"Tidak cantik bukan berarti tidak menarik kan?"
⚡⚡⚡
"Apa nih?" Rangga bertanya saat dilihatnya kotak makan didepan mejanya. Dia lalu mendongak, menatap siapa yang meletakan kotak makan itu di mejanya.
"Kotak makan kak." jawab Beauty. Orang yang meletakan kotak makan itu di meja Rangga.
"Gue tau itu kotak makan." ucap Rangga lalu kembali fokus ke buku sejarahnya. Kembali membaca buku itu lagi.
"Udah tau kok nanya?" Beauty bertanya dengan nada polos, membuat Rangga menarik nafas pelan.
"Maksud gue, ngapain lo letak disini kotak makannya?" Rangga masih fokus kebukunya.
"Ini buat kak Rangga. Kakak kan jarang ke kantin. Jadi aku bawain makanan, dimakan ya kak." ucap Beauty dengan nada ceria.
"Berapa kali gue bilang, lo-"
"Gue balik ya kak, jangan lupa di makan, daahh." Beauty memotong ucapan Rangga, lalu berbalik keluar dari kelas Rangga.
Bukannya tak sopan, tapi dia hanya tak mau mendengar kata penolakan lagi dari pria itu. Dia hanya meminta Rangga memakan bekal darinya, bukan meminta Rangga menjadi pacarnya. Kenapa harus ditolak? Beauty hanya mau berbuat baik.
Lagipula, makanan itu sehat kok, Beauty memasaknya sendiri. Dia juga tidak meletakan hal-hal aneh, seperti obat pelet agar Rangga mencintainya. Jadi kenapa Rangga selalu menolak? Apakah Rangga tidak pernah berpikir untuk menghargai dirinya?
"Semoga kali ini dimakan." Beauty berucap sambil mengadahkan kedua tangannya, berdoa pada Tuhan.
Dia tidak benar-benar pergi dari kelas Rangga, dia hanya keluar kelas dan bersembunyi dibelakang pohon jambu yang ada di depan kelas Rangga.
Matanya menatap lekat kelas Rangga, dalam hati dia mulai berhitung.
1..2..3..4..5..
Sebelum dia mengucapkan kata enam, Rangga keluar dari kelasnya. Mata Beauty menatap lekat tangan kanan Rangga yang membawa kotak bekal berwarna merah. Kotak bekalnya tadi.
"Jangan, pliss!" Beauty berucap pelan. Tepat setelah itu, dia melihat lagi, untuk kesekian kalinya Rangga membuang kotak bekalnya ke tong sampah di depan kelasnya. Dan setelah itu, Rangga kembali masuk ke dalam kelasnya.
Dengan langkah lesu, dia berjalan lagi ke arah kelas Rangga. Lalu saat berada tepat di depan tong sampah dia mengambil lagi kotak bekalnya, lalu dia membukanya.
Beauty menatap sedih kotak itu, lalu matanya terarah ke pintu kelas Rangga.
"Kapan lo kasih gue kesempatan, kak Rangga." lirihnya pelan.
⚡⚡⚡
Gimana? Aneh ya? Well, cerita ini terinspirasi dari kejadian yang pasti pernah dialamin hampir semua perempuan.
Girls, kalian pasti pernah kan ditinggalin cowok terus cowok itu berpaling keperempuan lain yang lebih cantik dari kalian? Pernah gak? Gak pernah? Berarti kalian itu perempuan cantik yang ngerebut cowok itu wkwk
Jangan lupa Voments❤
Jumat, 27juli2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty [End-Proses Revisi]
Teen FictionOrang bilang cantik itu bukan segalanya. Padahal nyatanya, tanpa kecantikan, wanita tidak ada harganya. *** Beauty Cantika, gadis sederhana berwajah biasa. Namanya tak mencerminkan dirinya. Dia tidak jelek. Hanya saja lemak-lemak yang ada di tubuhny...