Keriput

19.2K 2.3K 258
                                    

OLIN

"Kerja di luar negeri ya?" aku menggigit bibirku, rasanya sedih dan berat kalau harus berpisah darinya.

Astaga—ternyata aku benar-benar cinta padanya. Jika saja hal ini terjadi setelah kami menikah dulu pasti aku tidak akan sesedih ini. Mungkin aku akan bahagia dan melompat-lompat.

Tapi aku bukan Olin yang dulu, aku Olin istri Rangga, brondong sexy dan romantis yang aku miliki dalam sejarah percintaanku. Kalau dia kerja di luar negeri bagaimana soal—pipiku terasa panas saat membayangkan malam-malam panas yang kami lalui hampir setiap malam.

Rangga masih muda, tentu dia bisa mendapatkan yang lebih muda dan sexy dariku.

Aku menatap wajahku di kaca spion mobil. Apa itu di bawah mataku? Keriput ya? Astaga! Gue udah keriput?

"Karena aku udah keriput ya makanya kamu cari kerja di luar negeri?!" tanyaku pada Rangga dengan cepat.

"Hah?" aku mencebikkan bibirku menatap Rangga yang terlihat terkejut.

"Benarkan? Sudah ku duga." aku menarik napas, rasanya mataku panas.

"Kamu kan pasti udah tahu hon kalau aku pasti akan keriput duluan!" desisku kesal.

"Makanya kamu kabur ke luar negeri! Mau cari gadis yang lebih muda dan sexy!"

"Hon! Ngomong apaan sih?!" hardik Rangga sambil geleng kepala.

"Anak-anak denger lo... jangan dibiasakan ribut di depan anak-anak ah..." Rangga menepuk lembut lenganku dengan tangannya yang bebas dari kemudi.

"Nanti kita bahas di—" dia menggantung ucapannya dan meringis.

"Apa? Dimana?" tanyaku kembali panik.

Di pengadilan?

"Ngapain ke pengadilan?! Di kamar lah..." sahut Rangga kembali menepuk lenganku.

"Udah jangan cemberut!" perintahnya yang kemudian memutar kemudi dengan kedua tangannya yang kokoh itu. Rangga, dulu pertama kali aku mengenalnya dia masih seperti bocah ingusan menyebalkan. Tapi sekarang—dia sudah jadi sosok laki-laki dewasa, sexy dan menjadi incaran banyak gadis.

"Honey... pokoknya aku nggak setuju kamu kerja di luar negeri!" kataku tak dapat menahan sesak ini.

"Astaga..." Rangga mendesah panjang.

"Tunggu honey..." aku membuang pandanganku ke luar jendela mobil. Tunggu—apanya yang tunggu.

"Kita sampai..." ucap Rangga riang.

"Yeeyyyyy!!" seru Keenan riang.

"Yeyel!!" pekik Keenan keras.

"Kee... Kee... tunggu jagoan!" Rangga memperingatkan Keenan yang seolah tidak sabar bertemu dengan adiknya itu.

Rangga segera membuka safe belt si kembar dan Keenan segera melesat masuk ke dalam rumah. Berteriak memanggil El.

"Ayo sayang..." aku menunggu Arion yang masih sibuk mengunyah biskuit cokelatnya. Arion membereskan biskuitnya lalu memasukkannya ke dalam tas punggung kecilnya.

"Teeee!" jerit Arion kesal saat melihat tas punggung Keenan masih ada di dalam mobil, tapi tetap saja dia membawa tas milik Keenan.

"Mau Mommy bantu bawa?" tanyaku dan Arion hanya menggeleng.

"Ni belat!" ucapnya yang membuatku tersenyum kembali.

Arion selalu menampilkan sosok yang sangat dewasa. Dia tidak mau Mommynya menganggkat yang berat-berat.

Suamiku Brondong 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang