Perkataan Park Jimin benar telak. Beberapa orang berhasil mengambil foto mereka, siapa sangka berita tentang Kang Seulgi langsung menjadi sorotan. Jawabannya mudah saja, karena ia sekarang tunangan Oh Sehun dan reputasi Pria itu sendiri sangat besar di media publik. Seulgi kira semuanya akan terlupakan begitu saja, tapi pria yang duduk berserbangan dengan dirinya terlihat mengetuk meja beberapa kali. Menghilangkan fokus saat sedang makan, ya—mereka memang sedang sarapan.
"Tuan Oh, kau yang mengajakku sarapan. Jadi kenapa tidak makan?"
Sehun menghentikan jarinya, kali ini menatap kearah Seulgi dengan tatapan sulit diartikan. Atau memang sengaja begitu,"Kau tidak izin padaku."
"Aku juga punya urusan pribadi, aku tahu mana yang perlu izin dan tidak. Kemarin saja aku lupa membawa masker," jawab Seulgi enteng. Kembali melanjutkan sarapannya, tidak peduli kedua mata pria itu seakan-akan ingin mengintimidasi.
"Menarik, kau sepertinya sedang mencoba menjadi dominan nona Oh." Oh Sehun merubah nada suaranya menjadi lebih santai, ingin memecahkan suasana yang kaku.
"Kemungkinan besar ia, aku tidak takut kau mengancam apapun itu karena aku juga punya hak. Dan aku bukan nona Oh, tuan." Dua kemenangan untuk gadisnya, Sehun sampai tersenyum-senyum sendiri melihat aksi Seulgi.
"Tapi kau seharusnya sadar siapa yang lebih berkuasa, walaupun kau mencoba menjadi dominan. Itu sama saja kau mencari kehancuran, jadi berhenti seperti itu."
Seulgi tersenyum samar, lalu menatap balik kearah Sehun. Wajahnya berubah datar, menunjukan bahwa dia benar-benar serius atas perkataannya.
"Terkadang orang yang kau remehkan adalah musuh terbesar, dan sepertinya kau sedang berusaha menjadi lawan. Paling menakutkan dan—menarik." Kata Seulgi, lagi-lagi terlihat tidak takut sama sekali.
"Aku tidak meremehkan, hanya memperingati. Asal kau tahu saja, kita ini bukan lawan tapi kawan yang saling menguntungkan. Hanya saja—kau terlalu sulit aku ikat." Sehun bangkit dari kursinya, melangkah pergi sampai tidak terlihat lagi.
Kang Seulgi menatap kepergian pria itu dengan bingung, masih mencerna apa yang baru mereka bicarakan. Sama-sama ingin terlihat dominan, dan sejujurnya Seulgi telak tahu karena Sehun memang yang paling berkuasa diperjanjiannya.
"Oh hai, kau sarapan sendiri?" tiba-tiba seseorang menarik atensinya. Wanita dengan rambut pendek yang terlihat sangat menawan dengan kulit seperti porselen.
"Dua piring, tidak sendiri. Tunggu—sepertinya aku tahu suaramu," kata Seulgi menatap intens kearah wanita tersebut. Berharap mengenali tapi hasilnya nihil, sampai beberapa saat dia ingat sesuatu. "Oh, teman Jongin saat di Club."
"Kurang tepat, orang yang menelponmu saat di kapal pesiar." Koreksinya, tersenyum manis dan langkah mendekat.
Seulgi membelakan matanya, lalu tersenyum lebar. Dia tidak mau image dirinya yang ramah hilang begitu saja, karena beberapa minggu ini tertekan dari berbagai sudut.
"Wow benarkah, senang bertemu denganmu. Kang Seulgi." Seulgi mengulurkan tangannya sebagai perkenalan, tentu saja Wendy Son membalas dengan sama ramahnya.
"Wendy Son, semoga bisa berteman."
"Tentu saja, walaupun aku tidak tahu kau siapa." Sarkas Seulgi, setelah melepaskan genggaman mereka. Nada suaranya terdengar canggung dan menyerang secara bersamaan.
Wendy terkekeh sambil melangkah mendekati sofa, "well aku sudah tebak kau akan seperti ini. Tidak heran, menebak-nebak lawan atau kawan." Katanya dengan tersenyum menyeringai, padahal baru beberapa saat Wendy terlihat gadis manis seperti malaikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE ME FEEL
FanfictionKang Seulgi mencintai Oh Sehun seperti malam, dipenuhi oleh diam. Seulgi tidak mau menjadi bintang ; karena ia tidak mau menjadi salah satu diantara seribu. Seulgi tidak mau Sehun menjadi bulan untuknya ; karena bulan selalu berubah-ubah. Ia hanya...