XXX. Assure you

1.4K 137 45
                                    

Kejadian kemarin di mobil itu perlu dijadikan sejarah, atau mungkin Kang Seulgi sudah terbiasa dengan kamuflase Oh Sehun. Rasanya bukan hal asing pemuda itu bersikap acak, sampai dikira bipolar. Tetapi ketika mencari tahu dari beberapa orang terdekatnya, Sehun tidak memiliki riwayat apapun. Atau mungkin memiliki dokter psikologis pribadi yang dibayar mahal, tetapi Seulgi pun melihat sendiri lelaki itu tidak pernah bertemu dengan orang-orang secar diam-diam.

Kembali lagi pada topik. Setelah kejadian kemarin terjadi yang ternyata berlanjut sampai saat ini, Sehun menggengam erat tangannya. Berjalan bersama melewati hamparan pasir dibibir pantai, mata disungguhkan pemandangan senja. Sejujurnya Seulgi sendiri bingung harus bersikap seperti apa, karena berkali-kali ia sudah mengatakan sudah tidak mencintai Sehun, tetapi kebalikannya sekarang pemuda itu yang mengatakan padanya.

"Jadi bagaimana?" tanya pemuda tersebut, membuat Seulgi menghentikan langkahnya dan berdiri canggung. Ia menaikan kedua alisnya,

"Apanya yang bagaimana?" Seulgi benar-benar tidak tahu apa yang sedang dipertanyakan, karena sejak awal tidak ada pembicaraan yang membutuhkan jawaban.

Sehun menghela nafas pelan, tiba-tiba tangannya mengangkat tengkuk Seulgi untuk menatapnya dengan yakin. "Kau masih mau melanjutkan pernikahan kita atau tidak? setelah dipikir-pikir rasanya kau memang punya hak untuk memilih."

Sekarang Seulgi memutar bola matanya jengah, kalimat Sehun barusan sangat bodoh. Tentu saja dia punya hak untuk memilih—apalagi ini tentang pernikahan.

"Tentu aku punya pilihan Oh Sehun. Memangnya kau yakin akan menikahiku, kau—" Seulgi menggantung kalimatnya sejenak, "tidak mencintaiku."

"Kata siapa?" Sehun semakin erat menggengam tangan gadisnya, mengangkat keatas lalu mencium dengan lembut. "Tentu, aku hanya akan menikahimu. Satu lagi aku juga mencintaimu Seulbear."

Kenapa hanya dengah mendengar itu jantung Seulgi sudah berdebar-debar, kakinya lemas. Padahal sudah kesekian kalinya, tapi malam ini mata Sehun seakaan menjawab dengan segenap hatinya—tulus.

"Kenapa aku harus percaya?"

Sehun terkekeh, mengusap rambut gadis itu dengan lembut. Lalu menatap dengan begitu hangat, seakaan Seulgi yang paling ia inginkan dialam semesta ini.

"Jangan percaya, aku takut menyakitimu terlalu dalam. Jadi, yakinkan saja  aku untuk mencintaimu lebih dari apapun, Seulbear." Jemarinya menelusuri wajah Seulgi dengan menggelitik, membuat gadis itu memajamkan mata tanpa sadar. Sampai jarinya berhenti tepat dibibir Seulgi, mengusap beberapa kali.

"Lalu bagaimana dengan mereka?" Seulgi membuka matanya dengan raut khawatir, dia tidak ingin egois untuk sekedar kebahagian.

Pemuda itu menarik nafas, "mereka masa lalu yang akan selalu aku jaga. Sekarang aku juga punya masa depan, yang akan aku pertahankan." Sehun tersenyum tipis, lalu menarik gadisnya kedalam pelukan.

"Kau belajar jadi manis seperti ini, dari siapa?" Seulgi tiba-tiba memecahkan suasana romantis. Segera Sehun melepaskan pelukannya, dan mendekati wajah gadis itu.

"Dari Jongin, katanya hal-hal semacam itu bisa melemahkan kaum perempuan." Jawabnya secara jujur tanpa dosa. Seulgi langsung mencubit perut Sehun, merasa kesal.

"Jadi itu hanya omong kosong, kau juga akan menikahi wanita lain, dan mencin-"

Sehun menutup bibir Seulgi dengan jemarinya, "tidak sayang. Aku berkata jujur, secara alami itu terpikirkan olehku saja." Jawaban itu membuat Seulgi sedikit tenang, apalagi dengan lembutnya pemuda itu memanggilnya 'sayang' lemah sudah.

"Jika begitu buktikan,"

Seulgi tiba-tiba tersenyum lebar. "Gratisi aku makanan sebanyak mungkin, sekarang." Katanya dengan bahagia, begitu kekanakan.

MAKE ME FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang