Birthday Party .2

13.6K 2.1K 151
                                    

OLIN

Aku membelalak kaget dan segera berdiri, mengabaikan kursi yang aku duduki melesat dan terbalik ke belakang.

"Sayang..."aku berdiri beberapa centi dari Keenan.

"Hon!" panggilku sambil menoleh pada Rangga, tapi Rangga tidak bisa diharapkan, dia kini menggendong Abby dan Arion karena keduanya sudah menyantap kue cokelat—tepatnya kue ulang tahun Arion dan Keenan.

"Sayang... taruh cacingnya ya..." aku memberitahu Keenan karena menenteng cacing dan menakut-nakuti bocah laki-laki yang memakai baju aneh—menurutku. Aku tidak tahu itu anak siapa, kenapa ibunya tega memakaikan baju itu padanya. Pesta ini bukan pesta hallowen dan demi Tuhan kenapa ibunya memakaikan kostum itu.

"Mama!" jerit bocah itu lagi dan tentu saja hal itu membuatku panik, seorang ibu biasanya akan cenderung membela anaknya, tidak peduli apakah anak itu benar atau tidak jika anaknya menangis.

"Keenan Smith!" aku memberi peringatan pada Keenan.

"Pa?" tanya Keenan masih menenteng cacing itu pada bocah itu.

"Tu ndak natal! Dia ambil tat ail tu!" bantah Keenan menunjuk cat air yang memang ada di tangan bocah berbaju hallowen itu.

"Tu punya tu!" bantah Kee lagi.

"Yeyel juga diputul!" Keenan kembali memprotes.

Aku menaikkan alisku dan menoleh mencari-cari dimana El.

"El..." aku memanggil saudara kembar Abby yang tidak kelihatan itu.

"Yeyel sembunyi!" kata Keenan sambil menunjuk pojokkan ruangan.

Astaga, El ku sayang menangis?

"Turunkan cacingnya! Ok?" aku mengingatkan Keenan.

"Oke? Atau Mommy panggil Daddy nih?" aku kembali mengancam dan bukan menuruti Keenan hanya mengerucutkan bibirnya ke depan lalu memiringkan kepalanya ke balik badanku. Aku pun menoleh mengikuti kemana arah mata Keenan dan sialan, dia tahu Daddynya tidak akan datang dalam waktu yang cepat. Rangga sekarang lebih sibuk dengan Arion dan Abby dan— aku menajamkan mataku melihat siapa wanita yang membantu Rangga.

"Tu sapa?" tanya Keenan padaku, aku yakin yang ditanyakan Keenan adalah wanita yang membantu Daddynya mengelap mulut Abby dengan tisu.

Itu siapa?

Pertanyaan yang sama aku lontarkan pada diriku sendiri.

"Ada apa?" aku menoleh dan mendapati Mommy mertua melongok lalu bergidik ngeri melihat cacing yang ditenteng Keenan.

"Ya ampun..." Mommy kembali bergidik.

Aku mendesah panjang dan mengabaikan rasa penasaran dengan apa yang aku lihat.

Rangga tidak mungkin selingkuh!

Rangga punya istri!

Rangga punya empat anak!

Ini acara ulang tahun anaknya!

Aku merapalkan itu dalam kepalaku.

"Mom, bisa tolong bujuk El?" aku menatap Mommy yang ikut menoleh pada El yang ada di pojok ruangan.

"Lohhh, cucu kesayangan Mommy kenapa itu?" tanya Mommy sambil berjalan cepat menghampiri El.

"Omma ndak tontinten!" protes Keenan sambil menjulurkan lidah pada neneknya. Aku berkacak pinggang dan melihat Keenan yang masih saja mengabaikan perintahku untuk menurunkan cacingnya.

"Keenan sayang..." aku berjalan maju satu langkah.

"Balitin tat ail tu!" Keenan menengadahkan tangan kirinya meminta cat air yang dibawa bocah itu.

Suamiku Brondong 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang