sehun sekilas, lalu menundukkan kepalanya. Ketika mengangkat kepalanya ia tersenyum miris, semakin membuat Sehun kali ini yang bingung.

"Tidak penting sama sekali," lirihnya perlahan melepaskan Vivi yang berlari kepada majikannya, tentu saja Sehun.

"Ck, apa Park Jimin laki-laki tadi?" tanya Sehun dengan nada tidak suka, mengingat kejadian tadi ketika di restoran.

"Seribu kali lebih baik dia yang menelpon, dari pada─ ah sudahlah." Sehun paham ada yang tidak beres, perubahan ekspresi yang sangat drastis.

Ketika Sehun akan mengambil ponselnya Seulgi langsung mendahului, dan kemudian yang terjadi dia malah melemparkannya ke lantai.

"Nekat sekali sampai kau banting, siapa dia?"

"Orang yang sudah membuang ku. Oh iya masalah ponsel mudah sekali aku tinggal menunggu gaji darimu, kau bilang akan dinaikan tiga kali lipat."

Sehun tersentak, tapi akhirnya tersenyum tipis.

"Tentu saja kenapa tidak, untuk tunangan ku." Seulgi juga ikut tersenyum, sebelum mengatakan sesuatu lagi.

"Seperti yang kau lihat aku berubah pikirkan, mari kita buat kesepakatan juga."


[]

[Klik bintang dan komen. Thanks u and see u next part.]

MAKE ME FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang