Ayu Wedding Part.1

13.6K 1.9K 116
                                    

OLIN

"Pokoknya ya mpok, elo dilarang bawa pasukkan saat ke acara nikahan gue!" suara Ayu menggema di ponselku.

"Ya ampun, sampai segitunya sih Ay?" aku geleng kepala.

"Bukannya apa ya Mpok. Anak-anak elo itu bakat banget hancurin pesta! Pesta apapun!" tegas Ayu bersemangat.

"Pokoknya nih kalau elo datang ama pasukkan lo ya sorry kalau pak satpamnya udah aku wanti-wanti buat ngehadang elo masuk!" aku meringis mendengar ultimatum Ayu.

"Parno banget si Ay. Mereka—"

"Nggak! Elo nggak datang nggak apa-apa asal ntar setor aja ke atm gue. Yang banyak ya..." kata Ayu sambil tertawa gelak.

"Ya ntar gue setor pakai mesin atm nya Abby..." aku terkikik membayangkan menggesek kartu atm di mesin atm mainan Abby.

"Sampai lebaran tahun kodok juga nggak bakalan nyampai Mpok!" protes Ayu kesal.

"Pokoknya ingat ya. Jangan bawa si kembar kuadrat!"

"Siapa?" aku menoleh dan mendapati Rangga sudah memelukku dari belakang sambil menopangkan dagunya dibahuku.

"Ayu..." sahutku sambil meringis dan menggeliat saat Rangga mencium leherku.

"Wahhh, siapa itu? Tuan mesum yang sexy ya?"

"Hallo Ayu..." sahut Rangga sambil meringis mendengar sayup-sayup suara Ayu di ponselku.

"Makasih pujiannya. Gue emang sexy..." kata Rangga lagi sambil terkikik.

"Honey!" pekikku saat tiba-tiba Rangga menggigit leherku dan dia hanya meringis saat aku melotot padanya.

"Gemes tahu Hon, salah siapa tuh leher menggoda. Udah mandi? Mandi bareng lagi yuk Hon!" aku melotot mendengar ajakan Rangga, sementara di seberang sana Ayu tertawa keras terpingkal-pingkal sampai membuat telingaku sakit.

"Ada Ayu nih lo Hon!" seruku mengingatkan Rangga kalau aku masih menerima panggilan telfon.

"Ayu udah tahu juga kok. Ya kan Yu..." sahut Rangga yang bukannya melepaskanku malahan semakin mengeratkan pelukkannya.

"Dia tuh lebih tua dari kamu!" seruku lagi.

"Kamu juga lebih tua—" aku melotot padanya.

"Ok! Jadi sekarang kamu sadar kalau aku lebih tua dari kamu?!" sahutku kesal sambil mendorong Rangga.

"Terus maunya kamu apa?! Apa sekarang kamu udah dapat yang lebih muda gitu?" kepalaku jadi panas. Kata 'tua' memang sangat sensitif di dalam pernikahan kami.

"Kamu ngomong apaan sih Honey..." Rangga mencoba meraih tanganku tapi aku segera menepisnya.

Aku bersedekap dan memasang wajah kesal. Jujur aku kesal bercampur takut. Bagaimana kalau Rangga kini mulai terpikat dengan yang lebih muda?

"Ya ampun..." Rangga menatapku lalu melangkah mendekat.

"Stop!" aku berteriak dan menyuruh Rangga berhenti, tapi bukan Airangga Smith suamiku brondong kalau dia berhenti saat aku kesal seperti ini.

"Apa sih..." dia mendekat dan mencoba meraih tanganku.

"Rangga! Berhenti atau—"

"Eh, nggak boleh sembarangan panggil nama suami lo. Kuwalat entar..."

Aku mengerutkan dahiku, aku seperti pernah mengalami kejadian seperti ini.

"Rangga!" pekikku saat dia berhasil menarik tubuhku.

Suamiku Brondong 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang