XVI. Two Reason

1K 170 33
                                    

Melewati jalan setepak disebuah gang, Kang Seulgi menyilangkan kedua tangan didepan dada, menahan hawa dingin yang seakan sudah menusuk tulang-tulangnya. Bibirnya gemetar, tidak kuat lagi melangkahkan kakinya, seluruh terasa kaku secara tiba-tiba.

Cari mati memang, dengan pakaian terbuka ia nekat kabur dari pesta. Menerjang dinginnya kota Seoul, berjalan tanpa tujuan, karena yang terpenting baginya sekarang adalah menghilang dari pandangan Kim Hanbin. Rasanya Seulgi ingin mati saja mengubur diri sendiri daripada berhadapan langsung.

"Jadi bisa jelaskan kenapa kau kabur?" Seulgi berbalik dan terbelalak terkejut.

Berdiri satu laki-laki yang sedang dia tunggu sejak berada di pesta, Oh Sehun. Dengan balutan kemeja dan jas, dia sama nekatnya mengikuti Seulgi di tengah kedinginan.

Keduanya saling bertatapan dalam diam, satu memberi pertanyaan satunya enggan untuk menjawab. Berakhir helaan nafas gusar dari Sehun, ia melangkah mendekat kearah gadis dihadapannya. Melepaskan jas-nya, lalu memakaikan pada Seulgi yang masih diam mematung.

"Ap-a kau yang mengundangnya?" tanya Seulgi pelan, benar-benar menatap dengan datar.

Sehun bingung harus bereaksi seperti apa dengan dilemparnya raut wajah itu, "sengaja, aku ingin kau bertemu dengannya sekali ini untuk meminta putus."

"Atau mungkin kau ingin mempermalukan aku? mengatakan bahwa aku berselingkuh ketika kekasihnya cacat, kau memang seperti itu." Gumamnya sendu, menundukkan kepala sambil mundur beberapa langkah. Tangan Seulgi meremas dress-nya dengan kuat, menahan isakan bercampur dinginnya udara.

"Apa aku selalu buruk dimatamu?" tanya Sehun lantas tersenyum miris. Menarik atensi gadis didepannya, saling menatap dengan perasaan kacau yang sama.

"Mau tahu siapa yang menabrak kekasihmu?-"

" itu Park Jimin, sialan!" bentak Sehun, tangannya mengacak-acak rambut sendiri. Sukses membuat Seulgi termenung, tidak paham apa maksud perkataan lelaki tersebut.

"Jadi sekarang kau menyalahkan Jimin, kau memang ingin membuatku menghindari mereka. Lalu ketika itu sudah ter-"

Sehun melangkah cepat kearahnya, menarik dengan cengkraman sedikit kuat. Seulgi meringis kesakitan ingin memberontak tapi kalah kuat, akhirnya kedua matanya hanya terpacu pada mata Sehun yang mengintimidasi.

"Kau memang tidak tahu terimakasih, gadis jalang. Aku bisa saja membunuh Hanbin untuk tetap memiliki mu, ah-tapi aku baru ingat walaupun dia hidup kau tetap milikku. Fakta tentang Jimin, bajingan itu memang menabrak kekasihmu Kim Hanbin. Alasannya sama, untuk memiliki mu-bedanya aku lebih bisa mengikatmu tanpa melakukan hal semacam itu."

Sehun menjelaskan dengan panjang lebar, seketika hawa dingin berubah jadi panas dan mengerikan.

"Tetap diam, aku akan menyuruh supir kemari."

Lagi-lagi hal yang sama terjadi, Seulgi tidak paham mengapa dihadapkan oleh lelaki seperti Sehun, yang terkadang manis dan hangat, tetapi bisa langsung berubah menjadi pemburu mengerikan.

"Kenapa, kenapa kau menginginkan ku Sehun?"

Harusnya Seulgi tetap diam jika tidak ingin diburu lagi, tapi dengan keberanian penuh dia mengeluarkan isi pikirkannya.

"Kenapa aku butuh alasan, aku hanya butuh dirimu, disisiku, sampai semua kekacauan ini berakhir." Jawabnya enteng, membuat Seulgi benar-benar geram. Presetan jika ia dibentak atau dipukul sekali pun, walaupun memikirkan saja terdengar mengerikan.

"Kau mempersulit segalanya Sehun, tujuanku untuk berpura-pura menjadi tunanganmu adalah untuk balas dendam dan-sedikit menikmati hidup indah." Balas Seulgi kali ini lebih tegas, tidak ingin terlihat lemah.

MAKE ME FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang