XIX. Play Again.

1.1K 151 32
                                    

Pantulan sinar matahari sukses membuat tidur lelap Seulgi terganggu. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menerima cahaya. Baru setelah sepenuhnya sadar, ia bangkit dari ranjang. Mencari-cari jam dingding, memastikan ia tidak kesiangan. Tentu saja Seulgi tak lupa perihal ucapan Sehun semalam, mereka akan pergi ke Atlanta jam 9 pagi. Tapi seketika juga seluruh ingatannya tentang malam itu kembali, membuat berdebar-debar dan malu secara bersamaan.

Berkencan dengan Oh Sehun? itu mustahil sekali. Tapi ia tidak bisa bersikap naif.

"Hei, mau sampai kapan melamun tuan putri?" suara familiar mengejutkan Seulgi. Ia yang sedang berdiri didepan jendela langsung berbalik.

"Sampai kau keluar dari kamarku,"Balasnya ketus. Aduh, Seulgi malu sendiri harus bersikap seperti apa.

Sehun melangkah masuk dan menutup pintu, membuat Seulgi menaikan kedua alis bertanya-tanya.

"Sekarang pukul 8, kau tidak lupakan ucapanku semalam." Lanjutnya Sehun kali ini terlihat lebih serius, Seulgi jadi ragu siapa yang bicara dengannya semalam.

"Ucapan yang mana? Kau semalam banyak membual."

Seulgi harap tadi malam itu mimpi, memastikan saja.

"Ucapan yang- aku akan menciummu didepan media. Mengatakan bahwa kau hanya milikku bukan Kim Hanbin, sialan sepertinya mantanmu itu cari mati denganku!" Tutur Sehun meninggikan nada suaranya, terlihat melonggarkan dasinya yang sudah terpasang rapi.

Berbeda dengan Seulgi yang masih mematung tak mengerti.

"Memangnya ada apa lagi, bukankah kau sudah memilikiku sepenuhnya Oh Sehun." Sarkasnya, tapi dibalas tatapan dingin oleh Sehun.

"Kau benar, lagian aku kesini untuk meminta izin. Bisakan aku menghukum mantanmu itu, dia membuatku marah besar. Atau tidak boleh, karena kau masih sangat mencintainya." Sehun terlihat tersenyum menyeriangi, begitu mengerikan.

Seulgi menghela nafas gusar, "Sehun bisa berhenti bersikap random. Kau mengacak-acak seluruh perasaanku, semalam itu dan sekarang marah-marah."

"Seharusnya aku yang mengatakan, kau bohong, kau terpaksa menerima ku Seul. Kau masih mencintai bajingan itu." Suara Sehun terdengar parau Dan kacau secara bersamaan.

"Tunggu apa maksudnya, siapa yang bi-"

"Tenang saja, aku tak memaksa kok. Sekarang aku punya aturan baru agar kau merasa nyaman, kau boleh berkencan dengan siapa pun. Asalkan jangan sampai ketahuan media, jika sampai ketahuan kau akan tahu nanti."

"Lanjutkan saja tidurmu, aku akan pergi ke Atlanta bersama Jennie, kebetulan dia juga ada pekerjaan disana." Sehun gila, dia kali ini membuat Seulgi merasa dipermainkan setengah mati.

"Dan, jangan sampai sakit lagi."

Sialan. Kenapa bajingan itu harus menyebalkan dan perhatian secara bersamaan.

"Sehun, tunggu." Seulgi kira pria itu akan pergi begitu saja, tapi kali ini berbalik Dan menatap balik lekat-lekat. "Kau salah, a-k"

"Sehun, cepat kita harus ke jet sekarang!" Presetan dengan Jennie, Seulgi ingin membakarnya hidup-hidup.

"Kau bisa lanjutkan nanti saat aku kembali, mungkin tiga hari lagi."

Wow, Sehun bahkan lebih memilih Jennie dibandingkan dengannya. Bukankah baru beberapa waktu lalu pria itu mengatakan sangat membenci Jennie. Atau mungkin, bukankah baru tadi malam pemuda itu mengatakan mencintainya.

Buru-buru dengan keadaan masih mamakai piyama, Seulgi keluar mengejar Sehun. Menuruni anak tangga, tapi langkahnya terhenti ketika melihat pemandangan yang membuatnya hampir menangis.

MAKE ME FEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang