Ketika Seulgi masih terpaku dengan keterkejutannya, Sehun sudah bergerak menggengam tangan Seulgi dan menariknya untuk keluar dari Apertement milik Krystal. Segera menuju Besment dimana Mobil Sport miliknya terpakir, itu bewarna putih─ralat, tadinya Seulgi Kira Sehun datang dengan mobilnya tapi sepertinya itu Motor Sport yang memang bewarna putih.
"Pakai ini, untuk menutupi kakimu." Sehun memberikan jaket denim yang tadi sudah berada di atas motor. Dengan canggung Seulgi menerimanya, dan segera mengikat pada pinggangnya─ tentu saja sesuai perintah untuk menutupi kakinya karena memakai rok pendek.
"Ini pakai helm juga," lagi-lagi Seulgi hanya diam dan segera memakainya.
"Kita akan pergi kemana?" akhirnya ia bersuara. Walaupun terlihat jelas kikuk, mungkin karena masih teringat perkataan Sehun.
"Kau masih sakit, jika iya katakan saja. Kita akan langsung pulang jika begitu, atau aku akan membawamu ke suatu tempat." Sehun sudah siap berada dimotornya, perlahan Seulgi pun naik.
"Aku ti-dak sakit, katakan saja kita akan kemana." Balas Seulgi pelan, tiba-tiba tangannya ditarik untuk memeluk perut Sehun dari belakang sebagai pegangan, seketika tubuhnya membeku.
Ya, Seulgi merasakannya. Semua debaran itu, dia tidak bisa berbohong lagi jika ternyata dia sudah mencintai Oh Sehun.
"Tunggu apa kau gugup?"
Seulgi terkejut ketika tiba-tiba Sehun menengok kebelakang dan melepas helm-nya. Benar saja jarak mereka begitu dekat, dengan cepat ketika ia akan melepaskan pelukannya, tangan Sehun sudah menahan terlebih dahulu.
"Ti-dak kok, aku ha-nya ber-tanya memangnya ti-dak boleh." Dengan segala cara, Seulgi menghindari bola mata yang menatapnya terus-menerus.
"Yang didalam tadi Itu sungguhan, aku menci-"
"Sehun, cepat jalankan motornya disini semakin di-" Sehun semakin memajukan tubuhnya, membuat Seulgi bungkam dan sedikit mundur.
"Pipimu merah loh, berarti kau juga mencintai ku kan?" godanya sambil tersenyum menyeriangi.
"Kau Ingin aku turun dari motor ya,"
Akhirnya Sehun hanya terkekeh pelan, Dan melajukan motornya, takut Seulgi sungguhan turun karena ia tahu gadis itu sangat nekat.
•••
Sulit sekali harus bereaksi bagaimana. Seulgi mati-matian menahan rasa gugup, dan debaran-debaran yang meletup letup setiap detiknya. Apalagi ketika Sehun tersenyum, dan berprilaku kelewat manis, parahnya lagi menggoda habis-habisan.
"Bagaimana?" Sehun menolah padanya, Seulgi membalas dengan mata membulat ber-tanya-tanya, "maksudku suasana hatimu."
Berdebar-debar karena ada kau disini Oh Sehun!
Seulgi tersenyum canggung, "baik-baik saja. Terimakasih sudah membawaku ke tepi pantai semalam ini," katanya.
"Ibu mu kemarin menelfon ku," perkataan Sehun membuat Seulgi seketika membelakan mata tidak percaya. Tapi Sehun malah terkekeh dan menganggap itu lucu lalu mengusap-usap rambutnya.
"Se-hun, jauhkan ta-ngan-m-u." Kata Seulgi gelagapan, ia sukses menundukan kepalanya karena malu nantinya akan bertatapan mata.
"Oh maaf, tapi perkataanku itu sungguhan. Dia ingin kita datang kerumahnya," lanjutnya sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Mungkin sama-sama merasa canggung.
"Jangan, kita jangan datang. Dia hanya ingin memanfaatkan mu Sehun," Seulgi akhirnya memberanikan diri untuk menatap langsung.
"Benarkah, aku rela memberikan dia banyak uang agar kau tetap menjadi milikku." Ucapnya angkuh, lalu Seulgi memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE ME FEEL
FanficKang Seulgi mencintai Oh Sehun seperti malam, dipenuhi oleh diam. Seulgi tidak mau menjadi bintang ; karena ia tidak mau menjadi salah satu diantara seribu. Seulgi tidak mau Sehun menjadi bulan untuknya ; karena bulan selalu berubah-ubah. Ia hanya...