" It's alright, I'll walk with you.
On all the roads,
We were on together,"
—I'm Okay, Joy ft. Lee Hyun Woo"Pasien hanya kekurangan oksigen, tapi saat ini kondisinya sudah kembali stabil,"
ITU yang ia dengar dari dokter yang menangani Melati tadi pagi. Setelah orangtua gadis itu datang tiga jam kemudian, Surya dan Juno memutuskan untuk kembali ke sekolah. Pantas saja tidak ada yang mencarinya setelah semalaman menghilang. Surya juga baru tahu, ternyata, kedua orangtua Melati pergi ke Batam untuk urusan bisnis.
Dan keduanya baru saja akan kembali ketika mendapatkan telepon dari sekolah.
"Kamu mau ngobrol sama Melati?" Tanya Armi, Mama Melati ketika melihat Surya berdiri di depan pintu ruang rawat Melati yang tertutup. Wanita itu seperti baru kembali dari suatu tempat.
"Tante masuk aja dulu kalau mau ada keperluan," Jawab Surya sopan. Dan omong-omong, cowok itu masih memakai seragamnya karena dia memang baru pulang dari sekolah.
Armi memegang bahu Surya lembut, tersenyum. "Nggak papa Ya, kebetulan kamu di sini. Tadinya Tante cuma mau izin pulang ke Melati, mau ngambil baju-bajunya," Ucap wanita itu. "Kamu di sini sebentar ya, jagain dia?"
"Iya Tan, Tante santai aja,"
Dan sejurus kemudian, Armi pun berjalan dari arah ia datang tadi untuk kembali ke rumah. Meninggalkan Surya dengan kenop pintu yang terus ia tatap sejak tadi.
Dia baru saja membuka pintu di depannya, ketika suara isakkan Melati menguar. Membuat gerakan Surya refleks terhenti.
"Jelas-jelas dia udah bikin gue kayak gini! Kenapa gue masih harus merasa bersalah?" Itu kalimat pertama yang Surya dengar dari mulut Melati. Dan entah kenapa, dia memilih untuk tetap pada posisinya.
"Emang bukan dia yang ngurung gue di tempat itu tapi tetep aja, dia udah nyakitin gue dan dia pantes buat dapet hukuman!" Ucap Melati lagi, di tengah-tengah isakkannya.
Surya langsung tahu siapa dia yang Melati maksud. Semuanya persis seperti dugaannya, dan itu adalah hal kedua yang ingin ia dengar hari ini setelah kondisi Melati. Karena dia tahu dia tidak akan sekejam itu. Walaupun apa yang ia lakukan selama ini sudah cukup kejam. Surya yakin Mentari masih punya akal untuk tidak melakukan hal bodoh tanpa alasan yang jelas.
"Kak Surya?"
Surya tersentak ketika Melati tiba-tiba memanggil namanya. Dia membalas panggilan itu dengan senyum. Lantas, memasuki ruangan dan membiarkan pintunya agar sedikit terbuka.
"Mama kamu ke rumah sebentar, saya baru pulang tadi, lewat sekalian mampir," Ucap Surya, menarik kursi ke samping tempat tidur Melati lalu duduk. "Kamu nangis kenapa?" Tanya Surya, seakan ia tak pendengar omelan Melati tadi.
"Hah, basi lo kak. Bilang aja emang mau jenguk gue," gumam gadis itu, sambil menarik selimut di badannya sampai ke bawah mata. Dia mencoba mengalihkan topik agar tidak perlu menajwab pertanyaan Surya. "Ngapain sih ke sini? Gue lagi jelek tau!"
"Kata siapa?"
"Kata siapa apa?"
"Kata siapa kamu jelek?"
Melati terenyak sebentar. Tapi kemudian memutar bola matanya sambil kembali menarik selimut hingga wajah dan seluruh tubuhnya tertutup sempurna.
"Mel, kamu itu beautiful just the way you are, jadi nggak usah lebay gitu deh, apalagi sama saya," Ucap Surya seringan angin. Dia hanya ingin menghentikan tangis Melati dan membuat gadis itu tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari
Teen Fiction"Tar?" "Apa?" Mentari membalas panggilan Surya tanpa balas menatap. Memilih untuk tidak menjawab pertanyaan pertama. "Gue benci sama lo, lo tau?" Tanya Surya lagi, membuat kali ini Mentari menoleh. "Kenapa lo mau jalan sama orang yang benci sama lo...