XXVII . What's Mean Next Week?

1.2K 160 78
                                    

Jangan lupa vote dan comment.

Jika orang-orang tahu apa yang terjadi pada Kang Seulgi mungkin ia sudah tertawa-kan. Malang sekali karena nyatanya Sehun dan dirinya hanya bertunangan secara cuma-cuma, entah apa tujuannya. Dan selebihnya ada hal yang lebih perlu ditertawakan, Seulgi baru kemarin mengatakan cinta lagi pada Sehun.

Begitu bodoh, sudah berkali-kali tersakiti tetapi masih bertahan untuk berpura-pura. Mungkin pikirnya tidak masalah hanya cinta sepihak, yang terpenting sekarang Seulgi melihat Sehun dengan jelas. Pemuda itu sedang mengobrol bersama ibu-kandungnya yang beberapa hari lalu ternyata datang jauh-jauh dari Paris, yang ternyata ini adalah acara untuknya. Seulgi senang sekali, sudah lama tidak melihat senyuman pemuda itu—dan lebih senang lagi ia seperti merasa dirinya selangkah lebih maju dari Irene.  Ia jelas dekat dengan keluarga Sehun, ah-bahkan dengan Eden yang secara terang-terangan ia mengatakan benci Irene.

"So, kenapa unnie tersenyum-senyum sendiri?" Sejeong secara mengejutkan sudah duduk disamping Seulgi, yang duduk memisahkan diri sambil meminum segelas jus.

"Eh, tidak kok hehe."

"I know, my brother is really handsome. And you're beautiful too, that's why you and him compatible." Sanjung Sejeong, matanya berbinar-binar sambil melihat kearah kakaknya.

"Aku harap juga begitu," senyuman Seulgi tercetak begitu sendu, bahkan tatapannya seakaan kosong. Tatapannya berubah total, yang tadinya begitu bahagia sekarang kosong.

"Maksudmu a-"

"You Come!" ucapan Sejeong terputus, karena satu objek sekarang menarik perhatian semua orang yang berada disana. Menatap begitu terpesona—karena baru saja datang wanita cantik memakai dress merah sambil tersenyum lebar. Begitu anggun, berjalan perlahan bersama—Vernon. Seulgi sontak terkejut, bagaimana mereka bisa datang bersama.

"Of course I come Lova," kata wanita tersebut tersenyum lebar, kemudian berlari kerarah Lova yang merupakan sahabat Sehun dari Paris.

Seulgi membeku ditempat, seakan pasokan udaranya sudah menghilang. Tatapan matanya menatap lekat kearah wanita itu juga, berharap yang ia lihat sekarang hanya mimpi—karena Seulgi lupa wanita itu akan datang juga. Matanya langsung teralihkan kearah Sehun, pemuda itu terlihat santai sekali bahkan tersenyum begitu manis sekaan wanita itu yang ia tunggu sejak awal.

Sejeong disampingnya menolah kearah Seulgi, menyadari wanita itu diam membeku.

"Aku kesana dulu ya Unnie," katanya sekaan meminta izin. Tentu saja Seulgi terkejut lagi, bukankah adik Sehun ini membenci Irene.

"I-ya, mmm aku juga mau ke toilet dulu." Buru-buru Seulgi melangkah pergi dari sana, dadanya harus bersiap-siap untuk memulai malam ini.

Ketika sesekali melirik, Ia menemukan Vernon menatapnya terkejut. Mungkin lelaki itu juga tidak menyangka Seulgi akan berada disini—tentu saja lagi-lagi melakukan hal bodoh.

Harusnya Seulgi masuk ke toilet, tetapi ia malah berada di balkon. Berdiri sambil memajamkan mata, tubuh bagian atas Dan bawahnya terasa dingin, karena memakai dress yang cukup terbuka. Rasanya ia ingin menangis, tetapi kembali pada kata percuma, karena tidak merubah apapun.

"Hai, aku mencarimu."

Beberapa cukup lama, terdengar suara bariton. Itu Vernon, sudah mudah ditebak karena tidak asing lagi. Dengan menujukan keadaan baik-baik saja Seulgi berbalik, sambil tersenyum canggung.

MAKE ME FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang