Aku menoleh dan melihat kearah kehebohan di lantai dua, lebih tepatnya di kamar anak-anak.
"Mereka sedang apa sebenarnya?" aku geleng kepala sambil merapikan kaleng susu untuk kembar senior dan kembar junior.
"Noneyyyy! Nooo!! Hahahha..." aku kembali mendesah saat mendengar jeritan El.
"Astaga..." mereka kalau bercanda itu selalu kelewatan dan pasti akan berhenti kalau sudah ada yang menangis.
"Teeeee... tu itut..." aku berhenti di depan pintu, takut kalau aku buka nanti ada anak-anak di belakang pintu.
"Noneyyyyy!" aku tersenyum saat melihat wajah riang El yang membuka pintu. Pintu di kamar si kecil ini baru saja di ganti Rangga menjadi pintu geser karena biasanya Keenan dan El gantian bergantungan di daun pintu sampai pintu terbuka karena berat badan mereka.
"Wah, kakak Kee kok masih pakai baju Spongebob? Kok-"
"A tenapa patek baju gitu?" Kee memotong ucapanku dan menunjuk Arion yang berdiri di depan cermin.
"Aku sekolah!" seru Arion.
"Yeyel setolah?" aku tersenyum dan menunduk menatap Keenan.
"Adek El belum sekolah... kakak Kee-"
"Hmmm..." aku geleng kepala kalau melihat Keenan sudah mengerucutkan bibirnya sambil mengerutkan dahinya.
"Daddy aja sekolah lo..." ucap Rangga sambil berdiri di sampingku.
"Tu patek lansel Noney?" aku menggigit bibirku menahan tawaku.
"Tu nasuk dilansel noney Tee?" tanya El pada Keenan dan tentu saja itu membuatku geleng kepala.
"Ranselnya Daddy bukan koper yang biasa dibuat mainan sayang... El nggak cukup masuk ke ransel Daddy..." Rangga menggendong El sambil memberitahunya.
"Ohhh, tu setolah noney! Tapi tu masutin Yeyel di topel ya... tu juga masuk topel... yeeee..." ucap Kee riang diikuti El yang segera turun dari gendongan Rangga.
"Setolah naik topel!" seru Kee sambil menjerit gembira.
-
Rangga Pov
Tahu hal apa yang paling mendebarkan jadi orang tua? Yup, mengantar anaknya sekolah. Itu artinya kita mengajari mereka bersosialisasi dengan lingkungan luar dan ini sangat mendebarkan untukku.
Tadi setelah setengah jam membujuk Keenan dan El akhirnya mereka mau berpisah juga meskipun akhirnya Keenan tidak memakai seragamnya. Dia lebih senang memakai kaos Spongebob, kembaran dengan El. Dan yang lebih menguras energi adalah menjelaskan pada Keenan bahwa ke sekolah tidak boleh bawa lego ataupun naik koper.
Bisa-bisa koper mahal Olin berakhir di tempat sampah kalau mereka ke sekolah menaiki koper.
"Noney... tu oleh main itu?" aku menatap arah telunjuk Abby yang ada digendonganku.
"Abby mau naik ayunan? Ummm, ntar lagi aja ya sayang. Kalau kakak A sama kakak Kee sudah masuk kelas ya?"
"Hmmm... Tee ndak mau matuk!" seru Abby kesal. Aku meringis saat melihat Keenan yang masih memeluk Mommy nya, sementara Arion sudah duduk di dalam kelas dan menatap kesal kearah teman-temannya.
Apa yang membuat Arion kesal?
Keenan? Hihihi, pasti dia yang membuat Arion kesal.
"Bentar lagi kok sayang ya..." bujukku pada Abby yang sudah memanyunkan bibirnya.
"Nanti deh Daddy buatin ayunan di rumah ya?" Abby mencebikkan bibirnya padaku dan memelukku.
"Foull?" aku mendesah panjang, kalau soal hitungan Abby sama seperti Keenan, maunya empat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Brondong 3
HumorSequel Smith Family Season 1 : Brondong (sudah terbit) Season 2 : Suamiku Brondong (tamat) Season 3 : Brondong 3 (onprogres) PERINGATAN!! Membaca ini akan membuatmu tersenyum dan tertawa terus. Jadi hati-hati! Rawan dibilang gila. Pauline Larasati S...