Olin Vs Dapur?

14.8K 1.6K 115
                                    

RANGGA

Aku menatap Olin dan wanita di sampingnya yang kini tersenyum lebar padaku secara bergantian.

"Catering?" Tanyaku mengulang apa yang baru Olin ucapkan.

"Catering memasak?"

Olin mengangguk antusias dan tersenyum lebar padaku.

Astaga, Olin dan dapur itu ibarat air dan minyak. Meskipun dia bisa sedikit memasak tapi efeknya berbahaya.

"Ini makanan sehat kok mas Rangga..."

Aku menoleh pada wanita di samping Olin, yah dia cucu pak Burhan. Mantan gadis yang dijodohkan denganku setelah aku diputuskan Cellia.

"Dengar Honey, aku bukannya tidak setuju tapi ini,—"

"Mostuito..." Abby kembali menyentuh leherku dan mengoleskan minyak telon setiap lima menit sekali.

Aku menggeram menahan denyut kepalaku yang terasa semakin nyeri. Perutku terasa mual, terlebih karena mencium aroma minyak telon.

"Sayang, udah cukup ya..." aku memberitahu Abby.

"Api masih melah-melah Noney..." Abby menunjuk leherku, tidak setuju jika aku menyuruhnya berhenti mengoleskan minyak telon.

"Hon,—"

Aku menoleh pada Olin yang memasang wajah memohon supaya aku mengabulkan permohonannya.

"Ini prospek bagus lo mas Rangga..." kembali wanita di samping Olin menyemangati Olin.

"Honey,—"

"Stop!" Kataku tegas.

"Top Noney! Sssstttt..." El menirukanku dan memoncongkan bibirnya dengan jari telunjuk di bibirnya.

"Yeyel!!! Sini! Nih Pedlonya mau matan!" Teriak Keenan dari pintu samping sambil menenteng cacing.

"Wuwuwuwuwuwu... i'm toming Tee!" Jerit El keras sambil berlari menjauhiku.

"Honey," kembali Olin menarik perhatianku.

"Nit, lo..." aku menarik napas dan geleng kepala.

Kenapa bisa Olin bertemu Nita? Dan bagaimana bisa dia pacaran dengan Pedro? Satunya Pedro satunya lagi Pedroanita, bisa ya pacaran namanya sama.

Olin tahu tidak ya kalau wanita calon mitranya itu pernah dijodohkan denganku?

"Boleh ya Honey, hmm..." Olin tiba-tiba pindah duduk di sampingku.

"Ya... ya..." pintanya sambil bergelayut manja merangkul lenganku.

"Oyeh yaa Noney?" Kata Abby menirukan Olin dan ikut memelukku.

"Tuhh, Abby juga setuju." Olin tersenyum padaku.

"Yaa..." Olin meringis padaku. "ntar jatah double deh..."

Jatah double? Astaga, suapnya supaya aku mau itu menggoda iman.

"Beneran double?" Tanyaku ragu.

"Iya, boleh ya? Yaa?" Olin tersenyum lebar.

"Anak-anak nggak ngerusuh ntar?"

Abby mendongak menatapku dan aku meringis karena dilihat Abby.

"Apa tuh ngelusuh Noney?" Abby menatapku lalu menoleh pada Olin.

"Noney... nih mobilku kok lepas?" Arion datang sambil menunjukkan mobil BMW mainannya yang lepas.

"Noney, nih bisa diwalna led?" Kembali Arion bertanya sambil melihat tanganku yang kini membenarkan mobil mainannya yang lepas.

"Noney, ku mau naik sepeda!" Arion berkata lagi.

Suamiku Brondong 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang