20.Papa

1K 90 18
                                    

"Sekarang aku percaya, kalau perjuangan memang tak pernah menghianati hasil"

🍀🍀🍀

"Gue mau nagih utang lo yang belum lo bayar"

"Hah?"

Rangga memukul pelan kening Beauty. Kenapa Beauty ini malah kelihatan cute saat memasang wajah bingung begitu sih? Rangga kan jadi gemas!

"Lo lupa?" Tanya Rangga.

"Kalo dulu pas lo minta beliin es krim lo bilang bakal lo ganti uangnya ntar?" Lanjut Rangga saat melihat Beauty masih belum paham ucapannya.

Dasar Beauty emang LoLa. Loading Lama!

"Emang aku bilang gitu ya?" Ucap Beauty bingung.

Bukannya apa, Beauty hanya ingat kata-kata manis Rangga saja. Dia sama sekali tidak ingat pernah berjanji mengganti uang Rangga.

Yang dia ingat, dia merengek menolak saat Rangga memberinya es krim rasa vanilla dan ngotot minta es krim rasa coklat.

"Masih muda udah pikun" Beauty mendengus kesal mendengar ucapan Rangga.

Lancar banget ya kalo ngomong, sampe lupa filter!

"Dari pada pura-pura pikun!" Sanggah Beauty kesal.

Siapa yang gak kesal dibilang pikun. Syukur kalo cantik, lah ini Beauty udah muka pas-pasan pake pikun segala. Lengkap banget udah kejelekannya.

"Udahlah gak usah dipikirin. Gue udah ikhlas kok" Rangga tertawa kecil diakhir kalimatnya.

Ah, rasanya semua rasa amarah Beauty hilang sudah. Hatinya jadi adem ayem liat senyum manis Rangga.

Dear Kak Rangga, Beauty makin cinta!

"Tapi ini kakak yang traktirkan?"

"Iya. Takut banget sih disuruh traktir"

"Mana tau, ngajak makan es krim cuma mau nagih utang hehe"

"Btw, tumben lo ke taman itu, lo kayaknya udah gak pernah kesana lagi kan setelah pertemuan pertama kita?" Tanya Rangga.

"Aku emang jarang kesitu lagi sih. Aku tadi kesana karena lagi ada masalah di rumah" Beauty mendadak murung setelah mengucapkan itu.

Dia kembali teringat rumahnya. Mamanya. Papanya. Dewa. Bagaimana keadaan mamanya sekarang? Apa papanya sudah pergi dari rumah mereka? Apa Dewa bisa mengatasi masalahnya?

Mengapa Beauty bisa begitu bahagia disini sedangkan Dewa sedang pusing membereskan masalah keluarga mereka disana? Ah, betapa bodohnya Beauty.

"Aku harus pulang kak" Beauty buru-buru bangkit dari duduknya lalu kembali memakai ranselnya.

"Naik apa pulang?" Pertanyaan Rangga membuat Beauty teringat, dia belum memesan ojek online. Lalu, dia harus pulang naik apa?

"Gak tau kak"

"Sama gue aja. Biar gue anter"

🍀🍀🍀

Beauty [End-Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang