RANGGA
"Yeeyyyy..." tawa riuh dengan tiga pasukkan ku pun lenyap seketika saat melihat dua tamu yang duduk saling berhadapan di ruang TV itu seolah mereka berdua sedang melakukan perang dingin.
"Ahh, akhirnya kelar juga lo honeymoon!" aku melotot pada pria yang duduk santai sambil melambai begitu melihatku.
"Lama bener ya—" pria itu meringis. "—berapa ronde? Pantes aja lo udah kaya pabrik anak..." kembali pria itu berkomentar sambil tertawa keras.
"Banyak anak kecil..." ucap pria berkaca mata yang menatap pria di hadapannya dengan pandangan bosan.
"A!" jerit Keenan begitu melihat kakaknya sibuk diantara dua tamu itu dan sepertinya dia tidak menyadari atau bahkan tidak peduli dengan tamu-tamu itu.
"Tu tulun!" ucap Keenan dan segera turun dari gendonganku.
"A!!" jerit Keenan lagi.
"Lego tu?" Keenan berlari menghampiri Arion.
"A, buat apa?" tanya Keenan lagi—meskipun diabaikan kakaknya dia terlihat tersenyum takjub melihat hasil yang dibuat Arion.
"A, buat pa?" Abby bertanya saat sampai di samping Arion.
"Dia serius banget dari tadi..." kembali kudengar suara menyebalkan itu berbicara.
"Mirip Olin!" sahut kedua tamu itu bersamaan.
"Ada urusan apa kalian berdua kesini?" aku berkacak pinggang dengan kesal melihat dua pria itu yang duduk santai seolah rumah ini rumah mereka.
"Yom! Lego buat tu mana?" Keenan berkacak pinggang di depan salah satu tamu itu.
"Itu yang di bongkar kakak A dari Om, Kee..." sahut tamu satunya.
"Buat tu ndak ada?" Keenan mengerucutkan bibirnya menatap kedua tamu itu bergantian.
"Kee makan kue cokelat aja ya?"
"Kue ku!" bantah Arion melotot pada Keenan.
"Tu ndak suta' tue! Hiiiii..." Keenan bergidik ngeri, seolah kue adalah makanan terakhir di muka bumi yang layak disantap.
"Ehm!!" aku mengalihkan perhatian semua orang.
"Santai brother... Olin mana?" aku menaikkan satu alisku.
"Pasti tertidur ya?" aku menoleh dengan cepat pada tamu yang satunya, bagaimana dia bisa tahu? Apa Olin—tidak! Aku menggeleng keras menolak pemikiran yang baru saja terlintas di kepalaku.
"Ah, benar juga. Olin emang hobi tidur apalagi kalo capek dan lelah..." aku mengepalkan tanganku.
"Dia manis kalau lagi tidur... tapi galak kalau bangun. Hihihi..."
"Bener banget. Makanya aku seneng kalau pergi ke luar negeri sama dia. Bisa liat wajah manisnya di pesawat..."
"Itu masa lalu!" sahutku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Brondong 3
HumorSequel Smith Family Season 1 : Brondong (sudah terbit) Season 2 : Suamiku Brondong (tamat) Season 3 : Brondong 3 (onprogres) PERINGATAN!! Membaca ini akan membuatmu tersenyum dan tertawa terus. Jadi hati-hati! Rawan dibilang gila. Pauline Larasati S...