Wisuda

17.1K 2.3K 226
                                    

Rangga

Aku berdiri dengan gelisah sambil sesekali menjulurkan kepalaku menoleh ke kiri dan kanan mencari sosok cantik istriku.

"Ga!" aku berjengit kaget saat ada tepukan dibahuku.

"Selamat ya..." aku kaget saat tiba-tiba orang itu memelukku dan tertawa lebar.

"Akhirnya lo lulus juga" ucapnya lagi dengan senyum kelewat lebar.

"Thanks Vell..." aku mundur dan tersenyum kikuk.

Vellarie, kakak sepupu Bimo yang merupakan alumni kampus ini juga hadir, mungkin menggantikan orang tua Bimo yang kebetulan sedang ada urusan di Sumbawa.

"Tambah ganteng aja lo... apa resepnya?" aku meringis.

"Tadi gue sempet nggak nyangka elo, soalnya elo tambah muda. Brewok dicukur jadi ngefek ya..." Vell tertawa riang.

"Bimo mana?"

"Tahu, tuh anak. Katanya demam panggung, ke toilet mulu!" aku mengangguk.

"Mana nyokab lo?" aku kembali menengok ke belakang Vellarie.

Aku tersenyum saat melihat wajah cantik Olin dan—

Kenapa Olin harus membuatku kawatir sih?

Kenapa juga Papi sama Mommy harus pergi ke luar negeri sih!

"Noneeyyy!" jerit keras si biang rusuh nomor satu, kalian tentu tahu siapa.

"Hei, boy..." aku berjongkok dan mengangkatnya. Memberikan serentetan ciuman pada pipi gembulnya.

"Top noneyy!!" Keenan mendorong wajahku yang terus menggelitiknya.

"Wahhhh... gemesin banget ponakan lo Ga..." ucap Vell yang menarik perhatianku dari Keenan.

"Namanya siapa?" tanya Vell yang mencoba menarik perhatian Keenan tapi dia mengerutkan alisnya dan menatapku.

"Noney, tadi Yeyel nanis! Byby uda itut!" ucap Keenan mengabaikan pertanyaan Vell—aku meringis. Pasti kacau kalau kembar kuadrat ikut semua.

"Ihhh, kamu gemesin banget sih boy" Vell menggosok pucuk kepala Keenan dan dengan cepat Keenan menangkis tangan Vell.

"Galak bener ya..." Vell terkikik melihat tingkah Keenan yang menatap Vell kesal.

"Pasangan serasi ya orang tua keponakan lo..." aku mengerutkan dahiku dan menatap ke arah Olin.

"Nggak!" bantahku.

"Hm?" dari sudut mataku, ku lihat Vell menoleh padaku dengan bingung.

"Nggak serasi sama sekali! Yang cowok mantannya!" sahutku kesal.

"Noney angly..." Keenan terkikik dan memelukku.

"Kee jagain Mommy lo ya?" bisikku pada telinga Keenan. Dia menegakkan tubuhnya dan mengerucutkan bibirnya.

"Mau lego baru?" aku tersenyum pada Keenan.

"No! Tu mau naik motol!" dasar Keenan, sudah tidak mempan disuap Lego.

"Tok, motolnya noney ndak ada? Temana motolnya?"

"Honey..." aku menoleh pada Olin yang kini berdiri di hadapan kami.

"Sorry telat brother..." aku menatap Olin dan memberinya peringatan.

"Honey!" Olin melotot saat aku segera maju dan mencium bibirnya dengan cepat.

"Astaga!" pekik Vell kaget—tapi apa peduliku.

"Hahaha, dia masih cemburu sama gue?"

"Jauh-jauh lo dari istri gue!" aku memperingatkan Dave saat berbisik pada Olin.

Suamiku Brondong 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang