Siaplah untuk kembali Kesel hehe. Jangan lupa vote dan komen.
Berada di Apertement, terkunci, terkurung. Bukan hal yang Kang Seulgi inginkan ketika sudah berada di Korea, ia hanya ingin berjalan-jalan dengan bebas mencari udara segar. Tetapi entah mengapa sepertinya Tuhan tidak mengizinkannya untuk tenang sejenak, selalu ada saja yang membuatnya harus mengulang semua rasa sakit yang sama.
Menunggu Oh Sehun datang tidak ada dalam daftar keinginannya-ralat, mungkin yang ia inginkan sebisa mungkin menghindar walaupun naif. Tapi karena sekarang yang membuat dirinya seperti ini ialah pemuda itu, tidak ada harapan lagi. Hanya diam berdiri di balkon, memandangi senja.
Matanya terpajam, sibuk berkutik dalam pikirannya. Begitu menguap ingin segalanya berakhir, tetapi ia juga sudah memulai dengan berani, dan harus mengakhiri dengan berani juga-bukan lari. Tapi dirasa opsi kedua yang terbaik, mengingat Oh Sehun tidak pernah benar-benar menginginkannya.
"Seul, kau tidak dengar!" suara teriakan memecahkan lamunannya. Segera berbalik dan mendapati sosok wanita berambut pirang pendek, yang terakhir kali is temui di Atlanta. Iya Wendy Son, berdiri dengan senyuman lebar ditambah tangannya membawa beberapa tas belanja.
"Hai, apakabar?" Seulgi memulai basa-basi sambil tersenyum canggung. Tubuhnya masih diam ditempat seakaan tidak tertarik apa yang Wanita itu bawa-yang pasti untuknya.
Wendy memutar bola matanya, tapi senyuman hangat masih tercetak. "Aku baik-baik saja. So, bagaimana denganmu? setelah menghilang tanpa mengatakannya padaku." Terdengar sedikit nada kecewa, mungkin karena merasa tidak tahu apapun yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Seperti yang kau lihat, baik. Dan perihal itu-kenapa tidak tanya sahabat bajinganmu." Ia berbalik lagi Tak peduli, sorot matanya lebih memilih menikmati matahari hampir terbenam.
"Hah, aku tidak tahu apapun. Sehun tidak memberi tahuku, dan tiba-tiba setelah hampir sebulan ia meminta bantuanku untuk memilih beberapa dress untukmu. Tentu saja aku langsung mengiyakan, karena penasaraan apa yang terjadi." Tuturnya hanya sedikit jeda, Wendy melemparkan tas-tas ditangannya keatas ranjang lalu menghampiri Seulgi.
"Ya sudah, lagian aku juga ada disini sekarang."
Wendy terkekeh, "iya kau disini, tapi ragamu-mungkin terbawa senja. Sorot matamu menyedihkan sekali, kosong seperti berlubang. Aku tahu menyakitkan, Wanita itu kembali." Ketika kalimat terakhir terucap, Seulgi terlihat menolah terkejut.
"Ah, aku kira ini mimpi. Ternyata memang dia datang," katanya parau. Seulgi tersenyum sendu, matanya menatap lurus kedepan seakaan sesuatu tanpa objek lebih menarik untuknya.
Tidak ada yang tahu bagaimana keadaan satu sama lain. Seulgi lelah memikirkan perasaan dirinya, lelah harus merasa berjuang sendiri, sedangkan Sehun? tidak tahu. Pemuda tersebut terlalu membingungkan untuknya, segala sesuatu bisa berubah kapanpun, dan Seulgi lelah. Sangat lelah, dan kembali sangat membenci diri sendiri-karena terlanjur terlalu jauh.
Ia kira tadinya melupakan sesorang akan sangat mudah seperti mengupas kulit pisang. Tetapi ternyata rasanya seperti mengupas kulit apel dengan menggunakan pisau, harus tersakiti terlebih dahulu agar benar-benar terkupas.
"Sehun. Dia sulit tertebak, benar-benar aku bingung dia punya hati atau tidak, tetapi dia kan mencintai Irene. Berarti pakai hatikan, tetapi aku rasa definisi tentang cinta terlalu buruk, lebih cocok pada kata terobsesi." Wendy menumpukan tangannya ke telapak tangan, ikut-ikutan menatap indahnya senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE ME FEEL
Fiksi PenggemarKang Seulgi mencintai Oh Sehun seperti malam, dipenuhi oleh diam. Seulgi tidak mau menjadi bintang ; karena ia tidak mau menjadi salah satu diantara seribu. Seulgi tidak mau Sehun menjadi bulan untuknya ; karena bulan selalu berubah-ubah. Ia hanya...